☄️ DELAPAN BELAS ☄️

1.6K 190 13
                                    

"Murid baru?"        Suara yang teralun lembut di telinganya membuat jiwa Alrik terhenyak hebat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Murid baru?"
      
Suara yang teralun lembut di telinganya membuat jiwa Alrik terhenyak hebat. Matanya kini beralih menatap name tag di seragam lawan bicaranya.

Talitha Senjana.

Nama itu terukir indah di benda akrilik bening persegi panjang. Membuat Alrik merasa semua ini bukanlah hal yang nyata.
      
"Kenapa kau diam? Kenapa dengan tatapanmu? Kau membuatku takut." Gadis itu kembali bersuara. Mencoba menyadarkan Alrik dari lamunannya. Namun, usahanya tak membuahkan hasil.
      
Keterdiaman Alrik menarik atensi Sera. Gadis yang jiwanya sempat terlempar ke tubuh tokoh utama wanita di novelnya sendiri itu mengerutkan keningnya bingung.
      
Hal apa yang membuat Alrik terbungkam sedemikian rupa ini?
      
Sedetik berikutnya Sera ikut menatap objek yang Alrik tatap dari balik tubuh tegap sang anak. Mata Sera hampir melotot melihat lawan bicara Alrik. Bagaimana bisa gadis ini...
      
"Aku tahu aku membuat dosa besar saat terakhir kali kita bertemu. Tapi apa harus kau muncul disaat seperti ini Thalita?"
      
Dosa besar apa? Sera mulai menatap Alrik dengan tatapan horornya.
      
"Ada apa denganmu? Aneh sekali. Kau ingin ke ruang kesiswaan kan? Ikut aku." Siswi itu terlihat sekali tak nyaman dengan tatapan sendu yang terlayang dari mata sipit Alrik yang tajam.
      
Talitha, gadis itu berjalan lebih dulu. Niatnya hendak memimpin jalan menuju ruang kesiswaan.
      
"Pertemuan pertama, kedua, ketiga, keempat, bahkan pertemuan kita yang mungkin akan berlanjut seterusnya akan selalu kusayangkan."
      
"Mari... Jangan bertemu lagi. Semoga hubungan kita tetap sama."
      
"Sebagai apa?" Tanya Alrik dengan tatapan kosong.
      
"Pasangan suami istri yang sudah bercerai dalam sebuah drama?"
      
Pertikaian mereka yang seharusnya saat itu masih bisa Alrik hindari, kembali terputar mulus di otaknya. Membuatnya termangu cukup lama. Sampai akhirnya dirinya tersadar berkat sentuhan tangan lembut Sera di pergelangan tangannya.
      
"Apa kabar Talitha Senjana? Aku merindukanmu. Sangat."
      
Namun, langkah Talitha harus terhenti paksa saat suara Alrik terdengar sangat sendu di telinganya. Gadis itu memutar langkahnya. Menatap senyum dan tatapan sendu pria asing yang terlayang padanya.
      
Biarpun sosok itu asing, namun rasanya mampu menggertak sedikit hatinya yang sudah lama membeku. Ada apa dengan dirinya? Ini tidak seperti biasanya. Reaksi dirinya maksudnya.
      
Alrik semakin mengembangkan senyumnya. Menarik Sera lembut mendekati Talitha yang masih terbengong di pijakannya. Wajah cantik yang sempat Sera irikan itu, tampak terlihat sangat kebingungan.
      
"Aku harap kau baik-baik saja."
      
Baik-baik saja apanya? Disaat dia dihadapkan dengan sosok asik yang terlihat sangat sok kenal dengannya? Bagaimana bisa.
      
"Jadi ke ruang kesiswaan atau tidak? Jika tidak lupakan saja. Tugasku masih sangat menumpuk di ruang OSIS."
      
Alrik tersenyum, sampai menapakkan tatanan giginya yang kelewat rapih. "Kau Anggota OSIS? Bagaimana bisa? Padahal di sana kau sangat tidak cocok dengan peran itu. Lucu sekali."
      
Kekehan lawan bicaranya semakin membuat Talitha terusik. Alrik sangat membuatnya penasaran.

Not A World To Live In Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang