06. Aksara Sang Retrofili

2 1 0
                                    

Senang rasanya bisa mengabadikan rohmu dalam setiap inci tulisan di hidup ini.


Ibarat ruang pameran seni

AKu ingin dunia mengetahui perihalmu

Aku mau semestaku lebih mengenalmu

Tapi kita harus berpisah untuk sementara ini


Empat tahun berlalu

Namun segala yang khas tentangmu, kau tetap sama

Candamu yang candu serta merta turut berpadu

Dengan tatapan rindu yang tak bisa dikira-kira


Kedatanganmu sangat tak tertebak

"Bagaimana kabarmu?"

Tidak, aku tidak baik-baik saja

Warasku tak lekas kembali selagi kau pergi


Aku menunggumu selama ini

Mungkin kau lupa akan aku

Tapi segala tentangmu, tentang masa lalu kita

Bagaimana bisa aku lupa?


Semua tercantum abadi dalam aksara

Semua tersimpan rapi dalam ingatan

Untuk kesekian pertemuan yang kita lalui

Aku memelukmu lagi


Aromamu yang melekat pada raga

Tangis bahagia yang kian menjadi

Kekhawatiran yang perlahan tiada

Aku merindukan kembalinya hadirmu


Apakah ini akan menjadi titik temu yang didamba?

Mengarungi percakapan yang menguras rasa haru

Memutar ualng kembali memori-memori usang

Bercerita perihal betapa melelahkannya dunia


Aku harap kau tak pergi untuk kesekian kalinya

Aku harap ini adalah sebuah titik temu absolut

Aku harap rindu yang bersarang tak pernah tertuntaskan

Dan aku harap detakmu selalu ada di sisiku




Puisi ini telah dipublikasikan dalam buku antologi "Retrofili" edisi Februari 2023 di event Nuram Jingga Ellunar Publisher

Mademoistellar's ProjectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang