053.

216 17 0
                                    

— Ganti Status —

Yuda yang tengah sibuk bekerja dengan earphone nya, dia mendapatkan notif pesan masuk dari Dimas yang rupanya voice note message.

Yuda mendengarkannya hingga habis, karena hal itu membuatnya termenung sejenak dan dia memanggil Joan yang baru saja selesai menelepon Tian.

" Bang Jo, tolong aku " ujarnya begitu serius kepada Joan.

Yuda pun menghampirinya dan menyampaikan rencananya kepada Joan, Joan mendukung atas rencana itu dan dia mengajak beberapa orang lain untuk bekerja sama, seperti bang Tama, Jafi, Javas, dan Niko.

Balik lagi ke arah cafe Tian, tangisan Kafka mereda dan akhirnya Dimas bercerita kenapa dia bisa sama bang Tama hingga saat ini.

" Bang Tama itu dulunya judes kali udah gitu dingin, tapi memang dia dulu yang suka sama ku awalnya, memang sih sampe sekarang pun aku masih dingin aja ke dia, tapi dia seniat itu buat luluhin hati ku " kata Dimas sambil menggendong anak pertamanya itu.

" Dia itu awalnya senior di sma, dia udah kelas tiga sementara aku kelas satu dan memang sih dia itu menarik perhatian cewek karena pintar dan baik, cuman aku ga peduli dan kenal sebatas nama " balas Dimas yang sedikit tersenyum.

" Akhirnya kami kenalan secara berdua di suatu event yang diadakan di sekolah, kebetulan waktu itu aku lagi duduk sendirian sambil makan es krim dan dia datang nyamperin terus duduk di sebelah ku, semenjak itulah aku jadi berhubungan dengan dia " jelas Dimas yang tertawa sambil memakan kue nya.

" Sehari sesudah event itu, kami jadi terus-menerus bertemu dan aku tetap di awal, kalau "aku ga suka sama dia" sampe dia lulus dan aku cuman datang buat ngasih bunga ke saudari ku yang kelas tiga, cewek sih namanya itu Harita, panggilnya arita atau ata dan dia cemburu kali waktu itu, kalau ku ingat itu jadi peristiwa yang seram sih " ucap Dimas yang membuat mereka bertiga menyimak sedari tadi.

" Aku ga paham kenapa dia cemburu gitu awalnya, setelah aku ketemu sama saudari ku, ku tanya dia kenapa dan akhirnya dia nyampein semuanya sambil confess akan perasaannya ke aku karena terlalu emosi yang lihat aku dekat kali sama dia selama ini " sahut Dimas yang ketawa kali ini.

" Semenjak saat itu aku jadi pacaran sama abang-abang polisi itu, dia memang mudah silent treatment orangnya tapi sikap dia sabar kali lah buat ngehadapin aku yang emosian ini, aku salut sih pas dia lagi banyak masalah rumah, kantor ditambah aku dan dia bisa hadapin semuanya dengan sabarnya itu, sampai sekarang juga masih gitu, cuman memang sih dia lemah, paling lemah soal perasaannya sendiri dan gitu deh ceritanya, intinya bersyukur lah " kata Dimas akhirnya.

Kafka cuman bisa tersenyum mendengarnya, rasanya kali ini dia mau di lamar sama Yuda aja biar punya anak dari darah mereka berdua.

" Ini giliran ku kan? aku cerita deh gimana awalnya aku cuman ketemu dia di toko, gegara aku ga nyampe ngambil barang yang cukup tinggi dan dia ada di sebelah ku langsung di tolong sama dia, sehabis itu kami kenalan dan aku bilang makasih ke dia dan dia sempat ngasih nomor hp nya, cuman aku ga berani buat chatnya " pinta Karta yang mulai menetapkan pandangannya ke satu arah dan tersenyum seperti orang aneh.

" Aku aja heran sampe sekarang kenapa dulu aku takut kali akan soal itu, tapi ya akhirnya aku maksain diri buat chat dan kami pun kenalan satu sama lain secara mendalam, dia baik tapi kalau manja kayak anak kecil dan aku baru sadar pas kami beda umur karena aku dua tahun di atasnya, aku kaget tapi aku baru aja jadian sama dia, dia nembak di mana ya? kalau ga salah itu dia nembak di mobil gegara dia buru-buru buat kerjaannya " jelas Karta yang membuat Dimas dan keduanya ketawa.

" Pasutri Agak Lain! " | Johnten ft. kapal lain. | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang