Bab 139

2K 3 1
                                    

"Kamu, Miska ya?" tanyaku pada wanita yang sekarang duduk di hadapan.

"Iya, saya adalah Miska. Kamu sudah sudah pernah menikah atau masih lajang sih, Mas?" tanyanya balik padaku.

"Iya, aku sudah menduda. Sekarang aku mau cari calon, tapi belum ada sih, makanya mencari jati diri dulu ajalah," paparku dalam menjelaskan.

"Kan, orangnya ada di depan mata. He he he ... kalau boleh tahu anaknya berapa Mas?" tanya Miska.

"Anak aku belum ada, karena aku bercerai karena meninggal. Istri aku sekarang sudah tenang di alam sana, jadinya ... ya ginilah," jawabku lagi.

"Oh, baguslah kalau cerai meninggal, jadinya aku gak takut kalau mau dekat sama kamu."

"Hmm ... dan kamu sendiri, masih punya suami kan?"

"Masih sih, mas, tapi dia gak pernah ada di rumah. Maklumlah, tentara angkatan laut, selalu saja di laut gak pernah pulang. Paling setahun beberapa kali aja, itu pun gak lama. Makanya kalau mas mau, temani aku yang kesepian dong," paparnya menjelaskan.

"Boleh aja sih kalau kamu mau di temani, apalagi sekarang mas juga gak ada pendamping. Tapi ... apa benar kalau di rumah kamu sendirian, sekarang sudah ada undang-undang selingkuh loh dek," jelasku panjang kali lebar.

"Kita menikah siri aja mas, kalau suami aku pulang entar kita pisah ranjang. Lagian ... dia itu gak akan peduli sama kita, kan aku udah ada yang temani, gimana mau gak mas?"

"Boleh, tapi kamu tanggung biaya aku ya. Soalnya aku ini orang gak punya, lagian ... sekarang aku masih menumpang sama ayah," kataku.

"Ayah kamu kerja di mana emangnya mas?" tanya Miska.

"Ayah aku sekarang menjabat sebagai CEO, sekaligus pemilik Adiwijaya Group."

"Astaga! Jadi kamu anak konglomerat, yang ada di kota itu kan mas?"

"Hmm ... iya, sekarang aku pakai mobil BMW, ini kuncinya. Tapi saat ini aku lagi ada masalah sama dia, makanya gak dapat jatah bulanan. Kalau kamu mau biayai aku, gak masalah sih kita sabar sampai ayah benar-benar baikan lagi," kataku pada Miska.

"Mau, kalau itu aku akan jelas mau. Sekarang kita pesan makanan dulu ya mas, karena aku udah lapar banget ini," jawabnya.

Kemudian datang seorang wanita yang menjadi pelayan di bar ini, kami pun memberikan sebuah buku menu, pilihan demi pilihan pun kami tandai, dia mengangguk dan sekarang aku banyak memesan makanan enak di bar ini. Walau pun pada dasarnya ini adalah minuman, akan tetapi ada juga makanan.

Wajah tulus miska yang membuat aku sangat senang sekarang adalah hal yang harus aku dekatkan, karena jujur saja kalau dia menjadi sebuah tempat baru sehingga aku tidak harus berada di rumah ayah lagi. Kemungkinan kalau suami Miska pulang saja, barulah aku datang dan pulang.

Karena sepertinya Miska adalah wanita yang banyak harta, dari biodata di jelaskan kalau dia merupakan seorang wanita karir yang punya studio, apartemen dan ada juga usaha salon. Dengan begitu, dia bisa membuat aku menjadi kaya dalam hitungan menit. Otomatis aku dan Julia akan kembali lagi, dan bisa memperbaiki rumu tangga kami yang telah lama berantakan.

Ambisiku ini yang semakin meraja lela, terlebih lagi sekarang. Ayah sudah memecundangi aku, mereka telah tersenyum manis dengan kegagalan dalam semua pekerjaan dan karir ini, sampai-sampai tidak ada waktu untuk aku menjelaskan bagaimana dan mengapa. Dengan sangat bersenang hati, kemudian aku pun menyebut nama Julia dalam setiap hati.

Dan biarpun sekarang aku telah mendapatkan wanita baru, itu karena hanya untuk menjadi bank berjalan, dan dapat memulai usaha dari nol lagi. Dengan begitu ayah dapat percaya, kalau aku sudah dapat memiliki sebuah tempat dalam berusaha. Sekarang adalah bagaimana caranya merayu Miska agar mau memberikan setengah usaha dan asetnya padaku, agar dapat menjadi atas namaku.

Tak berapa lama, sebuah pesanan pun datang, berjajar rapi di atas meja. Aku sudah menatap sebuah menu yang enak itu, sementara Miska juga sudah meneguk kopi hangatnya. Dan di samping juga ada wine dengan tingkat kadar 4lkohol luar biasa, entah siapa yang mau meneguk minuman itu.

"Mas, silakan makan, aku udah lapar banget ini," katanya.

"I-iya, mas akan makan kok," kataku seraya menatap wajah Miska sangat senang.

Sekarang satu mangsa telah aku genggam, kemungkinan kalau kami akan bersama beberapa hari ini dalam pendekatan. Apalagi ayah sedang sibuk, dan di rumah juga sudah kosong rumah tidak ada siapa pun, selain bi Ira dan Bi inem, mereka akan aku berikan refleksi agar tidak membuka kedekatan aku dengan Miska.

Mungkin dengan begitu, Miska akan percaya sepenuhnya kalau aku adalah anak seorang konglomerat yang ada di kota ini, dan sekarang kami fokus makan malam. Di temani suara alunan musik DJ yang keras, mampu membuat aku sangat senang berada di sini. Awalnya aku merasa tidak percaya diri, akan tetapi lama kelamaan kami pun semakin akrab dan dekat.

Dengan meneguk sebuah minuman hangat, aku memberikan sebuah sayuran untuk Miska makan, menggunakan sendok, dan dia menatap wajahku yang sangat romantis ketika bersamanya, memperlakukan bagai seorang ratu di malam hari ini.

"Ini, makan dulu," kataku sambil memberikan sebuah makanan.

"Hmm ... kamu romantis banget, sih, Mas ...," jawabnya membuat aku senang.

"Aku memang romantis loh sayang, kamu baru tahu, kan aku akan menikah sama kamu," paparku lagi.

"Suami aku aja gak pernah begini sama aku, kok kamu melebihi dia ya?"

"Karena suami kamu gak normal itu sayang, jadi dia gak mau sama perempuan. Wanita secantik kamu kok, di sia-siakan sih, kalau aku ya wajar ajalah di gas terus," paparku menjelaskan.

Miska pun menutup mulutnya karena malu, lalu dia pun tersenyum dan menoleh ke kanan. Sekarang aku sudah bisa membuat dia merasa sangat senang, terlebih lagi waktu yang sangat bisa di pastikan. Kalau dalam waktu dekat ini, kami akan saling kenal satu sama lain. Dan dengan begitu, kami akan bisa lanjut menikah, sebagai seorang lelaki normal, miska adalah wanita cantik yang layak di jadikan istri.

Sekali pun hanya siri, tetapi aku yakin kalau dia memiliki apem yang sangat wangi. Dan itu adalah keinginan aku sebagai seorang lelaki, tidak ada yang lain. Selebihnya hanya menunggu waktu saja, kalau kami akan bersama di dalam rumah dan menikmati apa yang sudah dia capai selama ini. Sementara aku, belum kepikiran saat sekarang untuk mengajak siapa pun bercinta.

Setelah di pikir-pikir, mencintai wanita yang sangat senang berhubungan adalah keingian terdalam di hidup ini. Aku tersenyum dalam hati, sambil memandang lekuk dua buah di dada Miska, bergelayuh tidak waras dan menggoda adrenalin.

"Sayang, kamu mau minum wine?" tanyanya padaku.

"Hmm ... boleh, mas mau dong kalau kamu izinkan," paparku menjelaskan.

"Boleh aja, mas, ini aku berikan buat kamu," katanya menyodorkan padaku.

Bersambung ...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 03 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kecanduan Kontol MertuaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang