IOIH 7

322 32 1
                                    

"Choi Yeonjun?" Yeonjun menoleh kearah seseorang yang memanggilnya. Dia bangkit dari duduknya.

"Ada apa pak?" Guru itu tersenyum.

"Begini, kamu mau tidak untuk ikut lomba OSN Fisika nanti bulan April?" Yeonjun tampak diam sejenak. Kemudian dia mengangguk.

"Saya mau pak" guru itu tersenyum senang.

"Baiklah mulai Minggu depan setelah pulang sekolah kamu bimbingan sama saya ya di perpustakaan" Yeonjun mengangguk.

"Saya permisi dulu" Guru itu pergi dari kelas Yeonjun. Yeonjun kembali duduk di bangkunya.

"Kamu mau ikut OSN fisika? Bukannya kamu ada lomba cerdas cermat matematika juga ya? Dan bentar lagi kita ada ujian kenaikan kelas" Yeonjun menoleh kearah Soobin yang duduk disebelahnya.

"Iya sih, tapi gimana ya ini OSN soalnya kalo lomba lain mungkin masih bisa aku tolak" Soobin menghela nafasnya.

"Jangan terlalu di paksain Yeon" Yeonjun mengangguk.

"Aku bakal perhatiin kesehatan ku kok, kamu tenang aja Bin" Soobin mengangguk.

Soobin sebenarnya juga tidak habis pikir dengan ayah Yeonjun. Dia terlalu memaksa Yeonjun untuk menjadi anak yang pintar. Mentang-mentang Yeonjun adalah calon pewaris perusahaan milik ayahnya. Tapi ayah Yeonjun tidak pernah sekalipun memperhatikan kesehatan anaknya.

Saat jam istirahat Yeonjun pergi ke perpustakaan untuk mencari materi OSN fisika. Dia harus mempersiapkan dirinya agar tidak mengecewakan sekolah dan tentu saja ayahnya.

Saat sedang mencari sebuah buku, dia merasakan ada sesuatu yang keluar dari hidungnya. Dia mengusapnya menggunakan tangan dan ternyata itu adalah darah. Yeonjun langsung mendongakkan kepalanya dan mengambil tisu di saku celananya. Dia menyumpal lubang hidungnya dengan tisu. Yeonjun duduk didepan rak buku diujung sana. Akhir-akhir ini memang Yeonjun sering mimisan. Mungkin karna dia terlalu memaksa tubuhnya untuk belajar dan melupakan kesehatannya.

"Kak Yeonjun?" Yeonjun mendongak, menatap seseorang yang memanggilnya.

"Astaga kak Yeonjun mimisan lagi?" Beomgyu memekik pelan. Dia segera mendekati Yeonjun dan menatapnya khawatir.

"Kak, kakak gapapa?" Yeonjun menggeleng lemah. Dia kembali membersihkan hidungnya yang masih saja mengeluarkan darah.

Yeonjun tidak bisa pergi dari perpustakaan begitu saja, karna itu akan memicu perhatian beberapa murid yang ada di perpustakaan. Beruntung Yeonjun berada di rak buku paling ujung, yang mana jarang ada murid datang ke rak ini karna di rak ini hanya berisi buku-buku bercetak tebal dan buku pelajaran. Beomgyu masih menatap khawatir Yeonjun.

"Gyu" Yeonjun memanggil pelan Beomgyu. Beomgyu hanya menjawab dengan dehemannya saja.

"Bisa peluk aku sebentar? Aku.. rasanya capek banget" tanpa berpikir panjang Beomgyu langsung memeluk Yeonjun. Yeonjun memeluk erat tubuh Beomgyu.

Tidak berbohong, entah mengapa Yeonjun merasa jika dirinya sangat lelah sekali. Dia membutuhkan sesuatu untuk menghilangkan sedikit rasa lelahnya. Beruntung ada Beomgyu di perpustakaan.

Beomgyu mengusap-usap punggung Yeonjun lembut. Yeonjun semakin mengeratkan pelukannya.

"Kak, jangan terlalu maksain diri kakak sendiri. Kakak bisa ngeluh kalo kakak gak sanggup" Yeonjun hanya berdehem.

Yeonjun melepas pelukannya dari Beomgyu. Dia menghela nafasnya dan tersenyum manis kearah Beomgyu. Nafas Beomgyu sedikit tercekat saat melihat senyuman manis dari Yeonjun.

"Makasih ya, maaf aku gak seharusnya minta peluk kamu Gyu" Beomgyu tersenyum.

"Kak, kita saudara walaupun bukan kandung tapi aku udah anggap kak Yeonjun seperti kakak kandung aku sendiri" Yeonjun mengangguk. Dia mengelus lembut surai hitam Beomgyu.

"Maaf ya kalo selama ini sikap aku gak baik sama kamu, aku cuman butuh waktu buat terbiasa dan ya kamu tahu kan waktu ku setengahnya cuman buat belajar" Beomgyu mengangguk.

"It's okay, kak Yeonjun sekarang udah mau ngajak ngobrol beomie aja beomie udah seneng kok" Yeonjun mengusak rambut Beomgyu.

"Ihh kakak rambut beomie berantakan!" Yeonjun tertawa. Dia semakin mengusak rambut Beomgyu.

Beomgyu mencoba menghalau tangan Yeonjun yang mencoba membuat rambutnya berantakan. Hati Beomgyu menghangat saat melihat tawa dari kakak tirinya. Ini adalah pertama kalinya Beomgyu melihat Yeonjun tertawa sejak 5 tahun tinggal bersama dengan keluarga Yeonjun. Beomgyu berjanji akan membuat Yeonjun tertawa lebih banyak daripada hari ini.

🐻🐻🐻🐻

S

etelah kejadian di perpustakaan tempo hari, sekarang Beomgyu dan Yeonjun sudah 'sedikit' dekat. Bahkan malam ini Beomgyu sedang berada di kamar kakaknya. Dia tidak melakukan apa-apa, hanya membaringkan tubuhnya di atas ranjang milik Yeonjun sembari bermain ponsel. Sedangkan Yeonjun tentu saja sedang belajar disamping Beomgyu.

"Kak"

"Hm" Yeonjun menjawabnya tanpa mengalihkan perhatiannya dari buku-buku miliknya.

"Besok weekend, pergi yuk" Yeonjun menoleh kearah Beomgyu.

"Mau kemana?" Beomgyu bangkit dan duduk di sebelah Yeonjun. Keningnya berkerut, tampak memikirkan sesuatu.

"Ke taman bermain? Ke pantai juga boleh, oh atau gak kita ke pegunungan? Pasti udaranya disana seger banget" Yeonjun hanya diam.

"Liat nanti ya, aku gak yakin kalo ayah bakal setuju" Beomgyu menghela nafasnya. Benar juga apa kata Yeonjun, poin permasalahan disini hanya Siwon ayahnya.

"Nanti beomie yang ijin deh"

"Jangan! Aku aja" Beomgyu menatap Yeonjun penuh tanya.

"Nanti kalo kamu yang ijin, aku takut kamu malah dimarahin sama ayah"

"Justru kalo kakak yang ijin kakak yang bakal dimarahin ayah" Yeonjun menghembuskan nafasnya kasar.

"Liat nanti aja ya"

Beomgyu kembali membaringkan tubuhnya diatas ranjang. Dia harus meminta ijin kepada Siwon untuk membawa Yeonjun pergi. Beomgyu bangkit dari tidurnya dan pergi keluar dari kamar Yeonjun. Yeonjun hanya memandang punggung Beomgyu yang keluar dari kamarnya.

Beomgyu turun kebawah, dia berniat menemui Siwon. Dia harus bisa membawa Yeonjun pergi untuk refreshing. Kalaupun nanti dia dimarahi oleh Siwon pasti Krystal akan membelanya. Benar juga, Beomgyu kan masih memiliki Krystal. Beomgyu sampai didepan kamar Siwon. Dia mengetuk pintu kamar Siwon.

"Masuk!" Seru Siwon dari dalam sana. Beomgyu membuka pintu kamar Siwon.

"Oh Beomgyu, ada apa sayang?" Beomgyu tersenyum kearah Krystal. Dia mendekat kearah Siwon yang sedang duduk di sofa single sembari melihat iPad.

"Eum.. ayah" Siwon menoleh ke arah Beomgyu. Dia tersenyum tipis.

"Ada apa?" Beomgyu sedikit gugup.

"Ayah, bolehkah beomie membawa kak Yeonjun pergi jalan-jalan besok? Besok kan weekend" Siwon sedikit melirik ke arah Krystal.

"Kamu mau bawa pergi Yeonjun kemana sayang?" Beomgyu menoleh kearah Krystal.

"Ke tempat yang pokoknya bisa buat refreshing mah. Kasian kak Yeonjun, beomie lihat dia setiap hari belajar terus dan selalu ngurung dirinya dikamar" Krystal menoleh kearah Siwon dan mengangguk. Siwon menatap Beomgyu.

"Baiklah, ayah ijinin kamu pergi sama Yeonjun tapi ingat harus hati-hati dijalan ya. Bilang sama Yeonjun jangan ngebut-ngebut bawa kendaraannya" Beomgyu tersenyum lebar.

"Terima kasih ayah, makasih mah" Siwon mengangguk, Krystal tersenyum kearah Beomgyu.

"Beomie keluar dulu"

Setelah Beomgyu keluar dari kamar, Krystal mendekati Siwon.

"Terima kasih sudah berbaik hati membiarkan Yeonjun liburan sayang" Krystal mengecup pelan bibir Siwon. Siwon tersenyum.

"Ya aku tahu, Yeonjun juga butuh liburan. Aku sadar aku terlalu keras mendidiknya" Krystal tersenyum.

It's Okay, I'm Here [Yeongyu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang