Aku terbangun dengan masih merasakan sakit di kepalaku. Ku dudukan diriku bersandar pada headboard tempat tidurku. Eh bukan, Ku perhatikan sekelilingku ini jelas sekali bukan kamarku. Sebuah kamar dengan luas entah berapa kali lipat kamar kostan ku. Dilengkapi furniture mewah serba putih, dinding berwana putih kombinasi dengan warna ungu muda. Kamar ini begitu bersih dan rapi. Nampak indah juga dengan penataan yang pas dilengkapi dengan pajangan –pajangan modern yang keren juga tanaman hidup dikedua sisi jendela. Di dinding sebelah kiri pintu terpajang pigura foto yang cukup besar. Foto Arcella?! Dia terlihat sangat cantik, kalau orang melihat pose nya ini pasti akan salah mengira kalau dia ini seorang model. Benarkah ini kamarnya Arcella? Ya sepertinya begitu!
Arcella muncul dari balik pintu, kamar mandi sepertinya, memakai bathrobe dengan rambut yang masih basah terurai.
"sudah bangun?"
"Mmm.." aku mengangguk.
Dia menghampiriku sambil mengusap rambutnya itu dengan handuk kecil ditangannya. Dia duduk di sisi ranjang, tepat di sampingku lalu mengecup keningku. What? Apa ini? apa Arcella sadar dengan apa yang dia lakukan ini? Mengapa dia melakukan ini? Aih aku benar-benar kaget dan batin ku dihinggapi berbagai pertanyaan, dan perasaan ini? aku..aku tidak bisa menggambarkan perasaanku saat ini. tapi aku gak akan munafik. Aku nyaman dengan perlakuanya itu, dan kenapa tiba-tiba detak jantungku berdetak lebih cepat saat berada disisinya seperti ini sekarang. dicium kening untuk pertama kalinya sama Ridwan, mantan pacarku aja gak seberdebar ini rasanya. Perasaan macam apa ini?.
Arcella menyadari ekspresi kaget ku yang penuh pertanyaan. Tetapi sepertinya dia mengabaikan itu karena dia tidak ingin apa yang barusan dilakukannya itu di bahas.
"Sekarang gimana? Sudah merasa baikan?" tanyanya kembali sambil memegang kedua tanganku dengan kedua tangannya.
Deg..Ah..belum hilang perasaan tadi di tambah lagi ini. Dulu memang pernah beberapa kali Arcella memegang tanganku tapi rasanya biasa. Sekarang kenapa jadi luar biasa seperti ini?! Sial!
"Mmm mendingan. Tapi kepala ku masih agak sakit" jawabku sambil menunduk karena sedikit malu untuk menatapnya.
"Kalau gak kuat minum, kenapa harus minum. Mabok kan jadinya. Bodoh" maki Arcella ini dengan sedikt bercanda sambil mencubit hidungku.
"Aih apaan. Aku gak minum Cell. Serius! Aku cuma minum soft drink aja. Tapi...setelah beberapa lama laki-laki itu menghampiriku dan berbicara kepadaku. Aku ngerasa perlahan-lahan pusing gak kontrol gitu."
"Kamu kenal laki-laki itu?"
"gak" aku menggeleng lemas sambil mencoba mengingat-ngingat lagi apa aja yang terjadi.
"Ahh laki-laki itu kurang ajar. Kalau gak di cegah sama Mario dan Felic sudah aku bunuh dia"
Arcella menunjukan kekesalannya. Aku tak pernah melihat ekspresi dia seperti itu. Aku juga agak terkejut dengan kata-kata yang dia keluarkan itu. Tapi aku memaklumi meskipun aku gak tahu kenapa? Aku mencoba lagi untuk mengingat-ingat apa lagi yang terjadi. Tapi entahlah, ngeblank semuanya.
"Memangnya apa yang dia lakukan sampai kamu semarah itu?
"Kamu gak inget? Dia ngelus-ngelus pipi kamu dan coba ngegrepein kamu"
Apa? Ish..pantes aja Cella segitu marahnya. Aku pun sekarang menjadi marah dan kesel.
"Ya udah mandi dulu gih. Biar enakan." Suruh Arcella sambil mengelus kepalaku.
Duuuuh...kenapa sikap Arcella jadi lebih manis seperti ini. Dia memang selalu bersikap baik ke semua orang. Tetapi kenapa aku jadi merasa di spesialkan dan disayang sama dia?! Saat aku melangkahkan kaki ku ke kamar mandi. Dia membuka bathrobenya untuk berganti pakaian. Baru setengah sih. Dan ku lihat ada tattoo dipundak sebelah kanannya. Tidak terlalu besar, tapi terlihat menarik dan cocok di pundaknya yang mulus itu. Aku gak pernah melihat ini sebelumnya. Karena mungkin selama ini tertutup dengan baju yang dia kenakan. Aku gak pernah kepikiran perempuan selembut dan seanggun Arcella memiliki tattoo. Aku aja yang kata Felic atau Mario cantik tapi sedikit urakan karena gak pernah terlalu memusingkan penampilan gak kepikir buat tattoo-tatooan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fall for You
RomanceCinta tidak ada yang tahu kapan dia datang dan pada siapa akan berlabuh. karena nyatanya cinta itu datangnya dari hati dan tanpa logika. Seperti cinta pada pandangan pertama yang tak pernah bertanya pada logika tentang kenapa. karena nyatanya cinta...