tiga mas

6.4K 274 5
                                    

-votmen syang
resapi ya sygku biar ngefeel.
soal nya aku aja waktu ngetik chap ini nangis, kayak sakit bgt gitu dapet cowo yang g beruntung.

°°
Juan membuka pintu mobilnya mempersilahkan nala keluar dari mobil, tapi nala masih diam dengan raut wajah yang marah.

Juan dengan tidak sabar pun menggendong nala seperti koala lalu menutup pintu mobilnya dengan kencang.

"Ih lepasin malu!" Nala memukul-mukul bahu juan tapi juan tidak peduli juan membawa nala ke apartemennya, banyak orang yang menatap mereka membuat nala malu tapi tidak dengan juan.

"Berisik! mau di perkosa disini?" Nala langsung diam dengan wajah yang kesal lalu menumpukan kepalanya di bahu juan, jadi juan menggendong nala seperti menggendong bayi di depan.

Juan pun memasuki lift lalu tiba di lantai apartemen nya, memasukan kode apartemen lalu juan pun masuk ke dalam dan menutupnya lagi lalu mengunci pintunya dengan fingerpin hanya juan yang bisa membuka nya.

"Diem." Juan mendudukan nala di ujung ranjang king size nya dan juan berdiri di hadapan nala juan mengeluarkan sebungkus rokok lalu mengambil sebatang nikotin itu lalu membakarnya dan menghisapnya setelah itu sebungkus rokoknya juan memasukan nya lagi ke dalam saku, juan pun menatap nala dengan kedua tangan yang ada di dalam saku sebelah kiri dan sebelah kanan.

"Kamu mau apa ke club?" Nala hanya diam menatap juan dengna wajah yang malas.

"Seterah aku lah." Nala melipatkan tangannya di dada.

"Lihat, apakah kamu pikir kamu pantas pakai pakaian seperti ini nala?" Juan menunjuk pakaian nala, yang hanya memakai kaos yang di masukan ke dalam celana levis hot pendek nya yang pahanya bahkan sangat terlihat.

"Kamu gausah sok ngelarang dan ngatur-ngatur aku!" Nala berdiri menghadap juan dan menatap juan dengan marah, juan pun mengeraskan rahangnya sembari mengampit nikotin nya di bibir.

"Apa hak kamu? dulu kamu bebas ko bolak balik ke club lalu pulang bawa cewe bahkan kalian ngewe di depan kedua mata aku!!" Air mata nala menumpuk di kelopak matanya menatap juan dengan marah dan benci.

"Bahkan dia sampai hamil darah daging kamu! kamu tau apa yang buat aku benci sama kamu? setelah cewe itu memberitahukan kamu bahwa dia hamil, di depan aku! besoknya itu hari pernikahan kita juan!!" Nala meneteskan air matanya menatap juan, juan jadi luluh.

"Dan itu sampai membatalkan pernikahan kita, kita sudah bersama selama delapan tahun pacaran juan dan hari yang aku tunggu-tunggu itu hancur gara-gara kamu! dan setelah kejadian itu aku baru tau ternyata kamu bukan tidur sama satu orang aja tapi banyak dan itu membuat aku semakin kecewa sama kamu!" Tangisan nala semakin terasa menyakitkan di telinga juan.

"Hubungan berjalan selama delapan tahun dengan laki-laki yang haus dengan belaian, aku kurang apa sama kamu? aku udah kasih semuanya sama kamu, ngewe pun aku udah sama kamu juan! tapi masih kurang kah? sampai kamu menginginkan milik orang lain, aku memberikan semuanya karna aku percaya sama kamu, dulu aku diam karna aku tidak sanggup berbicara sepatah katapun, kekecewaan ku sudah melebihi segalanya, hati aku sakit juan!!" Nala menangis di dada juan, kemeja yang juan pakai sampai basah, juan hanya diam seribu bahasa.

"Maaf." Juan memeluk nala yang masih menangis, matanya dan hidung nya memerah karna nala semakin deras menangisnya.

"Maaf? hanya maaf? setelah semuanya selesai kamu hanya meminta maaf? dulu, dulu kamu kemana aja? kamu malah milih cewe itu dan ninggalin aku begitu aja." Nala mendongak menatap juan dengan air mata yang tidak berhenti, juan menahan rasa ingin menangis juga melihat nala yang seperti saat ini.

"Karna dia sedang mengandung anak saya nala, saya hanya berusaha bertanggung jawab dengan apa yang saya lakukan." Juan mengelus rambut nala yang basah karna keringat dan air mata.

"Jika aku saat itu sedang mengandung anak mu juga, kamu mau menikahi aku juga?" Nala menatap juan dengan matanya yang memerah karna terlalu banyak menangis.

"Ssttt sudah maafkan saya, saya mohon maafkan saya, saya tidak akan mengulangi kesalahan yang kedua kalinya." Juan mengecup kening nala, rambut nala sangat basah karna keringat dan air mata jadi juan mengusapnya ke belakang.

Cup

"Hati aku masih belum bisa menerima kamu kembali." Nala memejamkan matanya karna rasa perih terlalu banyak menangis.

"Tidak apa, saya akan memperjuangkan kamu." Juan mengecup kedua pipi nala.

Cup cup

"Saya berjanji kali ini, jika saya mengulangi kesalahan saat itu, ambil saja otak dan mata saya." Juan menatap dalam mata nala.

"Agar saya tidak bisa melihat para penggoda dan tidak berpikir untuk mencari penjilat penis saya."



see you the next chapter

MAS DUDA•NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang