— Joan Sembuh Pada Akhirnya —
Setelah beberapa hari kemudian, Joan pun sembuh dari penyakitnya itu dan Tian juga lumayan senang akhirnya melihat Joan yang beraktivitas seperti biasanya.
Joan kala itu tengah duduk di sofa sambil memainkan hpnya untuk menghilangkan rasa bosan, tak lama Tian menghampirinya.
" Mas? mas ke kantor? " tanya Tian yang menghampirinya.
" Ngga nya hari ini aku libur, kenapa? " balas Joan yang mendengarnya.
" Ga ada kok, aku cuman nanya ajaa " lanjut Tian yang membuat Joan hanya mengangguk saja.
Setelahnya Tian pergi ke dapur, rencananya dia mau ambil coklat batangan yang ia bekukan di freezer, entah kenapa rasanya lebih enak ketika di bekukan dibanding memakannya secara langsung.
Tian mengambil dua dan berencana memberikan salah satunya kepada Joan nantinya, Tian membawa coklat itu sambil tersenyum.
Tapi ketika hendak ia berjalan menuju sofa, dia tak sengaja hampir terjatuh karena menginjak sebuah mainan kecil.
Joan yang melihatnya dengan sigap langsung menarik tangan Tian yang membuat si Tian ini jadi nindih badannya Joan sambil megang kedua coklat di tangan kanannya.
Mata mereka menjadi terpaku kembali, ada sekitar 10 menitan lebih mereka diam kayak gitu dan Tian langsung memecahkan keheningan karena matanya perih.
Joan juga jadi canggung akan hal itu, seakan akan dia sengaja melakukannya padahal mau bantu Tian supaya Tian ga jatuh ke lantai tadinya.
" Maaf/maaf " ujar mereka berdua yang tadinya menunduk malah jadi kaget lagi karena mengucapkan kata yang sama.
" Eumm minta maaf ya? " kata Tian yang mencoba meminta maaf sekali lagi.
" Iya, aku juga minta maaf " balas Joan yang masih saja mengalihkan pandangannya.
Tian menjadi teringat akan coklat yang mau ia berikan kepada Joan tadinya, rasanya malu dan canggung tapi dia memang berniat mau memberikan coklat itu kepada Joan.
" Mas? " panggil Tian dengan lembut membuat Joan jadi noleh ke dia.
" Hm? kenapa? " tanya Joan yang melihatnya.
" Mas mau coklat ga? kebetulan aku ambil dua tadi " balas Tian yang memberikan salah satu coklat itu dengan senyum manisnya itu.
Joan ragu mau ambil, tapi akhirnya dia ambil juga dan Tian selalu aja menampilkan senyum manisnya itu.
" Kalau gitu aku tinggal dulu ya " ujar Tian yang berjalan menuju teras rumah.
Joan hanya mengangguk dan menatap coklat itu dengan lama, dia jadi senyum-senyum sendiri setelah menerima coklat tadi.
" Ini kalau ku makan sayang, ga ku makan juga sayang " batin Joan yang jadi bingung sendiri akhirnya.
Sekian lama dia memikirkannya, akhirnya dia makan juga tapi tetap aja kejadian tadi itu membekas di kepala Joan.
Tian sendiri sedang di luar karena mengobrol dengan Karta yang memang baru kembali dari warung, sekalian melihat bunga-bunga yang ia jaga waktu itu.
Mereka berdua tinggal di satu atap yang sama, memilki hubungan resmi karena sudah menikah tapi belum berani melakukan hubungan intim.
" Gimana hubungan mu dengan Joan, baik aja kan? " tanya Karta kepada Tian.
" Baik aja kok tapi banyak rintangan kayak ga sengaja mau cium lah atau apa gitu, kalau peluk sih ya ga masalah " jelas Tian yang membuat Karta sedikit kaget.
" Bagus loh itu kan udah ada perkembangan, mungkin aja Joan udah jatuh hati ke kamu " balas Karta yang senang mendengarnya.
" Eum kalau soal itu aku gatau juga, kadang dia dingin kadang dia baik bermacam-macam deh " lanjut Tian yang membuat Karta baru mengingatnya.
" Aku baru inget kalau Joan itu plin-plan dalam banyak hal, tapi dia teliti kalau soal barang dan sejujurnya Joan ini pinter tapi ketutup sama rasa males nya aja " sahut Karta yang membuat Tian mengetahui suatu hal baru.
" Oh gitu rupanya, dia dulu kuliah juga? " tanya Tian lagi yang membuat Karta mengangguk.
" Iya dia ambil dua gelar sekaligus, S.H sama S.Sn " jelas Karta yang tersenyum.
" Sarjana Hukum dan Sarjana Seni maksudnya? " tanya Tian yang membuat Karta mengangguk.
" Iyaa Tian, dia lumayan pinter di bagian seni tapi dia di paksa masuk ke hukum dan alhasil ambil dua gelar deh, ceritanya panjang kenapa dia mau ambil dua gelar tapi dia berhasil kok " ujar Karta yang menyudahi percakapan itu akhirnya.
" Oh gitu rupanya, iya deh " ucap Tian yang berjalan masuk ke dalam rumah.
Tian melihat Joan yang tengah memakan coklat dengan rasa gembira sambil menonton tv waktu itu, Tian mencoba merenungkan perkataan Karta tadi.
" Emang bener ya? tapi kok ga keliatan sih? " batin Tian seorang diri yang berjalan menuju dapur.
Tian mengambil kotak susu dan menuangkannya ke gelas tangkai, setelahnya dia masih memikirkan hal tadi lalu duduk di sebelah Joan.
Kebetulan Joan tengah menonton film horor saat itu dan Joan santai santai saja ketika menonton film itu sedari tadi.
Joan tak sadar jika Tian duduk di sebelahnya karena keasikan menonton, Tian juga ikut menonton saat itu.
Hingga tak sengaja muncul salah satu scene jumpscare yang membuat Tian kaget dan spontan memeluk Joan dengan erat.
Joan sedikit kaget dan baru menyadarinya, dia menenangkan Tian yang masih kaget akan jumpscare tadi.
" Tian? tenang ya? cuman ada di film itu " kata Joan yang menenangkannya.
" I-itu ga akan datang ke sini kan? " tanya Tian yang sedikit gugup.
" Ngga nya, udah tenang ya? " lanjut Joan yang membuat Tian langsung memeluknya dengan erat.
Tian memeluk badan Joan dengan begitu erat dan Joan sedikit tersenyum lalu membalas pelukannya itu.
Joan mengelus pinggangnya Tian dengan lembut kala itu, Tian sendiri masih ketakutan akan hal tadi.
Sejujurnya si Tian ini mudah kagetan dan mudah teringat akan hal yang buat dia takut sebenarnya, kata lainnya dia penakut tapi kadang mau berani.
Joan pun mengganti filmnya dan akhirnya Tian mulai sedikit tenang karena hal tadi, Joan juga lumayan lega.
Mereka menonton tv hingga malam hari, hingga Tian tertidur di pundaknya Joan yang masih menonton waktu itu.
Joan senangnya ga karuan pas ngerasain pertama kali membiarkan pundaknya untuk menjadi tempat tidur sementara bagi orang lain.
Joan mau teriak, tapi dia ga mau ganggu Tian yang tertidur pulas, mau fotoin juga takut hidup flash kameranya.
Joan ga tenang sama sekali sampe sampe dia bingung harus tenang gimana, tapi sama aja dia tetap ga bisa tenang.
Akhirnya dia menidurkan kepala Tian di pahanya supaya tidak terlalu sakit, Joan menatap lama sekali ke wajahnya Tian yang pulas itu.
" Bagak ate? hera boru boru " lirih Joan yang tersenyum manis ketika melihatnya.
( Bagak ate? hera boru boru = cantik ya? seperti perempuan/wanita/cewek)
Akhirnya perlahan-lahan Joan paham apa kesukaan Tian, apa yang Tian tidak sukai, cara berkomunikasi lebih baik kepadanya dan lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
" Pasutri Agak Lain! " | Johnten ft. kapal lain. | END
Fiksi RemajaHELOOO INI CERITA GUE YANG JOHNTEN LAGI YA HEHE DAN SEPERTI BIASA MOHON BGT UNTUK TIDAK MENGCOPY APAPUN KARENA INI IDE AUTHOR 100%. Menceritakan sebuah pasangan yang nikah gegara dijodohkan oleh ibu mereka, padahal mereka berdua awalnya saling tak m...