Kala aku menatapmu dari jauh
Tatapanku seakan tahu
Kau penghuni ruang hampaku
Ruang yang sukar sekali kubuka
Sebuah ruang berdebu
Dulu aku ingat itu
Kau mengajakku mengelilingi dirgantara
Dengan lakara kecil yang kau beri
Kau membuatku tak kunjung pulang
Padahal afeksiku belum semedikian
Kini ingatan itu lenyap
Semesta yang kutatap seakan berbisik
"Kapan? Kapan lakara itu berlayar kembali?"
"Kapan Kau mengunjungi cakrawala lagi?"
Entahlah, mungkin suatu hari nanti
Kubiarkan lakara pemberianmu hancur
Kubiarkan segala hal tak mengusikku lagi
Segala hal tentangmu aku tak ingin tahu
Saat semua runtuh, pintaku hanya satu
Semoga lakara ku tak diisi orang semacammu
Lagi.
Puisi ini telah dipublikasikan dalam buku antologi "Lakara" edisi Agustus 2022 di event Nuram Jingga Ellunar Publisher
KAMU SEDANG MEMBACA
Mademoistellar's Project
Historia CortaMenuangkan pikiran yang tak seberapa bukan bertujuan untuk lebih dikenal, melainkan untuk mengabadikan isi kepala yang berisiknya tak bisa didengar siapa-siapa. • • • Selamat datang dan menikmati hasil riuhnya hidup. Cerita ini akan kudedikasikan m...