Chapter 29

1.9K 160 4
                                    

"Nova, sampai kapan kamu mau meluk aku? badan aku jadi kaku gara-gara kamu peluk terus" sekarang aku sudah berada kembali ke mansion.

Nova sedari tiba di mansion dia selalu mengikuti kemana pun aku pergi-- bahkan dia hampir masuk ke dalam kamar mandi ketika aku hendak membuang air kecil.

Aku memarahi habis-habisan yang dia balas kekehan tak bersalahnya.

Sekarang aku dan nova sedang berada di kamarku, pintu sengaja tak ku tutup. jika sewaktu-waktu nova berbuat hal yang aneh-aneh aku bisa langsung lari keluar.

Dan yang membuatku aneh adalah-- kenapa para pekerja di mansion ini seperti sangat menghormati nova? padahalkan nova baru dua kali datang ke mansion ini.

Nova sedari tadi terus memelukku erat dia menjadikan aku sebagai gulingnya.

"Nova aku ke kamar buat tidur bukan buat jadi guling kamu, LEPASIN NOVA" aku berteriak tepat di telinga nova.

Berhasil, nova melepaskan pelukannya-- dia mengusap-usap telinganya, yang sepertinya sedang berdengung. rasain. lagian waktu aku ngomong baik-baik dia nggak ngegubris apa yang aku omongin-- giliran aku teriak aja dia langsung lepasin. seperti Nova punya gangguan telinga.

"Rasain, emang enak" aku terkekeh pelan, membalikkan badan membelakangi nova. aku memeluk guling dengan erat-- aku bersiap untuk memejamkan mata.

Mata ku tak jadi terpejam karena nova sekarang sedang mencium pipiku dengan bertubi-tubi.

"Cukup nova, jangan cium-cium aku lagi-- nanti mukaku jadi bau jigong kamu" aku mendorong Nova menjauh dari wajahku kemudian dengan cepat mengelap bekas ciuman nova.

Aku bangun dari tidurku dan menatap serius kearah nova "nova, kamu nggak pernah ngerasa bersalah kah sama aku?" aku memandang serius kearahnya.

"Ngerasa bersalah? nggak tuh, kenapa? apakah aku buat kesalahan yang aku nggak tahu sama kamu? kalo ada aku minta maaf" nova ikut bangun dari tidurnya, awalnya dia terlihat bingung namun setelah mengucapkan kalimat terakhir dia tiba-tiba panik.

"Ada, kamu nggak inget apa yang kamu lakuin sama aku waktu di sma hah?" aku turun dari ranjang lalu menatap marah kepada nova.

"Kamu bilang, kamu nggak berbuat salah sama aku? segitu mudahnya kamu lupain kesalahan kamu dan nganggep seolah-olah itu bukan kamu yang salah-- oke ini memang kesalahan aku juga, aku dulu terlalu naif bersikap seolah-olah aku adalah pahlawan. aku juga salah karena jadiin kamu bahan taruhan-- tapi aku lakuin itu, untuk bantuin kamu, supaya kamu bisa menjauh dari sahabat kamu dan clara" air mataku mengalir ketika mengingat apa yang nova lakukan kepada alodie.

"Kalau kamu dulu nggak suka aku deketin, ya kamu tinggal bilang nova-- dengan cara yang baik-baik, padahal kalau aku ingat-ingat aku nggak pernah terlalu gangguin kamu di sekolah-- aku cuma gangguin kamu waktu kamu lagi sama clara aja, itupun aku lakuin biar kamu nggak punya perasaan yang lebih dalam untuk clara. ternyata niat aku malah jadi boomerang buat aku sendiri. dan aku nyesel karena sempet berpikir buat nyelamatin kamu dulu" aku mengusap air mata ku dengan kasar, nova terdiam.

"Kamu, kamu bahkan selalu natap hina kearah ku, mungkin dulu kamu nggak tahu tentang niat aku yang berusaha nolong kamu. tapi nggak seharusnya kamu liat orang dengan cara begitu. dan yang paling aku kesalin dari kamu adalah ketika kamu dengan seenak jidatnya nuduh aku ngebully clara-- kamu bahkan nggak punya bukti tapi dengan entengnya kamu nuduh aku. dan bahkan gara-gara tuduhan kamu aku hampir di bully sama murid-murid di sekolah. dan sekarang apa? ketika aku udah jauhin kamu-- malah kamu yang ngejar-ngejar aku. kamu maunya apa sih? aku selama ini udah coba nahan ini, aku coba menerima kelakuan kamu yang sok dekat sama aku" nova menatap ku dengan raut wajah yang kaku.

"Kamu bahkan cium aku dengan seenak jidatnya kamu, aku marah tapi cuma sebentar-- karena kamu udah nolongin aku. aku juga udah berusaha buat berdamai sama masalalu, aku juga udah berusaha banget buat nggak memperlakukan kamu secara kasar tapi nggak bisa, bayang ketika kamu menatap remeh sama aku, slalu terlintas di kepalaku-- waktu aku ketemu kamu. dan kamu bahkan sampai sekarang nggak pernah minta maaf, kamu seolah-olah melupakan hal buruk yang kamu lakuin" aku tersenyum miris.

"Jadi aku mohon banget sama kamu, tolong cukup sampai disini aja ya. aku benar-benar udah nggak bisa pura-pura ngelupain masalalu kita-- aku berharap kamu ngerti dan juga aku harap kamu berhenti mengatur hidup aku. silahkan kamu pergi dan aku mohon jangan pernah menginjakkan kaki di mansion ini lagi. sebelumnya aku mau ngucapin terimakasih atas pertolongan kamu" aku menghapus air mataku lalu melangkah keluar dari kamarku.

Aku berjalan kearah dapur, aku merasa haus setelah mengeluarkan semua unek-unek yang selama ini aku pendam. sifat labil ku saat bersama nova muncul karena rasa ragu ku. pertama jika aku bersikap penurut berarti aku sempat berpikir untuk memaafkan nova, yang kedua jika aku bertindak kasar pada nova berarti kilasan memori buruk tentang nova muncul.

Makanya sifat ku labil ketika bersama nova, kadang baik dan menurut. kadang memberontak dan memukul.

Aku membuka pintu kulkas dan mengambil botol air putih, aku minum langsung dari botolnya. Ini sungguh dingin dan aku suka ini.

Terdengar langkah kaki yang sedang menuruni tangga dengan tergesa-gesa, aku mengabaikan dan lebih memilih meminum air putih dingin lagi.

Nova menghampiri ku dengan napas yang memburu, aku mengalihkan pandangan enggan menatap kearahnya.

Nova meraih botol dari genggamanku-- aku langsung melihat kearahnya. Nova langsung meminumnya hingga habis. dia meremukan botol itu dengan tangan berototnya. botol remuk seketika. ternyata benar, dia punya gangguan jiwa-- botol saja jadi pelampiasan amarahnya.

Aku mengalihkan lagi pandangan ku kearah para pelayan yang sedang memasak, tangan mereka sangat terlihat terampil. aku menatap takjub ketika mereka memotong sayuran dengan cepat dan bentuknya tetap bagus.

Nova meraih daguku, menarik dan mengarahkan wajahku kearah wajahnya. wajahnya memerah, sorot matanya menajam, rahangnya mengeras dan urat-urat di ototnya muncul karena dia mengepalkan tangan satunya.

Nova seperti akan berubah wujud. keadaan hening seketika-- para pelayang yang seharusnya menyelesaikan masakannya, malah meninggalkan dapur dan meninggalkan masakan mereka yang belum siap.

Kenapa para pelayan kabur? apa karena aura orang di depanku ini?

Aku memukul tangannya yang masih memegang daguku "lepasin" aku berdiri dan menatap tajam kearah nova. aku sungguh sudah merasa jengah.

"Kamu mau apa lagi? kan tadi aku udah jelasin semuanya sama kamu. Jadi aku mohon kamu ngerti ya-- aku benar-benar udah nggak mau ketemu kamu lagi" aku berhasil melepaskan tangan nova dari daguku. aku tersenyum menatap kearah nova, itung-itung ini senyum perpisahan.

"Maaf, maafin aku ra" nova menundukkan kepalanya.









Hai readers, maaf aku baru sempet up.

Aku mohon maaf, karena mulai sekarang aku cuma bisa up seminggu 2 chapter.

Maaf ya readers 🙏


Becomes the second antagonistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang