...
Waktu seolah tau ada saja bagian dimana kisah yang lama belum selesai itu kembali. Bukan berarti mengharapkan hal menyakitkan hadir, hanya saja kejelasan atas alasan itu terjadi. Anggap saja itu kebetulan dia kembali, tapi jika sudah bermaksud merebut kembali posisi di hatinya, Bella tidak akan mau. Pria itu sudah membuatnya jatuh se jatuh jatuhnya waktu itu.
Bella sudah terbangun sepagi ini, hari ini dia ada kuliah tapi agak siang. Dirinya ingin membantu Ibu masak dahulu, sudah lama Bella tak menjamah dapur, ya bisa dihitung dengan jari dia di rumah jika ada Bara. Ah, apa kabar pria itu, Bella sudah kangen dengan dia, tapi Bella tau mungkin setelah ini hubungan mereka bisa saja bertahan atau berakhir. Bella tau posisinya, dia hanya gadis biasa tak sebanding dengan keluarga Bara.
Bella belum mandi, tapi sudah tampil cantik walaupun dengan kaos biasa saja. Bella melangkah ke dapur, melihat ibunya yang sudah memotong sayuran.
Bella memeluk ibunya dari belakang, kangen sekali bermanja manjaan dengan ibu tercintanya ini."Pagi bu." Bella menyapa riang ibunya.
"Pagi sayang, bagaimana tidur mu ? Mimpi indah ?" Bu Elsya melihat wajah anaknya riang.
"Aaa, ibu bisa aja. Aku mau bantu ibu, apa yang kurang ?" Bella memilih tak membahas apapun.
"Tumis bumbu dan goreng tempe ya." Ibu melanjutkan memotong bawang dan lainnya.
"Siap bos." Bella mulai menumis bumbu halus, memasukan sayuran yang sudah di cuci, sedikit air, ditumis bersama hingga sedikit layu.
Dari arah kamar seorang pria tampan, terbukalah pintu hingga terpampang gaya khas bangun tidur ya rambut berantakan, ngga pake baju, cuma boxseran. Berjalan ke arah dapur, mencium bau masakan membuatnya bangun.
"Pagi Ibu, pagi Mba." Boy mencium pipi ibu dan mbanya.
"Pagi sayang, astaga baju kamu kemana Boy, kalo kluar kamar itu pake baju, ini ada mbanya apa ngga malu." Ibu udah bilang gitu tiap hari.
"Aa, ibu. Mba Bella aja sering lihat punya Bara juga." Boy nyeletuk gitu aja, Bella menatap garang adiknya, tangan Bella mencubit perut Boy. Ibu melihat kedua anaknya pasti akan ribut sebentar lagi.
"Sudah sudah, jangan ribut. Kamu mandi sana Boy. Sarapan bentar lagi siap." Ibu menengahi ke duanya.
"Iya bu, sebelum macan ngamuk." Boy kabur duluan.
"Awas ya Boy, aku tendang kamu." Bella dikatain macan coba, dasar adiknya itu.
"Bel, sejauh apa hubungan mu dengan Bara ? Kalian pernah melakukan sesuatu ?" Ibu tak melarang apapun dangan hubungan anaknya, tapi ya batas wajar.
"Ibu percaya saja dengan ku, apapun yang aku lakukan dengan Bara itu jadi tanggung jawab kami. Ibu belum akan jadi nenek tenang saja." Bella mencoba bercanda.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE WINS ALL (✅)
RomanceKarena cinta itu tak mengenal kekurangan, karena cinta juga bisa menyempurnakan kehidupan dua insan. Kisah ini bukan tentang kesedihan, karena bahagia juga ada, pengorbanan ada, cemburu ada, perjuangan ada dan berbagai hal lain yg melengkapi perjala...