𓆟 jealousy

99 22 0
                                    

"Masa gue tanyain sih?"

"Tapi kan waktu itu yang telpon dia, berarti dia yang butuh dong? kenapa ga ngehubungin lagi?"

"Masa iya harus gue yang ngechat? ntar dikira apaan lagi"

Yisha sibuk bermonolog, bertanya jawab dengan batinnya sendiri tentang keputusan apa yang akan ia ambil selanjutnyaa.

Sudah satu minggu lebih ia tak berinteraksi dengan Daffa, harusnya biasa saja kan? toh mereka juga hanya tetangga. Tapi anehnya Yisha merasa ada yang kosong selama seminggu ini. Ia bukannya merasa kesepian, kan ada Yusril yang menginap di rumahnya? Juga si Joey.. kucing peliharaan mereka itu juga ikut dibawa ke rumahnya.

Sepertinya semua ini memang tentang laki-laki pemilik toko ikan itu, mungkin efek Yisha yang sudah terbiasa dengan kehadiran Daffa.

"Kakak tinggal sendirian makin gila ya?"

Dirinya terlonjak mendengar pertanyaan tiba-tiba dari sang adik yang datang entah dari mana.

"Ga sopan banget ngomong sama kakaknya"

"Abisan ngomong-ngomong sendiri di depan aquarium gitu, kalau ada ikannya mah gapapa masih maklum nah itu kosong."

"Kalau gatau diem deh gausah komen."

Yusril menempatkan dirinya duduk bersila di sebelah Yisha, "Di depan sana itu toko ikan bukan sih? kenapa kakak ga beli di sana aja?"

"Kan, sok tau kan. Orang ni aquarium aja kakak beli di sana."

"Ikannya?"

"Mati" Jawab Yisha dengan lirih, mengundang tawa menggelegar dari sang adik.

"Kakak emang ga jago sih ngerawat ikan, skillnya cuma bisa di buat ngerawat Joey doang."

"Dih, kamu pasti juga gabisa. Susah tau."

"Siapa bilang? Ayo deh beli ikan, nanti aku rawat selama aku nginep di sini. Kita liat siapa yang lebih jago."

"Gak ah, ntar mati semua malah dosa."

"Engga kakk, kan aku pernah pelihara cupang dulu."

"Nanti deh, tunggu kakak gajian dulu. Sekalian lunasin aquarium nya."

"Loh? kakak ngutang?"

"Sttt, bukan ngutang tapi dp dulu terus nyicil."

"Sama aja kali"

"Ga sama, pokoknya ga sama."

...

Awal bulan adalah saat yang ditunggu-tunggu oleh para pekerja seperti Yisha dan kawan-kawan, karena pada tanggal pertama itulah mereka akan memperoleh gajinya masing-masing. Merdeka sudah jiwa konsumtif yang mereka miliki itu.

Namun kali ini Yisha mencoba menyetir nafsunya yang sebetulnya ingin membeli ini dan itu. Ia tak mau menerima uang sepeserpun dari orang tuanya ketika mereka hendak menitipkan Yusril di rumahnya. Yisha bahkan mentransfer kembali uang yang dikirimkan ayahnya untuk menafkahi adiknya itu sementara, ia benar-benar tak mau.

Dirinya ingin berlatih menjadi orang yang tidak boros dengan hasil jerih payahnya bekerja. Terlebih ketika teringat hutangnya pada laki-laki tampan pemilik toko ikan itu, rasanya masih memalukan karena ia mengulur jangka waktu penyicilannya sendiri.

"Cil mau kakak traktir ga?"

Yusril memicingkan mata curiga, "Dalam rangka apa nih? pasti mau nyuruh-nyuruh."

"Yaudah sih kalau ga mau, kan kakak habis gajian."

Mata indah yang sebelumnya menjadi sipit itu kemudian membulat sempurna, "Mau mau!"

Freaky Fishy - Kim LeehanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang