Kring..kring..kring
Haha bukan bunyi sepeda ya..tapi perumpamaan nada dering di HP ku sebagai notif ada telpon masuk.
Jam berapa ini? siapa yang nelpon? Batinku. Dengan malas ku buka mata dan ku raih hp ku dari meja samping ranjang.
Aldo's calling
" Hallo"
"..."
"Iya, kenapa sayang?"
"......"
"iya. Nanti dikirim ya"
"....."
"hmm...love you too"
Aku meletakan kembali HP ke atas meja. Kemudian aku berbalik maksud hati ingin memeluk Arcella kemudian tidur lagi. Tetapi ternyata Arcella sudah bangun, duduk dengan memegang ujung selimut untuk menutupi tubuhnya yang naked. Dia memandangiku dengan tatapan yang tajam.
"Sayaaang..udah bangun?"
"Sayang...sayang...gak usah pake sayang-sayang. sayang –sayangan aja tuh sama siapa tadi? Yang nelpon? Kamu itu ya...bener-bener...Padalah baru semalam kita melakukan itu dan aku ngerasa cuma aku yang jadi milik kamu. ternyata...." Arcella bicara dengan nada kesal. Dia marah. Arcella tidak melanjutkan kata-katanya.
"Ternyata apa? huh? ternyata kamu bukan satu-satunya yang aku sayang? gitu? Emaaang!" Aku menahan ingin tertawa dan Arcella terlihat semakin kesal.
"Kamu ya...Ish"
"Hahahaa.....Udah ah... Masa kita harus ribut pagi-pagi gini." Aku udah gak bisa lagi menahan tawaku.
"Sayang..tadi yang nelpon itu Aldo. Dia minta dikirimin uang ke no rek temannya buat bayar uang ujian karena uangnya belum kekumpul semua sedang kan dia harus bayar itu secepatnya. Dia juga tadi minta maaf nelpon dijam segini karena dia Cuma punya kuota malam yang hanya bisa di pake dari jam 1-6 pagi. Kalau gak percaya nih cek hp aku." kataku sambil menyerahkan hpku sama Arcella. Arcella mengeceknya dan kemudian tersenyum malu karena udah cemburu buta. Pesan masuk dari Aldo saat hpnya masih di pegang Arcella. Dia buka dan baca chat itu.
"Teh..ini no rek teman aku. makasih ya teh. 001xxxxxxxxx. XXX"
Arcella ternyum lagi lalu ngasihin hp ke aku dan menutup mukanya dengan selimut. Hahah lucu sekali.
"Sayang...untung cemburunya gak kayak waktu itu ya. Marah dan langsung narik aku pergi gitu aja. Coba kalau sekarang marahnya kayak gitu? Mau keluar sambil kita naked kayak gini? Hahahha..." aku ketawa.
"Ishh...diem ah" dia merungkupkan selimut menutupi kami berdua. pura-pura marah padahal malu tuh. Hahah
Tok..tok..tok
Pintu kamar di ketuk bi Inah dari luar. Sekarang bi inah pasti ngetuk dulu, takut ngelihat pemandangan indah lagi. Heehee. Ada tamu katanya. Huh...siapa yang namu sepagi ini?
"Iya bi, suruh tunggu aja. Nanti aku turun".
Kami bangkit dari tempat tidur. Arcella mengambil bathrobenya yang terserak di lantai samping ranjang, cuci muka dan turun ke bawah. Sedang aku langsung menuju kamar mandi dengan selimut menutupi tubuhku. Aku langsung mandi untuk siap-siap kerja karena udah jam enam pagi juga ini. Udah berpakaian rapi dan sedikit memoles wajahku dengan riasan minimalis namun memberi kesan cerah dan segar seperti biasanya. Karena aku gak begitu suka dandan yang terkesan menor. Aku turun ke dapur untuk membantu bi Inah menyiapkan sarapan.
Suara tamu dari ruang tamu itu rasanya aku kenal. Aku mencoba mengingat-ngingat. Aku mencuri pandang ke arah ruang tamu. Angel! Ngapain dia sepagi ini?. Aku menarik nafas mencoba tenang dan tidak mau memperlihatkan ketidaksukaanku. Aku hampiri Arcella di ruang tamu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fall for You
RomanceCinta tidak ada yang tahu kapan dia datang dan pada siapa akan berlabuh. karena nyatanya cinta itu datangnya dari hati dan tanpa logika. Seperti cinta pada pandangan pertama yang tak pernah bertanya pada logika tentang kenapa. karena nyatanya cinta...