sepuluh || tuk selamanya akan di kenang

138 20 6
                                    

Saat di perjalanan pulang, keluarga yang telah memiliki hubungan baik itu menikmati kebahagiaan yang ada. Saling berbincang-bincang, dan merencanakan liburan selanjutnya.

Sakura tersenyum hangat saat mendengarnya, hal seperti ini memang yang di inginkan olehnya. Ternyata dia memiliki kesempatan seperti ini, hal seperti ini memang akan terjadi di kemudian hari. Kenyataannya justru terasakan sekarang.

"Besok kita ke makam adik ya, kita sudah jarang ke sana bersama. Adikmu pasti merindukan kita," kata sang ibu sambil menatap Sakura.

Anak itu pun mengangguk, dia tidak lupa mengukir senyumannya dengan manis. Hari yang menyenangkan ini tentunya tidak boleh cepat berlalu. Sakura akan menikmati setiap detiknya, karena ini saat-saat yang sangat berharga.

Sakura juga tidak sempat mengabari Togame untuk beberapa hari ini. Karena dia terlalu sibuk menikmati waktu liburannya di keluarganya. Mungkin tidak apa-apa, lagian masih banyak kesempatan nantinya.

Senja hari ini terlihat sangat indah, Sakura pun mengeluarkan kameranya dari dalam tasnya itu. Kemudian bersiap-siap untuk segera memotretnya. Tapi siapa sangka, jika tiba-tiba sebuah mobil truk secara berlawanan menabrak mobil miliknya.

Sakura tidak mengingat apapun, dia hanya melihat bagaimana mobilnya terguling beberapa kali. Dan melihat orang-orang langsung mengerumuninya, mereka semua berusaha untuk menolongnya.

Rasanya menyakitkan sekali, sorot senja yang menyoroti wajahnya tidak memberikan ketenangan padanya. Kepala Sakura terasa sakit, kedua kakinya juga terluka. Hingga kesadarannya terambil alih, Sakura tidak dapat melihat apapun lagi. Dia juga tidak tahu, jika hari itu merupakan hari terakhirnya.

Hanya Sakura yang tidak selamat, dia kehilangan banyak darah. Dan sebuah kaca mobil menusuk dalam tubuhnya, bahkan mengenai bagian vitalnya. Bersamaan dengan senja yang menghilang, Sakura pun menutup matanya untuk selama-lamanya.

Sakura meninggal bahkan sebelum sampai di rumah sakit. Dia tidak dapat terselamatkan, dia bahkan belum mengatakan kata-kata terakhirnya. Sakura menyesal, jika dia tahu hidupnya itu singkat. Maka dia akan menyempatkan dirinya untuk menghubungi teman-temannya.

"Aku ingin melihat wajahnya," kata Togame yang mendekat ke arah tubuh Sakura yang kini terbujur kaku itu.

Seseorang justru menghentikannya, dia melarang Togame untuk membuka kain tersebut. Bahkan di saat-saat terakhir Togame tidak memiliki kesempatan. Dia kehilangan kesempatan dalam hidupnya, untuk melihat Sakura untuk terakhir kalinya.

Sebenarnya dia tidak ingin datang, hatinya sakit. Dia justru menangis terlebih dulu, sehingga teman-temannya memaksanya untuk tetap datang.

Namun, mereka tidak di izinkan untuk melihat Sakura lebih dekat. Di saat-saat terakhir itu, tidak banyak yang bisa dilakukan oleh mereka. Hanya air mata yang bisa mengantarkan kepergian Sakura.

Setelahnya Togame langsung pergi ke luar rumah, dia tidak sanggup jika harus dihadapkan oleh kenyataan seperti ini. Seseorang yang membawa perubahan dalam hidupnya, dan seseorang yang membuatnya sembuh kini telah meninggalkannya.

Lantas, bagaimana caranya untuk sembuh. Sakura belum sepenuhnya memberitahunya tentang keindahan langit. Tidak banyak yang diberitahu oleh anak itu. Sampai pada akhirnya, Sakura tutup usia di umurnya yang masih terbilang muda.

"Tidak apa-apa, kau boleh menangis. Tapi setelah ini kita harus lebih kuat lagi. Sakura pastinya tidak ingin melihat kita mengantarkannya pulang dengan tangisan," ucap Choji yang memeluk tubuh Togame yang lebih besar darinya.

Togame langsung membalas pelukan dari Choji. Dia menangis sesenggukan, dan membuat dadanya terasa sesak. Tapi dia tidak peduli, Togame tidak tahu caranya untuk menjadi kuat sekarang.

Beritahu Indahnya Langit [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang