Cinta Yang Sempurna

152 22 6
                                    

"Jadi di sini aku mau lurusin ya temen-temen, Jeffan sama yang sebelumnya itu gak pacaran, mereka cuma temenan"

"Oh berarti fix cowok lo sama cewek yang sebelumnya gak pacaran ya, jadi tuduhan soal lo jadi 'perusak hubungan orang' itu juga gak bener jadinya?"

"Iyalah gila aja gue jadi pho kak, kaya gak ada cowok lain aja".

"Oke-oke"

"Tapi gak tahu kalau misalnya yang sebelah ngira dia pacaran sama Jeffan tapi Jeffan bilang cuma temenan doang gak pernah ada kata jadian sama sekali".

"Podcast selama dua jam isinya cuma ngomongin gue apa gimana?".

Seorang gadis yang tengah menonton potongan podcast itu langsung menscroll video lain.

"Ck, males banget".

Merasa bosan karena sepanjang ia menscroll aplikasi toktok isinya hanya seputara pasangan yang tengah fenomenal itu lantas Irene menutup aplikasi tersebut dan menaruh ponselnya di meja.

Gadis itu tengah rebahan di sofa ruang keluarga, tidak ada kegiatan yang ia lakukan.

Nasib jadi putri tunggal dari pasangan kaya raya membuatnya jadi pengangguran.

Irene punya adik laki-laki yang kini tengah mengurus cabang perusahaan keluarganya di jepang.

Irene merupakan anak kesayangan jadi orangtua serta adiknya melarang gadis itu untuk terjun mengurus perusahaan, terutama sang papi, Irene diperbolehkan melakukan apapun yang dia suka kecuali mengurus perusahaan, mereka tidak mau Irene dipusingkan dengan urusan perusahaan, biarlah itu jadi tanggungjawab Adison sebagai ayah dan Andra sebagai anak laki-laki.

Irene dan maminya bertugas menikmati hasil kerja keras para laki-laki saja.

"Kak nanti malem ikut papi sama mami, yuk?".

"Kemana, mi?" Irene bertanya, gadis yang tadinya sedang rebahan itu pun lantas terbangun dari posisi nyamannya.

"Temen papi kamu, om Gilang ngundang kita makan malam di rumah mereka".

"Dalam rangka apa om Gilang ngundang kita ke rumahnya?" tanya gadis itu penuh selidik.

"Kamu ini banyak tanya, tinggal ikut apa susahnya sih!".

Irene mendengus sebal mendengar jawaban maminya itu.

"Emangnya ada acara di rumah om Gilang?" Irene bertanya lagi.

"Ck, terserah kamu aja lah kak mau ikut mau enggak, bawel banget kamu!" Alice berdecak sebal, kesal sendiri jadinya, putri sulungnya itu bawel sekali.

"Udah, ikut aja kak" itu Adison, menengahi perdebatan anak dan istrinya.

"Udahlah pi biarin aja kalau Irene gak mau ikut, jangan dipaksa, mungkin dia masih mau galauin si artis dari orok itu" Alice menimpali.

"Mami apaan sih!" Irene jadi ikut kesal padahal dia niatnya mau membuat perempuan yang malahirkanya itu kesal sekarang justru malah sebaliknya, benar-benar karma instan.

Adison tertawa sambil geleng-geleng kepala melihat perdebatan yang tersaji di depannya itu

"Udah Mi, Rene, jangan ribut terus" Adi lagi-lagi menengahi.

Dua wanita kesayangan Adi itupun lantas tidak melanjutkan perdebatan mereka.

"Jadi gini, anaknya om Gilang yang cowok itu kemarin baru pulang dari london, makanya kita diundang makan malam" Adison memberitahu.

"Kamu inget gak sama anaknya om gilang, waktu kecil kalian sering main bareng, sama siapa itu satu lagi papi lupa namanya?" tanya Adison kepada sang istri.

HUNRENE COLLECTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang