𓆟 cap ikan

149 28 1
                                    

"HUAHHH!! ANJIRR SEREM BANGET"

Yisha terbangun dari tidurnya dalam keadaan penuh dengan peluh dan wajahnya memerah, lebih tepatnya, ia baru saja berhasil bangun dari sebuah mimpi buruk.

"Aneh banget?!!?!?"

Nafasnya masih tersengal-ssngal, ia lalu memegang dadanya, jantung itu berdegup begitu kencang disana.

"Emangnya salah ya cuma liat-liat doang di tokonya? bukannya wajar ya? masa gue sampe didatengin hantu ikan di mimpi sih??!?" Protesnya entah kepada siapa.

Di dalam mimpinya, Yisha tengah terdampar di sebuah pulau terpencil di mana ia hanya bisa melihat hamparan laut di semua sisi pandangannya bisa menjangkau, hingga tiba-tiba ia dihampiri seekor ikan hiu besar yang menyeramkan. Ikan hiu itu melahapnya hidup-hidup. Di dalam perut sang ikan, ia dipertemukan dengan lebih banyak ikan berwujud menyeramkan yang siap mencabik-cabik tubuhnya hingga tak berbentuk.

Jadi jangan heran bila reaksi Yisha saat berhasil bangun memang se heboh itu.

"Huh.. untung gue bangun di waktu yang tepat."

Hari ini Yisha libur bekerja, rencananya ia akan keluar dengan Jihan karena Jihan telah berhasil menukar hari liburnya menjadi sama dengan hari libur Yisha. Tapi mereka belum merencanakan tempat yang akan mereka kunjungi, bahkan jam berapa mereka akan pergi.

Selepas mandi dan mencuci rambutnya, Yisha mengambil hairdryer seraya menekan tombol telepon pada kontak sahabatnya itu.

"Woy! bangun-bangun"

"Aaaaa masih ngantuk guee"

"Kita keluar jam berapa sih??"

"Sorean aja lah Sha"

"Ngemeng dong! oke, selamat tidur kembali"

tutttt... Yisha mematikan sambungan teleponnya.

Ia tau betul bahwa sahabatnya itu benar-benar masih mengantuk, pasalnya ia melihat dengan mata kepalanya sendiri bahwa kemarin Jihan lembur lagi hingga tengah malam, sungguh malang sekali nasib sahabatnya itu.

Jika mereka akan pergi sore nanti, jadi Yisha masih memiliki waktu dari pagi hingga siang, ia berpikir untuk menggunkannya melanjutkan menata barang-barang yang belum sempat tertata.

Mulai dari menggeser posisi laci yang kurang pas, memindah novel-novel yang ia miliki menjadi di rak paling atas, hingga mengubah arah lemari es agar semakin rapi tata letak benda-benda di dapur rumahnya.

Ketika ia sedang beristirahat sejenak di sofa ruang tamu, seseorang memencet bel rumahnya.

ting tong..

"Iyaa??"

Pandangannya beralih sedikit turun, di depan pintu rumahnya, berdiri seorang anak laki-laki yang sedang memegang sebuah papper bag warna hitam yang cukup besar, dilihat daei ekspresi anak tersebut sepertinya bawaannya ini cukup berat.

"Ini buat kakak.. tetangga baru.."

"Hahh? dari siapa??"

"Toko ikan di sana kak" Anak laki-laki itu menunjuk ke arah kanan, arah toko ikan hias itu.

"Beneran buat kakak?? kamu ngga salah nganter???"

"Engga kok kak, aku disuruh ke sini"

"Oh, okee, terimakasih yaa" Yisha menepuk halus pucuk kepala anak itu, "Tolong sampein makasih juga ke yang nyuruh kamu ngasih ini yaa"

Anak laki-laki itu pun tersenyum lebar lalu berlari menjauh.

Di dalam rumah, Yisha membuka paperbag hitam itu. Didalamnya terdapat sebuah kotak kue dengan label 'The H*rvest" namun ada sedikit yang aneh dari label itu, tepat dibawah labelnya terdapat sebuah tempelan stiker bergambar ikan cupang berwarna biru, lucu sekali.

Jarinya mengambil sedikit cream yang menghiasi red velvet cake tersebut "Hmmmm enak banget" Kemudian ia membuka plastik pisau kue nya dan mulai memotong kue tersebut untuk segera ia masukkan ke dalam mulutnya.

"Tapi kok aneh ya? perasaan kalau pindahan tuh ya yang pindahan yang ngasih buah tangan ke tetangga, ini kok malah gue dikasih sama tetangga gue sih?" Ia bermonolog sambil terus mengunyah kue tersebut.

"Tapikan kemarin gue juga udah bagi-bagi kue dibantuin sama mama, ah bodo amat lah"

Tak terasa matahari mulai turun dari singgasana nya, hari pun berganti menjadi sore.

Kini Yisha tengah bersiap-siap untuk pergi dengan Jihan, hanya kurang menggunakan liptint di bibirnya, siap sudah wajah cantiknya ini.

ting tong ting tong..

ting tong ting tong ting tong...

Ah, pasti itu Jihan. Yisha berlari menuju pintu dan benar saja.. itu adalah si cantik bergigi kelinci yang langsung menyunggingkan senyuman manis dan memeluknya.

"Astagaaaa lo udah punya rumah aja, gue kapan ya Shaaaa"

"Dihh gausah merendah untuk disambit gitu dong! gue tau pasti tabungan lo juga sampe jebol tuh ATM"

"Engga lah!"

Sebelum mereka pergi, Yisha mempersilahkan Jihan untuk masuk terlebih dahulu. Bagaimanapun Jihan adalah tamu terhormat nya di sini. Perempuan itu meletakkan beberapa paper bag di atas meja Yisha.

"Nihhh cheese cake, butter cookies, matcha ball sama permen karet kesukaan lo semua"

"Yaampunn lo repot-repot aja Han, kan gue jadi seneng kalo begini caranya"

"Yeee!"

Kemudian mereka berdua tetawa lepas bersamaan.

"Mau dibikinin minum dulu?"

"Gausah gausah! lo udah siap kan? cus kita langsung berangkat aja"

"Oh gitu? Oke oke"

Mereka berdua pun beranjak keluar dari rumah, tak lupa sebelumnya Yisha mengunci rapat-rapat semua akses masuk rumahnya itu.

Mereka berangkat dengan motor Jihan, yaa.. Jihan yang membonceng Yisha. Tepat setelah melewati beberapa rumah, mereka hampir saja menabrak seekor anjing yang tengah berlari.

"EEHHH ANJRITTT"

"JIHAN HATI-HATIII"

"TURUN DEH SHA LIAT ANJINGNYA KETABRAK APA NGGA"

Setelah Yisha turun dari motor, ia mengecek keadaan anjing yang satu senti lagi sudah mengenai roda motor Jihan itu, untungnya anjing putih ini baik-baik saja, dia hanya tiba-tiba berbaring ditengah jalan.

Setelah itu seorang pria berlari ke arah mereka kemudian menggendong anjing itu ke dalam dekapannya.

"Waduh maaf ya mas, anjingnya ga ketabrak kok, emmm hampir sih.." Yisha mengatakan itu dengan nada yang tulus untuk meminta maaf.

"Iya gapapa"

Dan pria itu pun berjalan menjauh bersama anjing putihnya yang sedang dipeluk itu.

"Buset, lo punya tetangga bule ya Sha"

"Kayak pernah liat, tapi dimana ya..??"

??"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...

jangan dibaca doang woy vote gakk😔🫵

⭐~!!

Freaky Fishy - Kim LeehanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang