ICY - 04

364 53 2
                                    


Mity masih mencari keberadaan Liana yang sedari tadi tidak terlihat dimana-mana. Kali ini Mity mencari Liana ke belakang rumah, dan Mity memilih tempat yang tepat. Karena Liana memang ada di sana, gadis itu tengah terduduk lesu di lantai tangga depan pintu yang dibiarkan terbuka.

Mity pun segera berlari menghampiri Liana, ia tak sabar ingin memberitahu kakaknya tentang pernikahannya dengan Rion.

Namun, langkah kaki Mity terhenti saat melihat wajah murung Liana yang sedang melempar beberapa batu kecil dengan tatapan kosong.

Ya, Liana masih belum percaya dengan apa yang ia dengar tadi.

"Liana!!" Teriak Mity memanggil nama gadis itu. Liana yang mendengar hanya diam tanpa mau menoleh sedikit pun pada Mity yang mulai berjalan menghampirinya.

"Ada apa hmm?" Tanya Mity seraya duduk di sebelah Liana.

"Tidak ada-" Jawab Liana seadanya.

Sebenarnya Liana ingin sekali marah pada Mity. Dengan mudah adiknya itu akan dinikahi oleh pria yang tidak pernah bisa Liana miliki.

Namun, Liana segera membuang jauh pemikirannya itu. Mity sama sakali tidak bersalah, bahkan Liana tidak punya hak untuk marah pada adiknya itu.

Liana sempat berpikir, jika Rion datang hanya untuk dirinya. Gadis itu berpikir jika tuhan sudah mengabulkan doanya. Tapi ternyata Liana salah mengartikan, sama seperti lima tahun yang lalu, Rion memang tidak ditakdirkan untuknya.

"Kamu terlihat sedih?" Tanya Mity mulai khawatir.

"Aku hanya sedang merindukan ayah dan ibuku.." Liana tersenyum hangat saat mengatakan kebohongan itu.

"Sudahlah jangan bersedih lagi, mereka juga pasti akan sedih jika melihat mu seperti ini." Mity mengusap lembut punggung Liana mencoba menenangkan kakaknya ini.

"Aku ada kabar baik, dan kamu pasti akan senang mendengarnya." Ucap Mity yang terlihat begitu gembira. Namun, tidak dengan Liana yang sedang berusaha menahan air mata supaya tidak jatuh lagi membasahi wajahnya.

"Coba kamu tebak.." Suruh Mity bersemangat.

"Eum apa? Aku tidak tahu.." Ucap Liana menyerah. Tapi gadis itu sangat yakin jika Mity akan mengatakan sesuatu yang tidak ingin ia dengar dari Mity secara langsung.

"Aku akan menikah dengan Rion!!" Beritahu Mity yang sedikit berteriak.

Liana bisa melihat ada kebahagian di wajah adiknya itu. Apa Mity sangat bahagia dengan pernikahan ini? Kalau begitu Liana tidak boleh menghancurkan kebahagian adiknya.

Liana segera memalingkan wajah saat air mata itu jatuh dengan begitu saja. Tidak, Liana tidak mau jika Mity sampai melihatnya menangis. Namun, mau bagaimana pun Liana menyembunyikan tangisannya, Mity akan tetap tahu karena tubuhnya yang bergetar menahan rasa sakit itu.

"Eh, kamu menangis lagi?" Kaget Mity yang kemudian menarik tangan Liana.

"Liana, kamu tidak senang?"

"Tidak, tidak, aku bahkan sangat bahagia Mity. Kamu tahu.. aku menangis karena bahagia." Panik Liana yang kembali berbohong. Hanya itu yang bisa Liana lakukan saat ini, namun entah sampai kapan gadis itu akan bertahan menyembunyikan perasaannya sendiri.

"Aku kira kamu tidak senang, kamu membuatku takut saja." Mity segera memeluk tubuh Liana dengan penuh perasaan.

"Jangan khawatir, walau nanti aku sudah menikah, aku tidak akan pernah meninggalkanmu sendirian, Liana.."

Liana terdiam, namun detik berikutnya gadis itu pun membalas pelukan Mity. "Terimakasih, Mity..."

Dari belakang sana...

Rion sudah menyaksikan semuanya.. Pria itu tahu ada rasa sakit dari setiap perkataan yang dilontarkan oleh Liana. Rion tahu, gadis itu menangis bukan karena senang atau bahagia adiknya akan menikah.

Tapi mungkin karena dirinya juga.

Ternyata Liana masih mencintaiku. - Rion.

•••••

Tak terasa waktu berjalan dengan begitu cepat. Siang ini para wanita sedang asik berkumpul di ruang tamu untuk membicarakan pernikahan Mity dan Rion. Semua orang terlihat begitu antusias, namun tidak dengan Liana yang hanya diam tak bersemangat.

"Mity, minggu depan nanti kita akan pergi ke butik untuk memilih gaun pengantinmu, ya." Ucap Rossa yang membuat Mity senang mendengarnya.

"Baik bibi."

"Jangan panggil aku bibi sayang, panggil aku ibu." Protes Rossa seraya mengelus lembut rambut Mity, dan itu jelas terekam di mata Liana.

"Liana, pokonya kamu harus ikut!"

"Tentu saja-"

"Liana, bisa kau buatkan kami minum?" Suruh Yuna yang mulai merasakan haus.

Tanpa protes sedikit pun, Liana hanya mengangguk dan segera berjalan ke arah dapur untuk membuatkan mereka minum. Namun, saat ditengah perjalanan, gadis itu tidak sengaja bertemu dengan Rion yang baru saja keluar dari kamarnya.

Mereka sempat berhenti, dan saling melempar tatapan dengan penuh rasa penyesalan. Namun, Rion yang tidak ingin memperlihatkan kelemahannya kembali berjalan, begitu pun dengan Liana. Tetapi, saat tubuh keduanya hampir saling melewati.

"Selamat~" Ucap Liana yang terdengar begitu menyakitkan.

Rion seketika menghentikan langkah kakinya, pria itu tak menyangka jika Liana akan mengucapkan kata itu padanya.

Liana menoleh ke arah Rion yang terlihat seperti sedang kebingungan, detik berikutnya gadis itu menundukan kepalanya karena Rion yang tak kunjung memberi balasan.

"Ah, apa sih yang aku lakukan?" Guman Liana yang kemudian berjalan ke dapur.

Rion yang masih terdiam hanya bisa mengepalkan kedua tangannya. Sial, mengapa tiba-tiba Rion merasa kasihan pada Liana. Kemarin Gadis itu selalu bersikap kasar padanya. Namun, setelah pernikahannya dengan Mity diumumkan, Liana terlihat begitu sedih dan menjadi lebih diam.

Gadis itu kembali berubah menjadi Liana yang dulu Rion kenal.



- Tbc. -
Vote n komennya 😊

I Choose You (Rion Kenzo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang