-🦖-
Pagi spesial di hari spesial untuk tahun ini, hari kelahirannya. Setidaknya di hari ulang tahunnya ini energinya lebih dari hari biasanya.
Anna membuka laci meja kecil disamping ranjang tidurnya, mengambil kotak berwarna navi, Ya itu adalah kotak hadiah ulang tahun dari Stevan yang diberikan padanya kemarin didermaga, perlahan Anna membuka kotak itu, didalamnya terdapat sebuah kalung bulan sabit, boneka dinosaurus kecil dan sebuah surat. Ia tersenyum mengingat Stevan yang ternyata bisa seromantis ini padanya. Anna mengambil surat itu.
"Alay banget pake surat-suratan Van"ujar Anna sambil membuka surat itu.
Hai Annastasya Andini Wijaya nya Evan, hehe lebay banget yah,
Gue ga pernah nulis surat, jadi dimaklumin aja,
Sebenarnya gue berharap ada di samping lo sekarang, dan ngomong langsung ke lo, jadi lo ga perlu baca surat ini.Tapi maaf tahun ini gue ga bisa temenin lo An.
Oh iya, kalungnya jangan lupa di pake hihi
Langsung ke intinya aja
Selamat ulang tahun Anna cantik, tetep jadi Anna yang selama ini Evan kenal, jadi Anna yang lebih kuat lagi, jangan mudah rapuh
Tetap jadi Anna penyemangatnya Evan.Selama ini, selama 11 tahun kita bersahabat munafik bagi gue kalau gue ga pernah jatuh hati ke lo, gue juga lelaki biasa An, gue tau ini mendadak banget, tapi gue ga bisa nahan perasaan gue lagi An.
Semakin gue tahan perasaan itu semakin besar, gue sadar bahwa selama ini gue terus perhatian ke lo bukan karena lo sahabat gue, tapi karena gue udah sayang sama lo lebih dari sekedar sahabat.
Gue nahan perasaan ini dengan alasan karena gue ga mau merusak persahabatan kita, tapi sekarang perasaan itu udah meluap An dan ga bisa gue tahan lagi.
Gue suka sama lo, Annastasya Andini Wijaya.
Gue mau lebih dari sahabat.Gue janji Na turnamen kali ini gue akan bawa pulang medali emas lagi, gue bakalan hadiahin itu ke lo, kalau lo terima itu tandanya lo juga nerima gue jadi pacar lo
Tapi gue harap kepulangan gue nanti, lo bisa ngasih gue jawaban yang selama ini gue mau.
Udah deh itu aja, nanti kalau ketemu kita bahas panjang lebar lagi
Sekali lagi tolong lo pikirin baik-baik lagi ya An.
From
Stevanus PrayogaSetelah membaca isi surat itu lagi dan lagi air mata Anna menetes, ia tak menyangka orang yang ia cintai selama ini juga mencintainya.
"Gue bakal ngasih jawaban yang yang klo tunggu selama ini Van"jawab Anna sambil memeluk surat itu, entah kenapa ia tiba-tiba merindukan Stevan.
***
Awal hari yang manis membuat semangat Anna lebih melonjak dari biasanya, setalah membaca surat tadi ia dengan senang hari mengenakan kalung pemberian Stevan itu ke sekolah. Setidaknya besok pagi ia akan bertemu Stevan.Langkahnya ringan menyusuri trotoar, menikmati udara pagi hari yang menyejukkan, sepanjang jalan senyumnya tak pernah pudar bahkan saat pulang ke rumah, Anna duduk di kamarnya, memandangi kalung bulan sabit itu dengan penuh pertimbangan sebelum melangkahkan kakinya ke arah kemari baju, mengambil dobok (baju taekwondo) karena sore ini adalah jadwal latihan seperti biasanya.
***
Sore ini Anna bersama dengan Alda melatih teknik-teknik pukulan dan tendangan dengan semangat penuh, terbayang hadiah ulang tahun yang diberikan Stevan sebuah kalung bulan sabit yang bersinar di lehernya.Namun, semangatnya perlahan mulai memudar saat latihan berjalan lebih lama dari biasanya. Tubuhnya terasa berat, dan setiap tendangan terasa seperti beban. Akhirnya, dengan langkah tersendat-sendat, Anna berjalan menuju matras di sudut dojo.
Saat berbaring di atas matras yang empuk, Anna memejamkan mata. Pikirannya melayang membayangkan bagaimana setelah Stevan pulang nanti.Dengan hati yang berdebar, Anna memejamkan mata dan merenungkan semua yang terjadi hari ini. Dia tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, tetapi satu hal yang pasti, hari ulang tahunnya yang ini tidak akan pernah dia lupakan.
Anna tak bisa menahan perasaannya dan tersenyum lebar."Anna kenapa senyum-senyum sendiri?" tanya Sabeum Arya
Mendengan pertanyan sabeum Arya membuat Anna kembali tersadar.
"eh anu beum, maaf"
"Biasa beum anak muda, sabeum kek ga pernah muda aja" sahut Alda yang masih melanjutkan latihannya membuat Anna tersipu malu.
"oh...sabeum paham" tutur pria paruh baya itu tersenyum. "Dulu sabeum juga kayak kamu Na, tapi itu dulu, ga sampai mana-mana cuman jadi penyemangat latihan aja" sambungnya.
Karena penasaran Alda menghampiri keduanya, duduk bersila di sudut dojo bersama Anna dan sabeum Arya setelah latihan selesai.
Alda menatap Sabeum Arya, ingin mendengarkan lebih banyak tentang masa lalunya, dan Anna melihat peluang untuk mengalihkan perhatian Sabeum Arya agar mereka bisa mendapatkan istirahat lebih lama.
"Kandas beum?" tanya Alda, mencoba menarik perhatian Sabeum Arya agar menceritakan lebih banyak tentang pengalamannya.
Sabeum Arya mengangguk singkat, mengiyakan pertanyaan Alda. Ini kesempatan bagus bagi Anna untuk bertanya lebih banyak lagi."Lanjutin beum, kok bisa kandas gitu aja, kalau dilihat-lihat siapa sih yang berani nolak sabeum kita" tanya Anna, sambil mencoba menampilkan rasa ingin tahu yang besar.
Sabeum Arya tersenyum, teringat masa-masa sulit yang telah dilaluinya. Ia pun mulai menceritakan kisah-kisah, yang membuat Anna dan Alda semakin kesenangan.
Percakapan mereka berlanjut hingga sore menjelang, di mana Sabeum Arya berlanjut dengan menceritakan pengalaman -pengalamannya. Anna dan Alda dengan antusias mendengarkan setiap kata yang keluar dari mulut Sabeum Arya, sambil sesekali memberikan komentar atau pertanyaan yang membuat suasana semakin hidup.
Ketika senja mulai turun dan latihan sudah selesai, Anna dan Alda merasa puas dengan hasil dari rencana mereka. Mereka tidak hanya berhasil mengalihkan perhatian Sabeum Arya untuk mendapatkan istirahat lebih lama, tetapi juga mendapatkan lebih banyak pengetahuan dan inspirasi dari sang sabeum.
Mereka berdua meninggalkan dojo dengan hati yang penuh rasa terima kasih dan keinginan untuk terus belajar dan berkembang.
-🦖-
Alhamdulillah penulis bisa melanjutkan sedikit cerita iniKarena author sudah sehat jadi author akan mempublikasikan dua bab sekaligus🤯
See you di chapter selanjutnya mungggs, jaga kesehatan yaaa...
KAMU SEDANG MEMBACA
REVANNA Best Destiny
Teen FictionAnna, Gadis dengan senyumnya yang menghangatkan hati, sering menatap Stevan dengan pandangan penuh harapan. Sedangkan Stevan, dengan bahunya yang kokoh, sering melindungi Anna tanpa sepatah kata pun. Ini tentang perasaan keduanya yang lebih dari sek...