01. Can We Be Anyone Without Being Anyone?

5 1 0
                                    

Tentang ekstrovert yang selalu mampu mencairkan suasana.

Sebenarnya, agak menjengkelkan bila mendengar stereotip yang dibuat semesta untuk para introvert. Tapi mau bagaimana lagi? Memang begitu adanya. kami lebih suka menyendiri dalam waktu yang lama (mungkin hanya semacam mendengar sunyi di tengah riuhnya insan yang hidup), sifat yang relatif pendiam dan sulit untuk diajak sekadar berbasa-basi saat melakukan pertemuan dengan orang asing, ataupun kami yang terlalu tenang dalam menghadapi berbagai situasi. Iya, itu kami. Tapi tidak semua dari kata "kami" memiliki sifat semacam itu. Semua stereotip itu tidak tepat juga tidak keliru.

Soal kejujuran, kami sebenarnya adalah manusia yang suka mendengar suara dari sebuah perbincangan yang riuh, kami juga suka menjalani hubungan seperti ekstrovert. Lucunya, mereka terkadang membuat kami merasa telah "diadopsi" oleh mereka.

Ketika melihat manusia yang memiliki stereotip berbeda dari kami, kekaguman kami membuncah. Kami sangat senang, dua puluh enam alfabet pun tidak mampu mendefinisikan perasaan kami.

Kami ingin menjadi seperti kalian. Mendominasi suasana dengan kehebohan tanpa melihat apakah lawan bicara kami merupakan orang asing atau bukan, dan melakukan hal-hal semacam itu.

Ya, kami merasa iri dan ingin seperti kalian.

tapi setidaknya kalian membuat kami terbuka dengan keadaan.




Cerita ini telah dipublikasikan dalam buku antologi "Introvert" edisi Juni 2022 di event Nuram Jingga Ellunar Publisher

Mademoistellar's ProjectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang