082.

116 12 3
                                    

— Duo Gila Dan Amnesia —

Akhirnya El dan Hanni berani melakukan operasi yang berbahaya itu dengan sedikit bantuan dari para suster juga yang menemani Hanni di awal.

El mencoba fokus akan setiap hal yang dia lakukan namun di pikirannya selalu terbayang akan sikap Niko yang manis serta hangat ke dia.

(Lil bit flashback)

" Kak? nanti kalau kakak udah jadi dokter, jadi suami ku ya? " tanya Niko yang duduk di sebelahnya.

" Iya kalau itu permintaannya, tapi jadi dokter itu lama dan susah, masih mau nungguinnya? " jawab El yang mendengarnya.

" Mau kok, aku bakalan setia nunggu kakak meskipun kita bakalan jarang ketemu " ujar Niko dengan senyum hangatnya.

Semenjak saat itu, Niko memang menunggunya dan mereka bertemu ketika El sedang senggang meskipun pertemuannya singkat, cuman Niko memang sesenang itu.

(Flashback off)

Sementara itu Hanni melihat tiba-tiba El berhenti dari pekerjaannya yang tengah mencari titik awal pendarahan, dengan cepat Hanni menegurnya.

" El, jangan melamun, salah dikit dia meninggal. " tegur Hanni yang membuat El langsung minta maaf.

" Maaf Han.. " lirih El yang langsung melanjutkan pekerjaannya.

Hal ini berlangsung lama, mulai dari jam 13.30 siang sampai jam 00.45 dini hari, hingga beberapa perawat itu sempat bergantian dengan perawat lain tapi tidak dengan El dan Hanni.

Mereka terus berusaha supaya nyawa Niko terselamatkan dengan cara yang mereka punya, apalagi El yang makin cepat akan apa yang ia lakukan.

Hanni juga tengah sibuk memasang pen di beberapa anggota tubuh yang patah tulang, mereka bagi dua akan soal ini, Hanni bagian bawah/kaki dan El mengerjakan bagian kepala hingga perutnya Niko.

El menangis, mulai sejak awal dia menahan tangisnya dan menangis selama operasi itu, dia tak tahan menahan air matanya.

" Jangan tangisi aku kak, lebih baik simpan air matanya " ucap Niko yang terpikir di El yang buat El sendiri jadi makin nangis.

Hingga operasi itu selesai, El sadar kalau Niko mengalami amnesia dan kesulitan berjalan akan kakinya itu serta beberapa luka lainnya.

Gegara ini Niko harus menetap di rumah sakit 6 bulan lamanya dan ini semua masih prediksinya El akan Niko yang akan rawat inap di sana.

El dan Hanni keluar dan para perawat tadi membawa badan Niko yang selesai di operasi ke ruangan yang El minta, pas mereka keluar, semuanya berkumpul.

" Han? Niko kek mana? " tanya Joan yang melihat dia keluar.

" El? Niko gimana keadaannya? " tanya Karta yang penuh khawatir.

Semuanya bertanya akan soal Niko, Hanni dan El gatau mau jawab gimana, apalagi El terutama, orang yang di cintai Niko.

" Niko mengalami amnesia yang dimana bisa dibilang cukup parah karena mungkin dia lebih dari 2 minggu baru bisa ingat semuanya secara baik, dia juga jadi sulit berjalan dan harus pakai tongkat atau kursi roda, jugaan Niko sendiri mengalami patah tulang dimana-mana yang buat dia bakalan lama untuk sembuh total " jelas El dengan penuh rasa bersalah.

" Mungkin belakangan ini dia bakalan lebih banyak tidur karena kepalanya itu terbentur ke benda yang ga terlalu keras cuman membuat sistem di otaknya terganggu, jadi habis ini dia mau aku ronsen dan cek lainnya " lanjut El yang membuat mereka semua menjadi merasa bersedih atas ini.

" Dia juga jadi kesulitan bernafas karena pernafasannya masih kurang baik gegara kaca yang menempel, serta dia mungkin susah berbicara karena mulutnya robek, jadi kalau kalian mau nemui Niko buat liat kondisinya, cek aja ya " kata El pada akhirnya pergi dari sana.

" SAMUDRA! HANNI! KE RUANGAN SAYA SEKARANG! " kata direktur rumah sakit ke mereka.

Dengan cepat Hanni dan El mengikuti mereka, Tama akhirnya paham kenapa El seberani itu menjelaskan semuanya. Habis itu mereka semua pergi ke ruangan Niko buat lihat kondisinya.

Tapi berbeda dengan El dan Hanni yang tengah kena marah dengan direktur itu, mereka hanya bisa tertunduk sambil mendengarkan ocehan itu.

" Kalian ini memang aneh! harusnya buat surat dulu kalau memang mau operasi " kata direktur itu ke mereka.

" Jugaan kalian jangan bertindak seperti orang bodoh, nanti beneran jadi orang bodoh mau? " tanya direktur itu yang buat Hanni geram.

" BAPAK PUN ADA PAOK² NYA LOH, KALAU NGGAK LANGSUNG DI OPERASI MATI NANTI KEK MANA PAK? BAPAK KIRA BISA DI GANTI? BAPAK KIRA NYAWA INI BENDA KAH? " jelas Hanni sekencang mungkin.

" Han, ga perlu teriak-teriak " kata El yang melerai Hanni.

" Pak. Andai kami berdua ga operasi laki-laki itu pak, mungkin yang di sebelah ku ini udah nangis hebat dan pria itu udah tertutup sama kain putih, udah banyak nanti yang tangisin dia kalau kami ga cepat tanggap " jelas Hanni dengan penuh penekanan.

" Emangnya siapanya kau itu Samudra? " tanya sang direktur ke El.

" Dia suami saya pak, saya ga pernah mamerin dia atau ngasih tau ke orang rs kalau itu suami saya, cuman Hanni aja yang tahu pak " balas El yang masih nunduk.

Setelah itu Hanni narik tangan El keluar dan mereka pergi ke ruangan Niko sambil misuh-misuh karena ocehan sang direktur tadinya.

" Pukimak kali memang direktur satu itu, kek anjing kali " ucap Hanni yang kesal mengingat hal tadi.

" Udah Han, ga usah di inget lagi " Kata El yang akhirnya membuat Hanni tenang.

Mereka masuk ke dalam, mereka semua melihat ke arah Hanni dan El dan Hanni dengan El cukup kaget melihat Niko sadar dengan cepat.

" Kalian semua siapa? emang kita pernah kenalan kah? " tanya Niko ke semuanya yang ada disana.

" Nik? ko ga ingat aku kah? " tanya Joan sambil menunjuk dirinya.

" Nggak, kalian siapa sih? " tanya Niko yang membuat El segara menenangkannya.

" Udah kamu tidur dulu biar lumayan enakan badannya " kata El yang membuat Niko menepis tangannya itu.

" Aku ga kenal siapapun disini, termasuk ko! " seru Niko yang kesal.

Perkataan itu menembus hati El, dia merasa sakit sekali atas perkataan itu dan El sadar jika ini yang Niko rasakan ketika mencoba mendekati dirinya.

Mereka semua pun keluar dari sana dan membiarkan Niko beristirahat dulu, semuanya menjadi bingung dan Tama mengatakan sesuatu.

" El? jadi kau udah sadar kan? apa yang kau perbuat ke dia selama 6 tahun ini? aku paham mungkin bukan ini yang kau mau, tapi kalau kek gitunya minimal kasih perasaan mu ke dia " kata Tama yang menepuk pundak El.

" Nah, ini barang-barang punya mu semua yang kami dapat dari mobil Niko tadi, mobil Niko udah ga bisa dipake lagi " ucap Yuda yang ngasih paper bag berisi banyak barang El di dalamnya.

" El, lain kali hargai perasaan seseorang yang udah cintai kau secara dalam, bukan secara apa kali ku bilang ini sama mu tapi hargai karena perasaan orang itu mahal " ujar Hanni pada akhirnya yang pergi dari sana.

" Pasutri Agak Lain! " | Johnten ft. kapal lain. | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang