empat mas

5.9K 257 8
                                    

-votmen syang

••
Nala sangat tidak fokus untuk bekerja, sedari tadi terus di marahi oleh atasannya karna terlalu banyak salah dalam dokumen-dokumen penting.

"Maaf pak juan, nala terus menerus melakukan kesalahan jadi dokumen nya terlalu banyak di buang." Sekretaris juan menunduk takut ke arah juan, karna tadi juan marah soal dokumen-dokumen penting yang belum di serahkan ke juan.

"Nala?" Juan mengerutkan alis nya bingung, sang sekretaris pun mengangguk saja.

"Panggilkan nala, untuk datang keruangan saya." Sekretaris pun berpamit keluar ruangan juan, lalu memanggil atasan nala menyuruh nala untuk ke ruangan juan.

"Nala kamu di panggil pak CEO." Atasan nala menatap nala dengan malas.

"Baiklah." Nala pun bangkit tapi saat nala akan pergi hara mencekal pergelangan tangannya.

"Jangan takut ya, aku siap bantu kamu kalo kamu di pecat." Hara menatap nala dengan wajah yang sedih, nala malah menggeplak kening hara.

"Pikirannya terlalu kejauhan, huss huss." Nala terus memukul-mukul kening hara dengan pelan.

"Aduh aduh sakit ih, dahlah sana!" Hara malah mendorong pantat nala, nala hanya tertawa saja lalu pergi ke ruangan juan.

Nala pun sampai di lantai atas lantai ruangan juan berada, nala menyapa sekretaris juan lalu nala mengetuk pintu ruangan juan.

Tok tok tok

"Permisi pak." Juan pun menyaut nala menyuruh nala masuk, nala pun memasuki ruangan juan lalu menutup pintunya lagi demgan rapat.

"Kenapa pak?" Juan menghampiri nala, lalu memeluk pinggang nala dengan erat, mencium pipi nala dengan gemas nala hanya diam saja apa yang di lakukan juan.

"Gemes banget, kenapa salah terus? apa yang mengganggu pikiran kamu hm?" Juan menatap nala dengan lembut dengan senyum nya yang tidak pernah ia perlihatkan di luar sana.

"Gapapa." Nala hanya menjawab seadanya dengan wajah yang datar.

"Katanya kamu mau marahin aku, tadi denger di bawah kamu marah-marah." Juan langsung panik lalu mengeratkan pelukannya di pinggang nala.

"Ngga sayang, saya marah sama sekretaris saya." Juan mengecup hidung nala lalu tersenyum.

"Ngalus banget." Nala memutar bola matanya malas, juan malah mengecupi seluruh wajah nala, karna menurut juan menggemaskan.

"Mau es krim, coklat, atau belanja?" Juan pikir mungkin nala sedikit butuh hiburan karna masalah kemarin.

"Mau beli pesawat pribadi boleh?" Juan tertawa mendengar tutur kata nala.

"Mau berapa sayang?" Nala menaikan satu alisnya menatap juan, lalu tersenyum manis dan mengalungkan tangannya ke leher juan, juan sedikit kaget tapi setelahnya tersenyum.

"Satu, sama mobil sport nya satu." Nala sengaja melihat juan benar atau tidak membelikannya, sebelum nala bisa terima juan lagi nala ingin memoroti uang juan dulu selagi masih bisa.

"Besok ya, kamu ikut saya kita pilih-pilih, ya?" Juan tersenyum manis sampai matanya pun ikut tersenyum.

"Oke, lepas aku mau kembali kerja." Nala memegang tangan juan hendak melepaskan pelukan juan, tapi juan malah mengeratkannya semakin merapatkan dirinya dengan nala.

"Kiss dulu." Juan mendekatkan wajah nya ke arah nala, nala menatap juan dengan sayu, nala sengaja menggoda juan.

"Mau berapa kali? dan berapa lama?" Juan mengerutkan alisnya bingung.

"Satu kali tapi sebentar beri aku uang 10juta, jika satu kali tapi lama berikan aku kartu atm mu." Juan tertawa demgan kencang dengan tingkah matre nala.

Juan mengambil dompetnya di saku celana belakangnya, lalu menarik lengan nala dan menaruh dompetnya di telapak tangan nala.

"Buat kamu semua, seterah mau beli apa." Juan tersenyum, nala sedikit shock nala hanya ingin menguji juan tapi juan benar-benar memberikan nya lebih apa yang nala inginkan, apalagi dompet juan sangat tebal oleh uang cash dan kartu kredit.

Nala dulu tidak pernah meminta apapun pada juan, nala jika main atau jalan dengan juan suka bawa uang sendiri selagi bisa bayar sendiri nala bayar jika juan yang menawarkan baru nala mau, tidak pernah berani meminta seperti sekarang ke juan.

"Ini benar?" Nala menatap juan tidak percaya.

"Tentu saja sayang." Juan mengecup kilat bibir nala.

"Baiklah, tutup matamu." Juan menaikan satu alisnya menatap nala tidak percaya.

"Kamu tidak percaya?" Juan hanya menggeleng lalu menutup matanya, nala dengan perlahan menjinjitkan kakinya dan mendekatkan bibirnya ke arah bibir juan, tapi saat nala hendak mencium bibir juan pintu ruangan juan terbuka dengan tiba-tiba.

"Papah!"





see you the next chapter

MAS DUDA•NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang