Saat aku terbangun, Arcella masih tidur disampingku dengan pulasnya. Ku cium keningnya. Aku turun dari tempat tidur dan pergi mandi. Setelah selesai dan berganti pakaian aku turun menuju dapur. Bi inah sedang sibuk membersihkan dapur dan beberapa peralatannya.
"Non sudah bangun. Non baik-baik saja?" Tanya bi Inah sambil menatapku memastikan.
"Aku gak apa-apa bi. Jangan khawatir"
"Syukurlah kalo begitu. Soalnya semalam... maaf bukan maksud menguping. Tapi karena emang apa yang terjadi semalam di kamar Non Cella terdengar jelas,"
"Iya gapapa bi, aku yang minta maaf karena udah berisik dan ganggu istirahat bi inah malem-malem. Oh iya bi, aku mau bikin susu sama sandwich buat Cella. Bahan-bahannya dimana ya?"
Setelah bi Inah menunjukan tempat menyimpan yang aku butuhkan, aku membuatnya dengan sepenuh hati. Segelas susu panas dan sandwich berbentuk hati. Pinggiran piring juga aku hiasi dengan menuliskan kata 'I love you' dengan menggunakan saus tomat. aku teringat di depan halaman rumah ini ada bunga rose berwarna peach yang sedang bermekaran. Aku petik satu tangkai dan ku letakan di nampan yang sudah ada piring sandwich hati dengan segelas susu.
Aku kembali naik ke atas menuju kamar. Arcella sudah bangun sekarang, namun belum beranjak dari tempat tidurnya.
"Morning my lovely beautiful princess" aku mendekatinya dan mencium keningnya lagi,
" Sarapan? Special buat kamu" lanjutku.
Arcella melihat apa yang aku bawa. Mengambil bunganya dan menghirup aromanya,
"ini dapat metik didepan ya? Hahah... gak modal banget sih sayang" ketahuan deh J.
"Biarin yang penting kan aku mencoba romantis",
"Hmm...aku suka" Dia melanjutkan dengan membaca kalimat yang kutuliskan untuknya. Dia menatapku bahagia. Mengucapakn thank you lalu mengecup bibirku.
"Sayang...kamu baik-baik aja sekarang?" dia kembali menatap wajahku.
"Tentu, karena aku memiliki kamu penguatku,dan tak ada alasan untuk tidak tersenyum. Ok. Sekarang habiskan sarapannya ya sayang."
"Aku gak mau makan. Aku minum susunya aja ya"
" lho kenapa?" aku agak kecewa, dan kutunjukan wajah itu ke Arcella.
"Abis nya sayang sih kalau di makan, bentuk sandwich nya terlalu indah". Aku mencubit hidungnya.
Kamu ini. Sini aku suapin ya." Aku suapin Arcella sampai gigitan terakhir. Dengan penuh rasa syukur bisa menatapnya dan saling berbagi kasih sayang seperti ini.
"Terima kasih sayang, kamu benar-benar membuatku bahagia" Arcella memelukku. Entah ini pelukan keberapa sejak kami pacaran. Begitu banyak pelukan, ciuman, dan kata-kata sayang yang membuat kami melayang. Cinta ini sungguh luar biasa berbeda. Begitu besar dan aku benar-benar tulus padanya. Dalam setiap hembusan nafas kami ini sepertinya hanya terhirup aroma cinta.
Jam 10 hari ini, aku yang sudah merasa baik-baik saja tanpa pusing juga deman. Mengiyakan ajakan Arcella untuk jalan-jalan sekedar cuci mata. Tadinya aku menolak, ya tahulah aku lagi bener-bener gak punya uang sekarang. Masa iya jalan-jalan sama pacar tanpa pegang uang sepersen pun. Nanti kalau dia mau balon gimana? hahah. Tapi pada akhirnya apa sih yang gak buat kesayanganku ini?! Aku janji kepada diriku sendiri untuk tidak tergoda untuk membeli apa-apa. Kalau Arcella yang menginginkan sesuatu? Ya terserah dia. Ish. Hahha...
Arcella memarkirkan mobilnya di salah satu mall di kota ini. Seturunnya dari mobil, Arcella melingkarkan lengannya kirinya dipinggangku, dan aku merangkul pundaknya. Kami berjalan-jalan kemana mata kami sedap memandang. Sesekali Arcella bergelayut manja diantara tawa dan senyum kami dalam obrolan kecil tentang apa yang kami lihat.
Arcella menghentikan langkah sesaat setelah melihat toko accessories. Dia membawaku untuk memasukinya. Kami melihat-lihat sekitar yang menarik bagi kami. Dan tertuju pada accessories berupa gelang, cincin dan kalung yang memang bukan terbuat dari emas. Dia menujukan cincin couple yang memang ok sih. Tapi aku menolaknya. Kembali melihat-lihat mataku tertuju pada kalung dengan gantungan hati yang patah. Namun keduanya bisa disatukan karena ada magnet kecil disana. Pengen beli itu aja sih buat kami, tapi aku abaikan keinginanku, biar nanti saja. Mengingat dompetku yang menjerit. Namun ternyata Arcella juga menangkap arah pandanganku. Dia tersenyum dan mengambilnya untuk dibeli. Arcella juga membeli satu dengan gantungan lucu, buat felic katanya. Arcella juga membelikanku sebuah HP untuk mengganti HP ku yang rusak karena ku banting kemarin malam. Huft...pada akhirnya aku membebaninya karena emosi sesaatku.
Puas kami berkeliling, Arcella membawaku ke salah satu supermarket untuk membeli beberapa makanan dan minuman ringan, bahan makanan dan beberapa buah dan sayur, tidak lupa daging sapi dan ayam. Aku sempat berfikir, biasanya kan Arcella menyerahkan ke bi Inah untuk beli keperluan beginian mah.
"It's for you, honey" jawabnya setelah aku mengungkapkan pikiranku.
" Aih..gak perlu sayang. Aku rasa persediaan makanan di kostanku cukup untuk beberapa hari. Ya seenggaknya sampai aku dapetin uang yang akan aku pinjem dari koperasi kantor" Tapi Arcella kekeuh membelikanku semua itu. Ya udah lah,,,memang rezeki anak soleh mungkin. Hahah.
" Cari makan siang dulu yuk. Sayang mau makan apa?" tanya Arcella setelah dirasa waktu berbelanja sudah cukup.
" Gimana kamu aja sayang. Kamu lagi pengen makan apa. hayu"
Kami duduk sambil berbincang menunggu pesanan kami datang. Sesekali Arcella merapikan rambutku dari arah depan di posisinya duduk saat ini. Sesekali juga aku mengelus kepalanya gemas karena tingkahnya disela-sela obrolan kami itu.
Arcella sedang asyik dengan makanannya saat seseorang menghampiri meja kami. Seorang wanita berparas cantik.
"Hello darling". Arcella menoleh ke arah wanita itu, sedangkan tenggorokanku terasa tercekat mendengar bagaimana wanita itu menyapa Arcella. Seketika juga Arcella menatapku, dengan wajah yang menyiratkan 'nanti bisa aku jelaskan'.
"Oh. Hi. Angel?!
" Aku gak nyangka bisa ketemu kamu disini. Udah lama banget ya kita gak ketemu. Kangen kamu banget ih". Wanita itu mencium pipi Arcella. Aku hanya bisa memandangnya sebentar lalu memalingkan muka. Arcella terlihat salah tingkah.
"Please Angel. Don't be like this"
"Why? Hmmm...kamu gak kangen sama aku ya?" dia memasang wajah cemberut dan sok imutnya.
"Iya, Aku sama sekali tak merindukan kamu. Oh ya, Angel. Kenalin ini Oktori, my girlfriend. Sayang, ini Angel"
"Hello Oktori...nice to meet you. I'm her ex lover"
"Hmm..nice to meet you too" senyumku agak sedikit dipaksakan.
Mereka ngobrol sebentar diakhiri dengan saling tukar nomor telpon. Kemudian Angel pergi.
" Angel cantik banget ya, cocok dengan namanya"
"Hmm..." Arcella mengangguk. 'IIh...dia ngangguk lagi. Nyebelin banget sih'! batinku
"Berapa lama bareng dia?"
"tiga tahun, kami putus dua tahun lalu. Lalu dia pindah ke Sidney ikut suaminya"
"Dulu kamu pacaran sama istri orang?"
"Gak. Bukan begitu. Aku putus dengannya karena dia selingkuh dengan suaminya yang sekarang".
Aku mengangguk.
"Tapi sikapnya gitu banget ya sama kamu. Kayak yang masih menyimpan rasa" Jujur aku gak suka dengan sikapnya itu.
"Gak mungkinlah sayang, sudah berakhir lama juga. Kalaupun iya, gak akan bisa merubah apapun. Karena aku milikmu sekarang" Arcella memegang tanganku. Aku tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fall for You
RomanceCinta tidak ada yang tahu kapan dia datang dan pada siapa akan berlabuh. karena nyatanya cinta itu datangnya dari hati dan tanpa logika. Seperti cinta pada pandangan pertama yang tak pernah bertanya pada logika tentang kenapa. karena nyatanya cinta...