enam mas

6.2K 229 4
                                    

-votmen syang
Nira - ningning

••
Nala menatap langit-langit kamarnya dengan perasaan yang berkecamuk, nala bingung saat ini nala menggantung juan dalam hubungan yang tidak pasti.

Nala kadang bersikap manis pada juan, membuat juan berharap pada nala tapi nala takut jika menerima juan lagi nala akan mendapatkan juan yang dulu.

Kadang nala merasa nala marah saat juan dekat dengan yang lain, nala merasa cemburu, jika jujur nala masih sangat mencintai juan nala sangat mengharapkan juan, karna juan lah cinta pertama nala dan juga juan lah yang membuatnya trauma karna cinta.

Saat ini nala merasa nala harus bagaimana nala sangat bimbang, antara menerima juan dan berkonsekuensi juan mengulangi kejadian yang dulu, atau tidak menerima juan nala melihat juan dengan yang lain lagi seperti dulu, itu sama-sama menyakitkan untuk nala.

Nala sudah berusaha dekat dengan laki-laki lain atau nala mencoba membuka hati untuk yang lainnya tapi itu tidak bisa mengalahkan rasa nala untuk juan, membuat nala frustasi.

Nala tinggal sendiri di sebuah rumah sewa yang terlihat sangat sederhana, nala hanya ingin mandiri dan menenangkan hati dan pikirannya yang sangat acak di dalam otaknya.

"Ahh sial kepala ku sakit." Nala menenggelamkan wajahnya ke bantal.

"Waktunya tidur." Nala pun memejamkan matanya tidak terasa nala sudah terlelap dengan nyenyak.

••
Nala mengetuk pintu ruangan juan, sembari membawa dokumen-dokumen yang ada di tangannya yang harus juan lihat.

Tidak ada jawaban sama sekali di dalam ruangan nala pun membuka pintu ruangan juan dan menerobos masuk, nala pun diam mematung setelah menutup pintu ruangan juan.

"Nala, saya bisa jelaskan." Di depannya juan sedang bercumbu dengan nira mantan istri juan wanita yang merebut juan dari nya.

"Cukup." Nala menatap juan dan nira dengan datar, juan yang akan menghampiri nala pun berhenti menatap nala dengan rasa panik.

"Cukup juan, kamu memang tidak berubah." Nala tersengum kecil menatap juan lalu kembali mendatarkan wajahnya.

Nira hanya diam dengan wajah yang malas, nira melipatkan dua tangannya di dada menatap nala yang menurut nira berdrama.

"Nala, saya mohon saya bisa jelaskan, dengarkan saya dulu." Juan akan menghampiri nala tapi suara nira menghentikan langkahnya.

"Kak nala aku dan kak juan akan kembali rujuk demi gavin." Nira menatap nala dengan malas.

"NIRA!! cukup dengan omong kosong mu!!" Juan menatap nira dengan marah rahangnya mengeras urat di leher dan di dahinya menonjol karna juan sangat marah wajahnya memerah menahan amarahnya.

"Tidak untuk kali ini nira." Nala berjalan menghampiri nira suara sepatu nala terdengar nyaring di hening nya ruangan juan.

"Sudah cukup kau membuat akar dalam hubungan ku dengan juan nira, dulu kau memilikinya, kau berhasil merebut juan dari ku, tapi kali ini, aku yang akan memiliki juan, Nira." Nala menatap tajam mata nira, nala tidak selemah itu nala tadi itu hanya shick shack shock.

"Dulu, aku terlalu lemah tidak mampu merebut miliki, sekarang aku mampu merebut milik ku kembali." Nala tersenyum lebar di hadapan wajah nira yang menatap nala dengan wajah shock nya.

"Kamu masih mencintaiku?" Nala berjalan ke arah juan mengalungkan tangannya di leher juan dengan wajah yang datar.

"Tentu saja nala." Juan menatap nala dengan dalam dengan perasaan yang senang.

Cupp mhh

Nala mencium juan dengan mesra juan pun membalasnya lalu melingkarkan tangannya di pinggang nala, nala memiringkan kepalanya memperdalam ciumannya dengan juan.

"Bajingan!!" Nira menatap itu dengan wajah yang memerah marah nira pun berjalan keluar ruangan juan dengan amarahnya yang memuncak lalu menutup pintu dengan kencang.

"Jelaskan padaku." Nala menyudahi ciuman mesra itu, lalu mengusap saliva yang ada di sekitar bibirnya.

"Tentu saja, saya akan menjelaskannya saya tidak merasa saya salah jadi saya tidak takut." Nala hanya mengangguk saja lalu mempererat lagi pelukan di leher juan.

"Aku ingin lagi, setelah ini jelaskan." Juan tersenyum lebar juan pun mengangkat nala menggendongnya seperti koala.

"Mmhh nghh" Saliva sudah membasahi dagu nala di dalam sana nala dan juan membelitkan lidahnya berperang hasrat.

Juan pun berjalan ke arah meja kerjanya tanpa melepaskan pagutannya dan mendudukan nala di meja kerjanya.

"Ahh hah hah kau terlalu serius menciumku." Nala menatap juan dengan nafas yang tidak teratur, juan ada di tengah-tengah kedua kaki nala yang memeluk pinggang juan.

"Keras." Nala tersenyum saat juan menggesekan penisnya ke belahan vaginanya.

"Tentu saja, sudah lama tidak bersama mu, aku merindukanmu." Juan kembali mencium nala dengan rakus, juan dengan tergesa-gesa membuka jasnya, nala pun juga tergesa-gesa membuka jasnya lalu kemejanya.




see you the next chapter.
drama indosiar banget co 'kumenangis~~'
gpp la yang penting besok ewe-ewe🌚

MAS DUDA•NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang