06 𝖒𝖎𝖘𝖎 𝖕𝖊𝖒𝖇𝖚𝖓𝖚𝖍𝖆𝖓

39 18 12
                                    

Pagi buta pada pukul 06.21, Athlas sudah berdiri mematung di balkon rumah. Hanya melamun dengan perasaan yang masih dongkol. Ia masih sedikit kesal dengan perdebatan tadi malam.

Theodor yang baru saja keluar dari ruangannya, dapat langsung melihat kehadiran Athlas yang sedang berdiri di balkon. Ia menyungging senyumnya dan berniat untuk menghampiri saudaranya.

"Bagaimana tadi malam? Apa perdebatan nya menyenangkan? Siapa yang menang? " ucap Theodor penuh tanya

Lelaki itu berdiri disamping Athlas sekarang. Helaan nafas dapat Theodor dengar dari mulut Athlas.

"Sesulit itu kah membuat Zavier sadar diri dengan kelakuannya? Aku sempat memaki nya tadi malam. Kukira dia akan sadar.. Sayangnya, hanya kekehan yang keluar dari mulutnya" gumam Athlas dengan wajah datar juga nada kecewa

"Mau bagaimana lagi? Bukankah itu sudah menjadi karakter nya? Lagi pula jika tanpa kita, dia bisa apa?" balas Theodor dengan tenang

"Anggaplah Zavier seperti sedang menjadikan dirimu sebagai super hero, ia slalu membutuhkan kekuatan mu karena dia tidak bisa melakukan segalanya hanya dengan seorang diri saja"

"Jika kau hanya meluapkan amarahmu dengan perdebatan.. Itu tidak ada gunanya"

Athlas bungkam setelah mendengar ucapan Theodor. Hal itu nyata, ia baru menyadari bahwa perdebatan malam tadi hanya menghasilkan emosi yang tak kunjung mereda pada dirinya.

"Hentikan renungan mu.. Anggap rencana hari ini untuk keuntungan kita bersama, karena jika anak itu dibiarkan hidup, masalah besar akan datang tanpa diundang" ucap Theodor seraya menepuk pundak Athlas dan pergi berlalu

Paginya setelah mereka sampai disekolah. Sebelum masuk kelas, Theodor menyuruh Athlas dan Zavier untuk pergi terlebih dahulu, sedangkan dirinya pergi untuk mengetahui kondisi kelas dari seseorang yang telah menjadi targetnya hari ini.

Kelas 3-3, dapat Theodor lihat jika seisi kelas itu di penuhi oleh anak-anak yang berisik dan juga nakal. Rasanya malas bagi Theodor untuk masuk kedalam sana. Untungnya ada salah satu anak yang baru datang, dan berhasil Theodor hadang sejenak.

"Aku ingin kau tunjukkan mana anak yang bernama, Han" ucap Theodor seraya merangkul anak itu

"Maksudmu, Han Reizo? " tanya anak itu

Theodor menghela nafasnya kasar, "tunjukkan saja mana orang yang kau sebut itu" pinta Theodor dengan wajah datar

Anak itu menunjuk salah satu kumpulan para lelaki yang melingkar dibarisan paling belakang, "dia menghadap kemari, memakai seragam tanpa dikancing juga kalung yang melingkar di lehernya"

Sebuah senyuman muncul dari sudut bibir Theodor.

Jadi di sini dia berlagak seolah pemberani? Chh.. Baik, akan aku buat kau ketakutan hari ini

Batin Theodor yang kemudian pergi meninggalkan anak tadi dan mulai berjalan menuju kelasnya.

"Hey.. Apa perlu aku panggilkan orang itu untukmu? " tawar lelaki yang Theodor hadang tadi

Tanpa menatap nya, Theodor hanya melambaikan tangan seraya berucap "tidak perlu.. Aku hanya sekedar ingin tahu saja"

Sampai dikelas masih dengan senyumnya yang terlihat, Theodor duduk dengan Athlas yang menatapnya.

"Apa yang lucu? " tanya Zavier setelah menyadari bahwa Theodor baru saja sampai di kelas

"Sepertinya aku tahu, tempat yang cocok untuk membuat anak itu ter manipulasi" balas Theodor

𖢻   𖢻   𖢻

Zavier dan Theodor tengah berdiri di pintu masuk kantin sekarang, memperhatikan setiap gerak gerik yang mangsanya incar kali ini.

- 𝟑 𝑵𝒂𝒖𝒈𝒉𝒕𝒚 𝑩𝒂𝒕 - Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang