FA. Bab 47

3.2K 111 3
                                    

Ruangan gelap berukuran kecil itu, hanya menyisakan satu lampu sedikit redup yang menerangi, memberi kesan menyeramkan orang yang memasukinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ruangan gelap berukuran kecil itu, hanya menyisakan satu lampu sedikit redup yang menerangi, memberi kesan menyeramkan orang yang memasukinya.

Dalam ruangan itu, terdapat satu sofa berukuran sedang dan meja. Juga, jendela kecil yang tertutup rapat dengan besi sebagai penghalangnya.

Brukk! Brukk!

"Sialan!! Lepasin gue!!"

"Aaakkhh!!! Lepas!!! Bunda, tolong!!!"

Seorang gadis berhijab tampak menghela nafasnya seraya menatap datar gadis di sampingnya yang terus berteriak histeris sambil memberontak. Entah sudah berapa lama gadis itu berteriak.

"LEPAS, SIALAN!!!"

"Diamlah, Aura. Suaramu itu aurat, jangan terlalu banyak berteriak. Apa kamu tidak capek dari kemarin berteriak terus? Saya saja yang mendengarnya capek," ujar Aisyah dingin.

Aura menoleh pada Aisyah dengan tatapan sengit. "Lo yang harus diam!! Ini semua karena lo, tau gak!! Kalau aja kemarin lo gak ngajakin gue berdebat, penculik si4l*n itu gak bakal nyulik gue!!"

"Kenapa kamu jadi menyalahkan saya? Jelas-jelas yang duluan mengajak berdebat itu kamu." Aisyah tampak tak terima.

"Itu karena lo gak mau nurut perkataan gue!! Gue cuma minta lo buat ceraiin Fadel, bukannya malah membalas semua ucapan gue, b4ngst!!"

Aisyah beristighfar dalam hati, dia memilih diam malas meladeni gadis gila itu. Jangan sampai emosinya ikut meledak.

"Ck. Kalau saja gue yang nikah sama Fadel, hal ini gak bakal terjadi. Dan, gue gak bakal ketemu cewek murahan kayak lo. Lo itu pembawa sial, tau gak!!"

Ceklek

Pintu terbuka, mengalihkan tatapan keduanya. Mereka tidak bisa melihat jelas, namun yang pasti ada beberapa orang sepertinya memasuki ruangan itu.

Tap! Tap! Tap!

Suara benturan sepatu heels dan lantai terdengar menggema di seluruh sudut ruangan. Aisyah dan Aura sama-sama menatap ke arah seseorang berpakaian serba hitam, tengah berjalan anggun mendekati mereka.

Setibanya di depan dua gadis itu, mata keduanya membelalak melihat sosok orang itu.

"Hai, apa kabar bu Aisyah yang terhormat dan Aura si gadis licik?" Dengan seringai kecil, gadis itu menyapa tahanannya.

"VIERA?!!"

Gadis yang di panggil Viera itu tersenyum smirk menatap bergantian Aisyah dan Aura.

"Kenapa? Kaget ya?" Viera bersedekap dada, menatap remeh pada dua gadis dengan tubuh terikat rantai di depannya itu.

"Lo ngapain ada disini?!! Jangan bilang..., lo yang udah culik gue, iya?!!!" Aura memberontak dengan sorot nyalang dan penuh kebencian, menatap Viera.

Viera mendekati Aura. Dia membungkukkan sedikit badannya, mensejajarkan wajahnya dengan wajah Aura.

Fadel & Aisyah (our destiny)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang