im finally backkk yorobuunnnn!!
kayanya cerita ini terlupakan •́ ‿ ,•̀
tapi ga apa apa, aku udah komit buat lanjut, semoga sukaaaa💕💕
.
.
.
.
.Genap 18 tahun berlalu sejak peristiwa nahas yang manimpa Chanhee terjadi, namun Changmin masih mengingat dengan jelas bagaimana tubuh kecil adiknya meringkuk kaku tak bernyawa.
seolah baru terjadi kemarin, Changmin mengingat betul bagaimana keadaan rambut Chanhee yang basah, wajah manisnya yang lebam, bahkan ikatan erat yang tersimpul rapi di pergelangan tangan adik kecilnya.
Rasa sesak kembali mendominasi, pening di kepala Changmin yang tak kunjung hilang membuat dirinya lagi lagi harus mengeluarkan isi perut yang sebenarnya telah kosong itu.
Pikirannya berkecamuk. Jika saja Changmin memperbolehkan Chanhee untuk ikut bermain bersamanya kala itu, mungkin hal buruk tak akan terjadi. Mungkin Chanhee akan berada di sisinya sekarang, menyiapkan sedikit hidangan untuk dimakan bersama, atau sekedar berbincang selepas keduanya pulang bekerja
Changmin tersenyum pilu. Tangisnya kembali pecah tak tertahan, disudut ruangan Changmin kembali menekuk erat kakinya
"Aku akan menerima hukuman! aku berjanji akan terus membawa perasaan bersalah ini.. Hingga mati!!"
•
Pagi pagi sekali Kevin datang membawa bubur abalon mahal yang masih sangat panas, Changmin memakannya dengan cukup lahap.
Wajah Changmin merah padam, ditambah dengan matanya yang membesar karena bengkak. Dapat dipastikan pria itu tak berhenti menangis sepanjang malam"Kau masih demam!"
Ucap Kevin setelah sesaat memegang dahi sang atasanPria kanada itu mengambil sebuah kotak p3k, dengan lembut membuka perban tebal yang membalut tangan sang detektif
"sshhhh!!!"
Kevin meringis ngeri, bagaimana bisa seseorang bertahan hidup dengan luka menghiasi di hampir setiap inci tangannya.
Sedikit demi sedikit ia mengolesi luka basah itu dengan salep, setelah sebelumnya ia bersihkan menggunakan cairan alkohol."apa kau tidak takut mati? bagaimana jika suatu saat kau terkena serangan jantung akibat amarah mu yang selalu menggila itu?!" sindirnya
Changmin tersenyum kecil, membiarkan pria di hadapannya mengatakan hal apapun yang ia pikirkan. Changmin sudah begitu lelah, tak ada tenaga tersisa untuknya menjawab semua omelan yang dilontarkan padanya
setelah perban baru terpasang, Kevin mengelilingi apartemen untuk membantu Changmin berkemas. Ia merapikan beberapa botol miras yang entah sejak kapan tak sengaja Changmin kumpulkan. Pria itu juga membantunya melipat baju, mencuci tumpukan piring kotor, bahkan menyapu seluruh lantai ruangan di apartemennya.
Changmin tentu saja menolak, namun makhluk hidup bernama Kevin itu ternyata lebih keras kepala dari dugaan Changmin"Tidur dan istirahatlah, aku akan kembali jika ada perkembangan dari kasusnya"
Changmin mengangguk yang di balas dengan senyum merekah manis di wajah Kevin_
_
_
_
_
Senja mulai menyapa, namun Changmin tak kunjung dapat beristirahat dengan tenang.
Setelah dipikirkan kembali, bagaimana Sunwoo dapat mengetahui Ji Chanhee? adiknya yang terbunuh 18 tahun lalu. Dirinya selalu merahasiakan hal ini, bahkan tak banyak pula orang yang mengetahui kasusnya di kantor kecuali seniornya Lee Juyeon yang telah berpindah tugas tahun lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
CURSED | The Boyz
FanfictionSunwoo terlempar cukup jauh, punggungnya terhentak keras hingga terbatuk. Keadaannya cukup kacau dengan beberapa luka lebam yang hampir menghiasi seluruh wajah. Pria itu bahkan bisa merasakan karat dari darah di bibirnya yang sobek. Tangannya merab...