Aku sekarang sedang berada di taman belakang mansion bersama liliana dan riana.
Mereka berdua datang sekitar jam tiga sore, entah mereka dapat info dari mana? soal aku yang sempat masuk rumah sakit-- begitu mereka melihat aku, mereka langsung memborbardir ku dengan berbagai pertanyaan.
Aku menjawab satu persatu pertanyaan mereka berdua, mereka yang keinginan tahunya sudah terjawab pun-- langsung membawa ku ke taman belakang mansion.
Di sepanjang jalan mereka berdua berkata 'nggak akan aku biarin kamu makan-makanan pedes lagi' dan terus berulang kali, sampai aku yang mendengarnya pun hanya menganggukkan kepala pasrah.
Aku juga memberi tahu tentang kejadian Nova yang meminta maaf padaku-- dan juga alasan kenapa nova memperlakukan aku dengan buruk waktu sma.
Dan tanggapan sama seperti ku-- tidak percaya. mereka berdua juga sama ragu seperti aku.
Aku sekarang tak tahu harus bagaimana ketika berhadapan dengan nova nanti, haruskah aku memanfaatkan nova? aku sungguh bingung-- padahal bukan aku yang di perlakukan buruk.
Alodie datanglah ke mimpi ku nanti malam, aku benar-benar ingin tahu segalanya tentang kamu, dan aku juga ingin bertanya apakah kamu sudah memaafkan nova? dan apakah ada cara untuk kembali ke dunia asliku?
Aku sebenarnya tidak mau kembali pada dunia asliku-- tapi jika alodie ingin mengambil alih tubuh ini, aku akan dengan ikhlas memberikannya.
Aku sudah cukup puas hidup di tubuh alodie walaupun hanya beberapa tahun. aku harap jika kamu ingin kembali-- aku harap kamu bisa mengabari aku terlebih dahulu.
"Jangan bengong ra, kamu kenapa perutnya masih sakit?" riana menatap khawatir kepadaku begitupun dengan liliana.
"Kamu udah minum obat belum siang ini?" liliana menatap kearahku dengan wajah serius.
"Belum, tapi aku uda--" ucapan ku terpotong karena dengan langkah cepat liliana masuk kembali kedalam mansion. aku yakin dia akan mengambil obat ku.
"Liliana aku udah nggak papa, nggak usah ambil obat li" walaupun aku berucap dengan nada yang keras-- liliana tak mendengar ucapan ku, karena dia telah masuk kedalam mansion.
"Walaupun perut kamu udah nggak sakit-- kamu tetap harus minum obat sampai kamu benar-benar sembuh" riana menatap serius kearahku.
Posisiku duduk.
Riana
Aku
Liliana
"Tapi aku benar-benar nggak papa na" aku mengerucutkan bibirku kedepan.
"Oh iya, aku mau nanya boleh?" aku tiba-tiba teringat tentang kejadian kemarin. Riana menganggukkan kepala menatap penasaran kearahku.
"Emm, kamu lagi suka sama Lucas ya?" aku menatap riana ragu-ragu, riana terdiam sejenak-- lalu kemudian dengan tiba-tiba riana tertawa dengan keras.
Aku menatap heran kearahnya "na, kamu sehat kan?" ucapku memasang wajah takut. apakah riana sedang di rasuki?
Riana meraup wajahku "ya sehatlah, dan aku nggak suka sama lucas-- lucas itu sepupu dari pihak papa aku. kaka papa aku itu papanya lucas. ngerti? lagian kayak nggak ada cowok lain aja heran-- ngapain juga aku suka sama spesies kaya dia" dengan sisa tawanya di menjawab pertanyaanku.
"Kenapa kamu bisa mikir aku suka sama lucas?" dia menopang dagunya seraya menatap kearah ku.
"Tingkah kamu kemarin aneh banget, kaya cari perhatian gitu sama lucas, terus kalian juga keliatanya kayak udah akrab banget-- jadi aku ngerasa wah mungkin riana suka sama Lucas, eh nggak cuma aku aja yang mikirnya begitu. liliana juga mikir gitu kok" riana kembali mengeluarkan tawanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Becomes the second antagonist
FantasyBagaimana jadi jika seorang gadis memasuki novel yang belum selesai ia baca? Bisakah dia menghadapi konflik yang terjadi di dalam novel tersebut? Cover from pinterest