20.Hujan

2.6K 299 23
                                    

안녕하세요 친구!
Happy Reading!

⑅⁠꒰⁠✧⁠◝⁠•⁠ᴗ⁠•◜⁠✧꒱⑅

"Aku turun di halte aja kak, nanti ke sekolahnya naik bus aja." Maveen menepikan mobilnya didepan halte bus, masih sepi hanya satu dua orang saja.

Caca menjulurkan telapak tangannya pada Maveen, Caca yang gemas melihat keterdiaman Maveen langsung mengambil tangan Maveen dan menciuminya.

"Salim." Caca membuka pintu mobil, lalu turun dari mobil dengan hati-hati.

Menutup pintu mobil, lalu berjalan menuju halte bus. Maveen yang tersadar pun tersenyum, ia mulai melajukan mobilnya meninggalkan halte. Hari ini ia ada jadwal mata kuliah pagi, jadi ia melajukan mobilnya menuju universitasnya.

Selang beberapa menit, bus datang dan Caca langsung menaiki bus tersebut untuk berangkat ke sekolah.

Saat baru masuk di gerbang sekolah, dan berjalan dihalaman sekolah Caca dikagetkan dengan suara teriakan sahabatnya.

"Caca!" panggil Nana dengan suara keras.

"Kemarin kenapa nggak masuk? Kan gue kangen." lanjut Nana.

"Alay." cibir Rora yang mendapat pukulan di bahunya dari kembarannya itu.

"Nggak usah sirik deh." decak Nana.

"Kemarin sakit, jadi nggak bisa masuk. Tapi sekarang udah nggak papa kok, udah sehat." tutur Caca menjelaskan.

"Bener? Lo aneh, sakit bukannya kurus malah badan lo gemukan." Rora menelisik tubuh Rora dari atas sampai bawah, perut Caca memang belum terlalu terlihat jika memakai seragam. Apalagi seragam milik Caca itu banyak yang kebesaran dari tubuh Caca, jadi bisa sedikit menutupi perut Caca.

"Nafsu makannya lagi banyak, jadi berat badan gue naik." alibi Caca menutupi kegugupannya.

"Nggak papa, lucu jadi tambah cantik. Jadi incaran banyak cowok cowok." puji Rora yang tidak enak karna mengatakan Caca terlihat lebih gemuk.

Sebenarnya Caca enggan jika berlama-lama dekat dengan Rora, melihat Rora membuat hatinya terus digerogoti perasaan bersalah. Ia takut Rora kecewa karna dirinya, takut Rora menjauhinya dan membencinya.

⑅⁠꒰⁠✧⁠◝⁠•⁠ᴗ⁠•◜⁠✧꒱⑅

"Mama!" Caca melempar tasnya ke sofa dan menghamburkan dirinya ke dalam dekapan Tania.

"Kangen," kata Caca dipelukan sang Mama.

"Baru nggak ketemu satu malam loh dek, gimana disana?" tanya Tania melepas pelukan mereka, menatap wajah cantik putrinya itu. Mengajak Caca untuk duduk disofa.

"Nggak gimana gimana, Caca nggak betah. Mau tinggal sama Mama aja." jawab Caca bersandar pada Sofa, menyilangkan kedua tangannya.

"Nggak boleh gitu ah, Caca sabar dulu ya. Nanti pasti semuanya bakalan sayang sama Caca." harap Tania yang dibalas anggukan oleh Caca.

"Kamu kesini izin dulu, sama suami kamu kan?" tanya Tania, ia takut jika Caca tidak izin dan Maveen berpikir jika Caca itu kabur.

"Iya, tadi pagi Caca udah izin sama dia." jawab Caca.

"Caca mau periksain dedek bayi sama Mama, tadi malem nyerinya nggak kayak biasanya." adu Caca pada Tania. Tania mengusap perut Caca naik turun dengan pelan.

LOSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang