ICY - 07

348 49 4
                                    

Hening...

Itulah yang terjadi sekarang di kamar Liana. Entah sudah berapa lamanya mereka menghabiskan waktu hanya dengan diam tanpa melakukan apapun. Rion juga mulai merasa pegal karena tangannya harus terus memegang mangkuk sup yang sudah dingin itu.

Bukannya Rion tidak mau menyuapi Liana, pria itu sudah berusaha sedari tadi, namun Liana tidak mau membuka mulutnya sedikit pun.

"Hahh~" Rion mulai menghela nafas kesal seraya meremas sendok yang masih berhadapan dengan bibir pucat Liana.

"Buka mulutmu, atau mau aku cium." Ancam Rion yang menahan kesal sedari tadi.

Liana sempat membulatkan mata tidak percaya. Tapi gadis itu mencoba terlihat tak peduli dan menelan utuh bibirnya ke dalam.

"Kau pikir aku tidak bisa melakukannya?" Tangan Rion terus memaju paksa sendok berisi potongan sayur itu ke mulut Liana.

"Baiklah.."

Karena Liana yang tak kunjung mau membuka mulut. Rion dengan nekat mendekatkan wajahnya pada gadis itu, namun sendok yang ia pegang tidak bergeser sedikit pun.

"Kau yang memaksa.." Ucap Rion sebelum menjauhkan sendok itu dari mulut Liana, namun dengan cepat Liana malah melahap habis sup yang sudah dingin itu.

"Bagus.. telan semuanya sampai habis."

Rion kembali menyuapi Liana dengan begitu cepat. Bahkan belum sempat Liana menelan, Rion masih saja menyuapinya.

"Kau harus makan banyak supaya bisa kembali sehat." Ucapnya tanpa mengetahui jika Liana tengah kesusahan menelan beberapa potongan sayur yang berada di dalam mulutnya itu.

"Cukup!"

"Hmm?"

"Aku bisa makan sendiri!" Liana mencoba mengambil mangkuk sup yang sudah sisa sedikit itu, namun Rion segera menjauhkannya dan kembali menyuapi Liana.

"Mmmh!! aku bisa sendiri!" Kesal
Liana yang masih berusaha menelan.

Rion tidak peduli, pria itu tetap menyuapi Liana hingga sup ayamnya habis tak tersisa. Wah tidak perlu membuang waktu banyak jika Rion yang menyuapi Liana makan.

"Ini!" Rion memberikan segelas air, lalu menyuruh Liana untuk segera meminumnya.

"Tidurlah kembali." Suruh Rion yang kemudian menyelimuti tubuh Liana.

Liana hanya menatap datar Rion dengan perasaan yang campur-aduk. Hatinya benar-benar sakit saat mendengar Rion mengucapkan kata itu pada Mity.

Lima tahun lalu.. dengan mudah Rion menolaknya, dan saat kembali Rion malah mengatakan jika dirinya menyukai Mity, bahkan akan menikah dengan adiknya itu.

Lucu sekali bukan?

"Aku akan tidur di sofa." Setelah selesai menyelimuti tubuh Liana. Rion segera berjalan menuju sofa, pria itu membaringkan tubuhnya di sana, membelakangi Liana yang masih menatapnya sayu dengan beberapa tetesan air mata yang mulai berjatuhan membasahi bantal.

Aku tidak bisa menghadapi semua ini (ಥ_ಥ) - Liana.

Keheningan pun mulai menyelimuti ruangan itu kembali.. dan dalam hitungan menit, keduanya mulai terlelap di tempat masing-masing.

•••••

Paginya Liana terbangun saat mendengar suara mobil yang berjalan melaju pergi meninggalkan rumah.

"Oh tidak aku lupa!"

Gadis itu segera bangun dan berlari menuju jendela kamar. Benar saja, mobil itu milik ayahnya Ricky, dan Liana sangat yakin jika yang ada di mobil itu adalah Mity dan para orang tua yang akan pergi ke butik disalah satu mall terkenal di kota ini.

I Choose You (Rion Kenzo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang