Senang rasanya bisa mengabadikan rohmu dalam setiap inci tulisan di hidup ini.
Ibarat ruang pameran seni
AKu ingin dunia mengetahui perihalmu
Aku mau semestaku lebih mengenalmu
Tapi kita harus berpisah untuk sementara ini
Empat tahun berlalu
Namun segala yang khas tentangmu, kau tetap sama
Candamu yang candu serta merta turut berpadu
Dengan tatapan rindu yang tak bisa dikira-kira
Kedatanganmu sangat tak tertebak
"Bagaimana kabarmu?"
Tidak, aku tidak baik-baik saja
Warasku tak lekas kembali selagi kau pergi
Aku menunggumu selama ini
Mungkin kau lupa akan aku
Tapi segala tentangmu, tentang masa lalu kita
Bagaimana bisa aku lupa?
Semua tercantum abadi dalam aksara
Semua tersimpan rapi dalam ingatan
Untuk kesekian pertemuan yang kita lalui
Aku memelukmu lagi
Aromamu yang melekat pada raga
Tangis bahagia yang kian menjadi
Kekhawatiran yang perlahan tiada
Aku merindukan kembalinya hadirmu
Apakah ini akan menjadi titik temu yang didamba?
Mengarungi percakapan yang menguras rasa haru
Memutar ualng kembali memori-memori usang
Bercerita perihal betapa melelahkannya dunia
Aku harap kau tak pergi untuk kesekian kalinya
Aku harap ini adalah sebuah titik temu absolut
Aku harap rindu yang bersarang tak pernah tertuntaskan
Dan aku harap detakmu selalu ada di sisiku
Puisi ini telah dipublikasikan dalam buku antologi "Retrofili" edisi Februari 2023 di event Nuram Jingga Ellunar Publisher
KAMU SEDANG MEMBACA
Mademoistellar's Project
Short StoryMenuangkan pikiran yang tak seberapa bukan bertujuan untuk lebih dikenal, melainkan untuk mengabadikan isi kepala yang berisiknya tak bisa didengar siapa-siapa. • • • Selamat datang dan menikmati hasil riuhnya hidup. Cerita ini akan kudedikasikan m...