𝐁𝐀𝐁 𝟕

47 12 3
                                    

𝓙𝓪𝓭𝔀𝓪𝓵 𝓾𝓹𝓭𝓪𝓽𝓮 𝓥𝓮𝓷𝓾𝓼

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

𝓙𝓪𝓭𝔀𝓪𝓵 𝓾𝓹𝓭𝓪𝓽𝓮 𝓥𝓮𝓷𝓾𝓼

─── 𝐓𝐚𝐤𝐡𝐚𝐲𝐮𝐥 𝐃𝐞𝐬𝐚 ──

ෆ 𝐏𝐚𝐫𝐭 𝟏 ෆ

⋆⋅☆⋅⋆

2 hari telah berlalu sejak kejadian anak gadis itu ketemu, Haikal menjalani kegiatannya seperti biasa tanpa ada menjelaskan apapun pada orang-orang setelah ia pulang dari pencarian di Rumah Atas Tebing. 2 hari itu pula, Tama diselimuti rasa penasaran yang besar tentang cerita Haikal, tetapi ia tidak berani menanyakan apapun saat melihat Haikal menutup diri. Sejak hari itu Haikal berdiam diri membuat nenek dan ibunya merasa khawatir tetapi setiap ditanya, Haikal selalu mengatakan ia baik-baik saja.

Saat ini Haikal sedang membersihkan mesin motor yang telah diperbaikinya, terkadang ia mengusap keringat di keningnya dengan tangan bernoda oli membuat wajah Haikal belepotan.

❝Istirahat dulu,❞ Haikal tersentak saat sebuah kain putih berada tepat di depan wajahnya. ❝Elap dulu wajahmu itu, jelek sekali.❞

Tama, orang yang sudah membuyarkan lamunannya itu tersenyum membuat Haikal mengambil kain itu dan mengusap wajahnya. ❝Makasih.❞

Elang datang membawa bungkusan makanan yang telah dibelinya untuk kedua orang temannya itu, ❝ayo makan siang dulu.❞

Haikal menganggukkan kepalanya dan berjalan ke toilet untuk mencuci muka dan tangannya hingga benar-benar bersih. Setelah ia keluar, Haikal melihat Tama dan Elang sudah duduk berdua sembari membuka bungkusan makanannya.

❝Menu hari ini telur balado, mantap.❞ Pekik Tama saat melihat makanan kesukaannya itu, ❝Haikal, cepat sini.❞

Haikal menganggukkan kepala dan bergegas duduk di antara mereka berdua, selama menyantap makanan mereka bertiga membicarakan hal-hal remeh tentang apapun hingga akhirnya Haikal masuk ke dalam obrolan dengan santai.

❝Jadi bagaimana kemarin? Aku keburu pulang jadi gak dengar cerita kalian pas pulang itu.❞ Tanya Elang membuat Tama melirik Haikal.

Sedangkan Haikal sendiri sebenarnya tidak ingin mencampuri apapun tetapi ia juga sadar jika ia tidak boleh menyimpan ini sendiri. Haikal menghela napasnya, ❝aku ingin cerita.❞ Ucapnya sembari melihat ke arah Tama yang sudah duduk tegak mendengar itu.

❝Silakan, aku akan mendengarnya.❞ Ujar Tama yang tidak sadar memperlihatkan keantusiasannya.

❝Tapi sebelum itu, ucapkan pertanyaanmu dan aku akan menjawabnya.❞ Ucap Haikal.

❝Apa maksudmu dengan bertemu dengan mereka? Lalu kau, Peter?❞ Tanya Tama beruntut membuat Elang yang sebelumnya tidak terlalu memperhatikan mereka langsung menyela. ❝Hah? Gimana?❞ Tetapi baik Tama maupun Haikal tidak meresponnya.

❝Aku juga gak tau,❞ jawab Haikal. ❝Awalnya aku pikir semua pertemuan itu hanya mimpi, mulai dari orang-orang itu, kegiatan kami juga aku yang dipanggil Peter yang ternyata suami dari Marvel dan ibu dari Carden.❞ Haikal menceritakan dengan jujur awal mimpi yang datang padanya hingga lambat laun para penghuni itu memberikan penjelasan tentang siapa yang selama ini meneror desa, bukan mereka tetapi makhluk haus darah lainnya. Haikal juga menceritakan apa yang ia lihat selama di rumah itu kemarin saat mereka menyusuri untuk mencari orang-orang hilang itu.

𝒇𝒍𝒂𝒔𝒉𝒃𝒂𝒄𝒌.

❝Karena aku adalah Peter.❞

Agak lama Tama berdiri di dekat pintu, memandang tidak percaya apa yang dikatakan oleh Haikal itu. ❝Ba―❞ perkataannya terpotong saat ia sadar, Haikal tidak mungkin berbohong saat ia mengetahui nama orang-orang itu bahkan tidak ada dari warga desa yang tahu.

Haikal melepaskan pandangannya dari Tama dan mengalihkannya ke arah pintu sehingga membuat senyumannya merekah. ❝Kalian dari mana saja?❞

Tama menengok ke sampingnya tetapi tidak ada siapapun ❛kalian❜ yang disapa oleh Haikal itu. ❝Kau bicara dengan siapa?❞

Haikal mengisyaratkan Tama untuk diam, sementara netranya memandang sosok Marvel dan Carden di hadapannya itu.

❝Peter, untuk apa kau ikut kemari?❞ Tanya Marvel pada pemuda berstatus suaminya di dalam Rumah Tebing ini.

❝Karena aku ingin bertemu kalian. Dimana Nana, Jordan dan Julius?❞ Ucap Haikal saat melihat ketiga anggota keluarga lainnya tidak ada.

❝Mereka sedang mempersiapkan Malam Purnama yang sebentar lagi akan datang,❞ jawab Marvel dengan raut cemas. ❝Pulanglah lebih cepat dan katakan pada Erina untuk menutup semua pintu pada esok hari.❞

❝Ada apa dengan besok?❞ Tanya Haikal sembari menghampiri mereka berdua.

❝Mereka akan datang untuk berpesta, Papa.❞ Jawab Carden membuat Haikal menaikkan alisnya. ❝Mereka siapa, baby?❞

❝Para Makhluk Malam itu, Pa.❞

Haikal langsung mengalihkan pandangannya pada Tama yang sedari tadi dirinya merasa bodoh mendengarkan Haikal berbicara sendiri. ❝Marv, apa besok adalah waktunya?❞

Marvel menganggukkan kepalanya, ❝lebih baik peringatkan manusia yang lain.❞

❝Mereka tidak akan percaya padaku,❞ ucap Haikal tidak melepaskan pandangannya pada Tama.

❝Kau harus bisa menyakinkan mereka, atau setidaknya Erina dan ibumu. Kami akan menjagamu dari sini,❞ ucap Marvel membuat Haikal menoleh padanya.

❝Terima kasih,❞ Haikal mengelus kepala Carden dan memeluk tubuh Marvel yang di mata Tama ia hanyalah menyentuh udara.

ʕ•㉨•ʔ

❝Itu benar,❞ ujar Tama setelah mendengar cerita Haikal. ❝Tadi malam aku tidak sengaja dengar saat ayahku dan Tetua sedang berbincang. Menurut perhitungan mereka, Gerhana akan dimulai besok dan itu bukan semalam tapi seminggu lebih.❞

Elang terdiam mendengar itu, ia sama cemasnya dengan Tama saat mendengar cerita Haikal. Terlepas dari Haikal berbohong atau tidak, tetapi berita jika akan ada Gerhana itu mengganggu pikirannya. ❝Lalu bagaimana, Tam?❞

❝Kau pulang sama aku aja, Lang.❞ Ujarnya yang memang tahu jelas Elang sudah kehilangan kedua orangtuanya tidak mungkin dibiarkan sendirian. ❝Lebih baik kita pulang sekarang, aku akan minta ayahku yang memperingatkan warga agar mereka lebih percaya. Bagaimana?❞

❝Kalian benar-benar percaya padaku?❞ Tanya Haikal tidak berekspektasi jika kedua temannya itu akan percaya begitu saja dengan ceritanya.

❝Aku tidak tau,❞ ujar Tama sebelum kembali meneruskan ucapannya, ❝tetapi dari caramu tau nama-nama bahkan bisa menceritakan para penghuni itu yang orang di desa itu tidak bisa melakukannya, aku bisa percaya. Bahkan kau tidak mungkin tau juga kalau besoklah tanggal perhitungan Gerhana, bagaimana caranya kau tau jika bukan kebenaran?❞

Haikal menggigit bibirnya, merasa senang dan terharu saat ada orang yang tidak meragu padanya.

❝Ayo, jangan buang waktu sebelum sore. Pokoknya mulai malam ini kita harus bersiap,❞ ujar Tama membuat Elang dan Haikal menganggukkan kepalanya dan bersiap pulang dengan menutup bengkel setengah hari.

❝Ah, iya. Jangan lupa taburkan garam di sekeliling rumah dan di belakang pintu juga, itu bisa memperlambat gerak mereka kalau mau masuk ke rumah.❞ Ujar Haikal sebelum menaiki sepedanya.

❝Sampai jumpa lagi di saat matahari terang, semoga kita masih bertahan.❞ Ucap Tama dan Elang pada Haikal.

❝Ya, semoga saja.❞ Gumam Haikal melihat kedua orang itu melajukan kendaraannya. ❝Akupun tidak yakin jika bisa keluar dari sini hidup-hidup.❞

[✓] 𝐌𝐇 [𝟒] 𝐄𝐍𝐈𝐆𝐌𝐀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang