CHAPTER 08.

4 2 0
                                    

Haiiii...
ෆ⁠╹⁠ ⁠.̮⁠ ⁠╹⁠ෆ

Happy readinggg..

_________________________

"Sayang, apakah tidak bosan?" Tanya seorang wanita yang memakai bandana merah.

"Ada apa? Kau menginginkan sesuatu?"

"Hm, tidak ada.. tetapi,"

".. aku melihat gaun yang indah di sebuah toko." Lanjutnya sembari duduk di pangkuan pria yang saat ini tengah bergelung dengan kertas.

Tangan pria tersebut mengulurkan sekantung koin emas yang diletakkan di atas meja.

"Apakah ini cukup?" Tanyanya.

"Hm, sepertinya satu kantung lagi." Jawab wanita itu sambil mengelus rahang pria-nya.

"Apapun untukmu, kasihku."

"Terima kasih, sayang." Sahutnya sambil memeluk erat tubuh di depannya, yang dibalas oleh sang empu.

°°°
"Wahai Pangeran yang terhormat, waktunya bangun." Ucap Charlotte dengan siku yang bersandar di daun pintu, dan sebelah tangannya yang berada di sisi kepala.

"Jangan menggangguku, Charlotte."

William tetap tak beranjak dari tempat tidurnya.

"Tidak sopan sekali, kau." Desis Charlotte.

"Bangun! Bangun! Temani aku ke pasar, Will."

Charlotte mengguncang tubuh William, membuat si korban menggeram kesal.

"Charlotte!" Pekik William.

"William!"

"Biarkan aku hidup tenang!" William menghembuskan napas lelah.

"Tidak akan! Sebelum kau menemaniku pergi."

"Baiklah! Kau menang! Sekarang pergi dari kamarku!"

"Jangan lama-lama, adikku tersayang." Ucap Charlotte sambil berlari keluar kamar. Disusul bunyi pintu yang bergetar.

°°°

"Kau ingin membeli apa sebenarnya?!?" Tanya William dengan nada tinggi.

Sedari tadi, ia hanya mengikuti Charlotte yang mengelilingi pasar. Mereka sudah berjalan sejauh ini, dan Charlotte belum membeli apapun. William lelah!

"Kau laki-laki, baru sampai sini sudah mengeluh." Cibir Charlotte.

"Kau tidak merasakan." Jawab William sambil duduk di dekat toko buku.

Beberapa orang yang melintas di depan William duduk, sontak membungkukkan tubuhnya.

"Salam, dari hamba. Semoga keberuntungan terus mendampingi Pangeran William dan Putri Charlotte."

"Salam, Pangeran."

"Salam, dari hamba kepada Putri Charlotte."

"Salam, untuk Pangeran dan Putri."

"Salam, Putri."

Ucapan-ucapan yang dirasa tidak akan ada habisnya, membuat William segera berdiri.

"Hentikan, hentikan!"

William menarik napas panjang. Gini amat jadi pangeran.

"Hiraukan saja aku. Beraktivitaslah seperti biasa." Tekan William sambil menunjukkan raut pasrah.

Di belakang, Charlotte menahan tawa. Biarlah William yang membereskannya, dan ia tinggal duduk manis.

"Kakak!"

William memicingkan matanya, menatap kesal Charlotte.

Sekarang, orang-orang yang melintas, tidak menyapa mereka lagi. Kan sudah dibilangi William.

"Ayo, kita pulang saja."

Charlotte menarik tangan William, dan melangkah meninggalkan teras toko itu. Ditemani dengan omelan-omelan dari William yang mengiringi langkah mereka.

.

.

.

.

.

°°°
Aku kembaliii.. alurnya melenceng pliz. Janlup vote. Bye.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 03 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Flower and Time Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang