Love Wins All 17

63 9 1
                                    

...

Waktu berputar lebih cepat dari biasanya. Mungkin itu hanya prasangka diri. Karena nyatanya seminggu itu masih terdiri dari tujuh hari. Bella merasa hidupnya sangat berbeda. Semua seolah berubah diluar bayangan Bella. Tapi keadaanya saat ini membuat Bella semakin bahagia. Walaupun dikejar kerjaan dan juga persiapan pernikahan.

Bella tak ambil pusing untuk segala hal dalam hidupnya. Karena dirinya hanya akan melihat kondisi saat ini secara apa adanya. Bella tak memaksa untuk harus sempurna atau wah. Karena sejujurnya pernikahan itu semampunya, bukan semewahnya.

Hari ini harusnya Bara datang ke Jogja, tapi Bella belum menerima kabar dari pria itu. Mungkin masih sibuk dengan pekerjaan yang Bella tahu pasti banyak.
Dirinya paham, karena mengalami sendiri.

Bella masih berada di rumahnya, karena merasa sedikit demam. Sejujurnya masih banyak tumpukan pekerjaan, tapi sang ibu memaksa Bella untuk istirahat sampai demamnya hilang.

Jadi mau tak mau Bella menurut saja, demi kebaikan. Rumah besar hanya berisi dua penghuni, cukup sepi. Apalagi Boy di Jakarta juga sibuk kuliah dan kerja sambilan, jadi tak bisa sering pulang ke Jogja. Rasanya rindu melihat Boy yang usil.

Hingga terdengar ketukan dari arah pintu rumah. Bella segera beranjak berdiri dari ruang baca.

Sosok yang beberapa hari ini menemani Bella. Sedikit terkejut, karena dia tiba tiba datang. Ya mungkin sebagai saudara sepupu tak masalah jika berkunjung sewaktu waktu. Tapi Bella merasa Adjie terlalu agresif mendekatinya.

"Katanya kamu demam." Adjie datang karena mendengar Bella demam.

"Ah, hanya kurang istirahat. Kamu ngga perlu repot repot segala." Bella merasa tak enak karena Adjie membawa kue dan buah buahan untuknya.

"Aku khawatir, dan lagian sekalian main kesini." Adjie tak mungkin keberatan. Bahkan bertamu setiap hari saja dirinya bersedia.

"Sebentar ya aku panggilin ibu, sekalian buat minum." Bella sebenarnya tak ingin cangung tapi melihat Adjie semangat bertemu dengannya membuat Bella tak nyaman.

"Kamu kan lagi sakit, duduk aja disini. Aku buat minum sendiri." Adjie menarik Bella untuk duduk, sedang dirinya mulai ke arah dapur.

Jangan bingung, karena Adjie kan sepupu Bella sudah pasti pernah datang ke rumah peninggalan ini.

Bella hanya memperhatikan Adjie bergerak secara leluasa di rumahnya. Kenapa rasanya aneh ? Walaupun mereka saudara tapi kan baru ketemu sekarang. Jadi pasti tak sedekat ini kan.

Disaat Bella masih termenung, Adjie sudah membawa dua gelas minuman. Dia juga sudah bertemu ibu yang sibuk di halaman belakang.

"Ngalamunin apa ?" Adjie melihat Bella yang seperti memiliki beban pikiran.

"Bukan apa apa, dirimu ngga kerja ?" Bella berharap pria ini peka dan segera pergi dari rumahnya.

"Nanti setelah puas ketemu sama kamu." Adjie benar benar menguji kesabaran Bella.

"Sesantai itu jadi kamu ?" Bella jadi ragu melihat Adjie yang memiliki jabatan lebih dari satu usaha keluarga mereka.

"Sejujurnya kalo ngikutin kerjaan ngga akan ada santainya. Tapi aku berpikir dibawa enjoy aja, apalagi sekarang ada kamu." Nah kan Adjie membuat Bella deg degan sendiri.

"Kenapa sama aku ?" Bella tentu hanya bisa menanggapi seperti itu.

"Kamu itu penyemangat dalam hidup ku sekarang." Jika ada rekor pria termanis, maka Adjie pemenangnya.

"Jangan berlebihan deh, aku ngga sepenting itu." Bella berusaha menyadarkan Adjie.

"Ngga ada salahnya buat jadiin kamu alasan aku semangat. Kita kan saudara sepupu, walaupun aku maunya memiliki mu." Benar benar buaya sekali mulut Adjie ini.

LOVE WINS ALL (✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang