Pagi hari sekitar jam delapan pasangan suami istri itu masih belum membuka mata, maklum semalam mereka habis lembur sampai dini hari.
Keduanya tidur dengan posisi berpelukan, Sehun mendekap Irene yang menjadikan tangan lelaki itu sebagai bantal tidur.
"Tumben belum pada bangun" Gina yang tak lain adalah asisten Sehun bermonolog.
Gina merasa heran dengan keadaan rumah bos nya itu, lampu-lampu masih menyala, gorden-gorden masih tertutup dan gerbang utama masih terkunci, biasanya tidak pernah seperti ini, Irene rajin bangun pagi berbenah rumah.
Pagi ini Gina datang membawakan sarapan untuk Sehun dan Irene karena tadi malam sebelum pulang dari acara birthday party Irene Sehun memintanya besok pagi untuk datang membawa sarapan untuknya dan juga sang istri.
Gina masuk ke dalam rumah, dia memang memegang kunci pintu utama serta kunci gerbang, Sehun dan Irene sudah sangat mempercayakan semuanya kepada Gina termasuk hubungan antara Irene dan Sehun, hanya Gina yang tahu kalau mereka tidur terpisah.
Gina menaruh jinjingan kresek yang ia bawa di meja depan tv, kemudian Gina membuka gorden-gorden rumah mewah tersebut setelah selesai Gina langsung berjalan ke arah kamar Sehun, berniat untuk membuka gorden kamar lelaki itu, Gina memang sudah terbiasa keluar masuk kamar Sehun bahkan ketika Sehun sedang tidur.
Dengan hati-hati Gina membuka pintu kamar bos nya itu supaya tidak membangunkan gerangan, baru satu langkah kaki Gina masuk langkah gadis itu terhenti saat melihat pemandangan ketika memasuki kamar Sehun.
Di sana, tepatnya di tempat tidur Gina melihat Sehun dan Irene tengah tertidur, Gina terdiam sebentar, pemandangan tidak biasa, ini kali pertama Gina melihat pasangan suami istri itu tidur dalam satu ranjang, dengan posisi sangat intim pula, benar-benar tidak biasa, Oh jangan lupakan pakaian-pakain yang berserakan, tanpa bertanya pun Gina tahu apa yang sudah terjadi.
Gina mundur perlahan, dia tutup kembali pintu kamar majikannya lalu menjauh dari sana, Gina takut mengganggu, dan sepertinya mulai sekarang Gina tidak bisa lagi keluar masuk kamar Sehun seperti biasanya.
Kendati demikian Gina senang dengan kemajuan hubungan mereka, Gina berharap semoga rumahtangga Irene dan Sehun selalu baik-baik saja, mereka sudah Gina anggap seperti kakak sendiri.
Gina mengambil kantong kresek yang ia taruh di meja barusan lalu berjalan ke dapur, sarapan Irene dan Sehun tidak ribet, cukup telor rebus dua butir dan susu kedelai rendah gula juga cukup.
Setelah selesai menaruh sarapan di meja kemudian menutupnya Gina kembali ke ruang tengah dan duduk di sofa menunggu Sehun bangun, jam 10 nanti Sehun ada syuting untuk ftv.
***
Sekitar jam setengah sembilan barulah Sehun membuka mata, pemandangan pertama kali yang ia lihat adalah wajah Irene yang sedang tidur dengan tenang.
Sehun tersenyum, cukup lama ia pandangi wajah cantik sang istri, setelah puas barulah Sehun beranjak, menarik pelan tangannya yang Irene jadikan bantal semalaman, Sehun bergerak dengan sangat pelan takut membangunkan istrinya.
Cup.
Sehun kecup kening Irene seklias sebelum akhirnya Sehun turun dari tempat tidur, memakai kembali boxer nya Sehun memungut pakaian miliknya dan Irene yang tadi malam ia lempar sembarang dan menaruhnya di tempat baju kotor.
Tadinya Sehun ingin bermalas-malasan, pacaran dengan Irene namun ada pekerjaan yang tidak bisa Sehun tinggalkan, kalau Sehun tidak bekerja darimana Sehun mendapatkan uang.