CHAPTER 03.

15 5 0
                                    


Happy reading, guys. 

_____________________

Makan malam tiba. Semua pelayan menghidangkan makanan yang telah dibuat. Karla, pelayan pribadi William, menyajikan daging sapi kepada putra mahkota itu. Setelahnya, pelayan-pelayan berdiri di belakang tempat duduk anggota kerajaan untuk menunggu makan malam usai.

"Mari kita mulai acara makan malam ini," ucap Raja James.

William mengambil potongan daging sapi tersebut. Tangannya berhenti menyuap, saat lidahnya mencecap rasa yang aneh. Tiba-tiba matanya membulat. Mulutnya memuntahkan cairan merah pekat. Sontak semua perhatian tertuju pada William.

William merasa dadanya sesak, seperti terhimpit batu. Pandangannya memburam. Tubuhnya tiba-tiba lemas. Perlahan matanya menutup, sebelum ia mendapati sosok berjubah hitam memandanginya sambil tersenyum puas.

***

Suasana kerajaan tampak kalang kabut. Tabib-tabib kerajaan berusaha menyelamatkan nyawa William. Setelah diperiksa, ternyata racun tersebut sudah menyebar ke seluruh tubuh William. Bahkan, racun itu sudah menyatu pada aliran tubuhnya.

Suasana semakin menegang. Eline, salah satu pelayan kerajaan, mengatakan bahwa ia melihat seseorang yang menaburkan sesuatu pada makanan yang akan dihidangkan.

Eline juga mengusulkan agar pengawal memeriksa seluruh kamar pelayan. Dengan senyum licik, Eline mengikuti para pengawal tersebut.

Hingga tiba di kamar Karla, pelayan pribadi William. Pengawal tersebut menemukan sebuah botol dibawah bantal.

"Astaga, apa ini? Dia mencoba meracuni Pangeran?" Eline berkata dengan raut wajah yang dibuat-buat.
"Pengawal, bukankah ini hal yang kejam? Kau harus melaporkannya kepada Raja!" Lanjut Eline.

***
"Apa maksudmu melakukan ini semua?"

Suara Raja James nampak tertahan. Rahangnya mengeras. Giginya bergelatuk marah. Wajahnya merah padam menahan emosi.

Ia ingin marah. Namun mengingat selama ini Karla tidak pernah berkhianat, membuatnya mengurungkan niat untuk memenjarakannya.

"Saya tidak tahu, Raja. Saya tidak tahu apapun. Sa-saya bahkan sudah mencicipi makanan itu terlebih dahulu. S-saya berkata dengan jujur. Tidak ada yang saya sembunyi-"

"Raja! Saya menemukan gelang hitam di sekitar dapur." Salah satu pelayan bernama Lani tiba-tiba berteriak.

"A-ah, salam Raja. Maafkan saya ..." Lani duduk bersimpuh dengan tubuhnya yang bergetar ketakutan, ketika mendapatkan tatapan leser dari Raja.

"Perhatikan perilakumu setelah ini. Aku tidak ingin ada pelayan yang tidak mempunyai tata krama."

Lani menundukkan kepalanya.

"Yang Mulia, saya menemukan gelang ini saat membersihkan dapur."

Raja terdiam sejenak, pandangannya mengarah pada Karla. Karla tampak terkejut. Ia melirik ke arah tangannya. Dan benar saja, ia tak mendapati gelang hitam yang biasanya bertengger manis di tangannya.

"Karla ... Benar ini milikmu?"

•••

Haii.. Kembali lagi dengan cerita membosankan inii
Jangan lupa untuk vote.
Thank u🧡.

VOTE GA?!?🔪

The Flower and Time Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang