Chapter 6

9.5K 519 5
                                    

Penguntit?

 
  Aku mengalihkan pandangan ku kala tatapan mata kami secara tidak sengaja berjumpa, aku mencoba untuk fokus pada kue-kue lucu ini.

Memakannya dengan perlahan seraya mendengarkan kata sambutan dari novando.

Tidak mungkin dia inget aku kan? Tadi tatapan matanya kenapa setajam silet? Dia tidak mungkin masih punya niat membunuhku kan? Pikiran negatif tiba-tiba hinggap dikepala ku.

Menarik napas pelan, mencoba mengusir pikiran negatif. Saat hendak kembali memakan kue, ternyata kuenya sudah habis. Aish gara-gara pemikiran negatif itu perutku masih lapar.

" Kenapa yar? " Usapan diatas kepalaku membuatku mengangkat pandangan ku kearahnya.

" Ngga papa ka " ujar ku seraya tersenyum paksa.

Aku menghela napas pelan, aku lapar. Kalo aku berdiri sekarang pasti akan menarik banyak perhatian.

Aku berharap ka kirana segera menghampiri ku untuk mengajakku pulang.

" Alodie? " Aku menegang ketika mendengar suara itu.

Aku mendongakkan kepalaku " alodie right? " Ucapnya dengan wajar datar.

" Bu--bukan, kayaknya salah orang " aku tidak berani menatap wajahnya apalagi matanya.

Mengalihkan pandanganku kearah ka ferrel, dari raut muka ka ferrel seolah-olah bertanya kamu kenal?, aku hanya menatapnya.

" Alodie Yara Audric " aduh, kenapa dia malah menyebut nama lengkap ku sih? Lihat sekarang pandangan semua orang sedang mengarah ke mejaku. " Saya tahu itu kamu " lanjutnya.

Kalo udah tau kenapa nanya Bambang, aku mencoba memberanikan diri menatap wajahnya. Memasang wajah pura-pura bingung.

" Siapa? " Aku memiringkan kepalaku seolah menunjukkan bahwa aku sedang bingung.

" Novando Anderson, orang yang kamu suka" aku membulatkan mata seketika, gila bagaimana bisa dia mengucapkan hal itu dengan wajah datarnya.

Aish kalo terus berbicara disini aku yakin dia pasti akan tambah membuat ku malu, aku berdiri menarik tangan nova lalu berjalan keluar dari tempat acara.

Menemukan lorong yang sepi aku langsung melepaskan tangannya " kenapa kamu ngomong kaya gitu sih? Kamu kan udah tau faktanya! " Aku menatap kesal kearahnya.

" Fakta? " Masih memasang raut datar.

" Iya fakta, fakta kalo aku cuma taruhan dan nggak bener-beber suka sama kamu " aku menunjuk jari telunjuk kearahnya.

Dia mengangkat tangan kanannya lalu menggenggam jari telunjukku dan menurunkannya " oh " ujarnya.

Aku menatap tak percaya kearahnya, wah dia sungguh membuatku kesal. Rasa takut yang tadi hinggap hilang seketika.

Aku menarik jari telunjuk " oh " aku terkekeh kesal " kamu tahu? Apa yang kamu bilang waktu di dalam itu, bisa bikin orang mengira aku benar-benar suka kamu! " Percuma aku bilang seperti itu jikalau responnya hanya datar, aku seperti sedang berbicara dengan tembok saja.

" Udahlah percuma ngomong sama kamu, cuma bikin darah tinggi " aku membalikkan badan dan hendak pergi, tetapi tidak jadi karena dia menahan tangan kananku.

" Apa lagi? " Aku membalikkan badan kearahnya dan berujar dengan nada kesal.

Dia dengan raut datarnya berucap " kenapa kamu tambah jelek? " Ujarnya.

Aku menatap tak percaya kearahnya, wah bagaimana mungkin aku dibilang jelek? Semua anggota keluarga bahkan setiap orang yang melihatku secara langsung selalu bilang bahwa aku cantik.

" AKU? JELEK? " Aku mendengus kasar seraya memasang wajar seolah siap bertengkar " kayaknya penglihatan kamu bermasalah deh. Aku saranin segera periksa sebelum terlambat " membalikkan badan dan melangkah menjauhi nya.

Aku berhenti berjalan, tanpa menatap kearahnya aku berucap" KAMU PIKIR KAMU GANTENG HAH? KAMU JELEK MIRIP SOANG " aku lanjut berjalan seraya menghentakkan-hentakan kaki dilantai.

Ketika aku sudah merasa lumayan jauh, aku membuka tasku dan langsung mengeluarkan ponsel, aku akan mengabari ka kirana.

My sister

Ka aku pulang duluan

Aku pulang naik taksi

Memasukan kembali ponsel ku sesudah memesan taksi dari aplikasi dan kemudian aku kembali berjalan keluar dari hotel. Menunggu sebentar.

Dan ketika taksi sudah ada aku bergegas naik.

                                   🌷

  Sesuai dugaan ku, setelah nova berbicara seperti itu. semalam ponselku terus berdering, aku terus di cerca pertanyaan di mulai dari keluargaku, followersku bahkan para pelayan dimansion.

Mereka bertanya apakah itu benar? Aku rasanya ingin menjawab, bahwa itu tidak benar. Aku melakukan itu karena taruhan!

Tapi aku tidak berani, jika aku menjawab seperti itu, pasti aku akan di pandang buruk oleh mereka.

Aku lebih memilih tidak menjawab pertanyaan itu. Maka disinilah aku, mengurung diri dikamar.

Mematikan ponselku, berharap dengan cara seperti ini mereka akan lupa dengan sendirinya.

Ini semua karena nova, kenapa sekarang mulut Nova jadi lemes?. Di novel tak tertulis seperti itu, sekarang aku tidak bisa berpatokan dari novel.

Menghela napas pelan, sungguh seperti kehidupan tenangku akan segera hilang. Semoga kemarin adalah pertemuan terakhirku dengan Nova.

Aku tidak mau bertemu dengannya lagi, walaupun aku sudah tidak takut dengannya.

Tok tok

" Non, ini ada paket buat non " paket? Kayaknya paket yang aku pesen kemarin udah datang semua, terus ini siapa yang mesen.

Bangun dan berjalan dengan pertanyaan yang masih berseliweran dipikirkan ku.

Clek

Aku membuka pintu " dari siapa bi? " Menerima paket itu.

" Nggak tau non, tadi kurirnya ngomong buat non. Terus waktu bibi tanya dari siapa? Dia ngomongnya nggak tau " aku menganggukkan kepala dan berujar terima kasih dan langsung menutup pintu kamarku.

Membolak-balik paket dan melihat dengan teliti, siapa tahu ada nama si pengirimnya. Tapi ternyata tidak ada.

Ku putuskan untuk membuka paketnya, aku menarik pita yang ada di atas kotaknya dan mengangkat penutup kotak dan wah, apa ini? Dan bagaimana bisa? Paketnya berisi jam tangan, dan jam tangan ini merupakan jam tangan yang Minggu lalu aku inginkan.

Minggu kemarin aku hendak membelinya , aku hampir datangi semua mall yang ada di kota ini. Namun semuanya sold out dan ketika aku mencarinya di web pun sama hasilnya, sold out.

Aku menyerah, akan aku coba di Minggu selanjutnya yaitu minggu ini tapi, apa ini? kenapa bisa ada yang mengirimkan ini kepadaku? Dia seolah tau apa yang aku inginkan?

Wah, apakah ada yang menguntit ku? Bulu kudukku naik ketika memikirkan kemungkinan hal itu. Atau ka kirana yang memberikan ini?, Tapi diakan tidak tahu kalo aku ingin jam ini?.

Aduh bagaimana ini? Dibuang atau disimpan? Kalo di buang belum tentu aku bisa mendapatkannya, dan juga harga jam ini mahal. Kalo aku ambil ini aku takut ada kamera tersembunyinya, hehe sepertinya aku kebanyakan menonton film tentang stalker.

Oke, aku akan meminta tolong ka kenzo untuk memeriksanya. Semoga tidak ada kamera tersembunyi dan semoga ini hadiah dari followers ku. Aku akan foto jam ini dan menguploadnya di story i-star.

Semoga dengan itu si pengirim bisa melihat dan mengirimkan DM, lalu aku akan mengucapkan terimakasih. kalo hal itu benar aku juga bisa tenang.

                               🦋🦋🦋



Becomes the second antagonistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang