11

1 1 0
                                    

happy Reading

★~(◠ω◕✿)

galen pun tersadar kini pipi sampai telinganya memerah bahkan galen tidak tahu harus mengeluarkan kata apa,ia seperti orang bisu.

ciee salting yaaa" goda calista tersenyum mengejek kala ia berhasil mengerjai galen.

"permisi maaf mengganggu, ini ada makanan dari bos kami" ucap seorang pelayan dengan membawakan nampan besar yang berisikan daging salmon yang masih mentah, jadi ceritanya nanti calista dan galen sendiri yang memasaknya mwehehe.

memang restoran milik nayla cukup besar hingga ada ruangan khusus di rooftop yang mana pemandangan sangat indah, tak kalah juga dengan Makanan-makanannya yang enak.

"kak, aku jadi gak enak sama kak galen, sama kak nayla juga" ucap calista yang melihat meja makan tempat ia dan galen duduk di penuhi oleh Makanan-makanannya yang pastinya dengan harga yang lumayan.

"udah gapapa, gue selama sekolah gak pernah liat lo makan atau pun ke kantin lo selalu di kelas ditemenin queen, apa lo gak pernah laper?" tanya galen heran.

"emm a-aku dirumah sarapan banyak kak jadi setiap sekolah selalu kenyang" ucap calista dengan terkekeh.

galen pun menatap calista dengan bangga di saat tidak ada keluarga yang mempedulikannya calista masih berusaha untuk menjaga nama baik keluarganya, jadi galen udah tau ya permasalahan keluarga calista.

flashback on.

seorang lelaki sedang berjalan santai dengan memasukkan kedua tangan ke kantong celananya sesekali ia juga bersenandung.

saat melewati ruang bk langkahnya harus terhenti kala ia mendengar obrolan dari dalam dengan rasa penasaran si lelaki pun berusaha menguping pembicaraan tersebut.

di dalam ruang bk

"tapi pak, bagaimana calista akan mengambil raport jika bapak tidak ingin mengambil nya?" tanya seorang lelaki yang di duga salah satu guru disana yang bernama bondan.

"yasudah pak biarkan saja saya hanya akan mengambil raport putri saya tanisha!" ucap si lelaki yang diketahui adalah bara ayah dari tanisha dan calista.

"tapi anak bapak menang olimpiade raport nya harus di ambil oleh orang tua kandung" ucap pak bondan memberi pengertian.

brakk

meja di pukul keras oleh bara "biarkan pak lagian saya tidak menginginkan anak pembawa sial itu gara-gara dia istri saya meninggal!" ucap bara emosi membuat pak bondan sesegera mungkin menenangkan nya.

bara pun tersenyum miring "jika dengan cara bentakan tidak bisa, bagaimana kalau uang yang akan bertindak.saya beri 10 juta jangan pernah peduli dengan calista perlakukan tanisha anak saya seperti ratu disini apakah bapak bisa?" tanya bara dengan menyodorkan sekoper uang.

"e-e b-baiklah pak saya akan berbicara pada kakak saya nanti" ucap pak bondan sembari mengambil koper tersebut.

kakak? ia kepala sekolah di sma virlent adalah kakak dari pak bondan.

"sialan, cewek bidadari itu dapet keluarga yang kayak iblis" gumam galen.

flashback off

"kak? KAK GALENN!" teriak calista Mengibas-ngibaskan telapak tangannya di depan wajah galen yang sedari tadi melamun.

"eh kenapa biru?" tanya galen.

"kak galen yang kenapa, dari tadi kok ngelamun terus sih ada masalah?" tanya calista.

"gue cuman terpesona akan kecantikan lo" ucap galen membuat calista terkekeh, hey dia tidak secantik itu.

calista [belum revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang