BAB 15. TANGGUNG JAWAB

1.7K 53 0
                                    

"Baby, my—ah! Mama!" Jordan terperanjat saat nyanyian terputus di saat mendapati kehadiran mahkluk lain di atas ranjang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Baby, my—ah! Mama!" Jordan terperanjat saat nyanyian terputus di saat mendapati kehadiran mahkluk lain di atas ranjang.

Olin menatap tajam ke arah Jordan, putra bungsu yang dibesarkan dengan penuh cinta. Nyatanya di luar apa yang Olin pikiran, Jordan yang hanya memakai handuk di pinggang panik meraih kimono tidurnya memakai cepat menutupi tubuh atletisnya dengan sixpack menggoda di perutnya.

"Sejak kapan Mama ada di dalam kamar Jo?" tanya Jordan melangkah mendekati ranjang.

"Sejak berita aneh terdengar di telinga Mama. Mama langsung ke sini," jawab Olin, "paling nggak masuk akal lagi. Katanya kedua putri kembar si Dita anaknya kamu, Jo. Masa putra Mama yang paling nyeleneh ini bisa bikin anak."

Alis tebal Jordan saling bertautan, wong Jordan punya burung pasti bisa lah buat anak. Sayangnya di pandangan seorang ibu. Putra mereka selalu jadi anak baik, meskipun si anak bajingan setengah mampus.

Jordan menggaruk leher belakangnya. "It—itu, beritanya bener kok, Ma. Jo tadinya berencana malem ini mau ke rumah, ngejelasin ke Mama dan Papa. Tapi, keknya Mama udah tau duluan."

Pupil mata Olin membesar, ia bangkit dari posisi duduknya. Sebelum tangannya bergerak memukul-mukul bahu Jordan, pemuda gagah itu mengaduh. Aksi kejar-kejaran tidak bisa dihindarkan, dari dalam kamar Jordan berlari ke arah ruang tamu.

"Sakit, Ma! Jangan gini dong, Ma. Mama dengerin dulu penjelasan Jo." Jordan bergerak berlarian mengitari sofa, ibunya masih mengejarnya dengan tangan kanan terangkat tinggi ke atas.

Napas Olin memburu, sudah berumur ini membuat Olin tidak bisa melakukan aktivitas terlalu banyak menguras tenaga.

"Nah! Nah, Mama 'kan jadi kehabisan napas. Duduk dulu, Jo akan jelasin semuanya sama Mama. Jangan marah dulu, ok!" Jordan membujuk sang ibu.

Olin mendesah berat, ia merasa pinggangnya nyeri. Perlahan memilih duduk di sofa, sementara sang putra bergerak ke arah kitchen set meraih gelas. Jordan kembali bergerak membuka kulkas, meraih botol air. Mengisi gelas dengan air dingin, botok air kembali diletakkan ke rak kulkas.

Jordan menutup pintu kulkas melangkah mendekati sofa, diletakkan segelas air dingin ke atas meja. Jordan lebih memilih duduk sedikit menjauh dari sang ibu, takut-takut tangan ibunya kembali melayang. Jangan salah, tua-tua begini tenaga ibunya jika sudah memukul cukup keras, membuat Jordan meringis.

"Diminum dulu, Ma," tutur Jordan.

Olin mengeleng. "Jadi itu bener anaknya kamu?"

Kepala Jordan mengangguk, dan berkata, "Iya, Ma. Si kembar anak Jo dan Dita, sungguh Jo nggak tau kalo mereka berdua anak Jo. Sebab kejadiannya saat lulus SMA, Jo nggak ingat karena mabuk. Jo tau aja baru-baru ini, sebagai seorang lelaki yang jantan. Jo harus bertanggung jawab, menikahi Dita. Menjadi Ayah yang hebat di mata si kembar."

Anak Kembar sang Presdir Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang