💙💙💙
Aku tak tahu, kenapa detak jantungku berpacu lebih kencang saat bersamamu. Aku harap, ini pertanda baik bukan buruk. Karena, aku merasa mulai nyaman bersamamu.
💙💙💙
Itu kan cowok yang kemarin aku mintain bantuin. Kenapa dia bisa ada di sini?
Eleanor terdiam, sembari memperhatikan Banyu yang terlihat tersenyum sembari melambaikan tangan ke arahnya.
"El, tuh cowok jalan ke arah kita nggak, sih? Mana sambil senyum sama lambaiin tangan dia lagi. Berasa dia kenal sama kita aja. Atau--" Celoteh Aletta, tanpa henti sembari masih terus memperhatikan Banyu yang berjalan ke arahnya dan Eleanor.
Eleanor masih diam, sibuk dengan pemikirannya sendiri. Tak menyangka, bisa melihat sosok Banyu ada di area sekolahnya.
"Hai. Ternyata, lo beneran murid sekolah ini. Banyu tersenyum, sambil menyapa Eleanor yang masih diam menatapnya penuh tanda tanya.
Aletta diam-diam mencubit lengan Eleanor yang masih membeku. Padahal, ada cowok tampan menyapa dengan senyuman manis. Terlebih, cowok itu terlihat seperti sosok yang diidolakan oleh Eleanor.
"Aw... Sakit tau, Al." Rintih Eleanor, mulai sadar dari lamunannya, membuat Banyu sedikit terkekeh.
"Gue mau balikin ini. Punya lo, kan?" Banyu menyodorkan binder photocard milik Eleanor yang ia temukan hari sebelumnya.
Pandangan Eleanor beralih menatap binder photocard miliknya. Ia tak menyangka, bila barang kesayangannya bisa ditemukan oleh Banyu.
"Iya. Itu punyaku, Kak. Makasih, udah nyimpan sekaligus balikin ke aku." Eleanor tersenyum ke arah Banyu, sembari menerima serta mengambil binder photocard miliknya dari tangan Banyu.
Banyu diam-diam menyunggingkan senyum, saat mendengar perkataan Eleanor. Apalagi, sadar bila gadis itu menggunakan kata "aku". Karena, di zaman seperti sekarang terlebih pada kota besar jarang sekali yang masih menggunakan kata "aku-kamu".
Gemes banget sih.
"Iya sama-sama. BTW, gue Banyu. Salam kenal, ya." Banyu tersenyum, sembari mengulurkan tangan ke arah Eleanor.
"Eleanor, Kak." Cukup singkat, padat, dan jelas. Namun, bisa membuat Banyu tetap menyunggingkan senyum. Tahu, bila gadis di hadapannya itu memang terlihat polos.
Aletta menggelengkan kepalanya, tak habis pikir dengan reaksi yang diberikan oleh Eleanor. Jelas-jelas di depan mata, ada cowok yang sangat mirip dengan idolanya. Akan tetapi, Eleanor terlihat memberikan respon singkat dan biasa.
"El... Mirip banget sama cowok gepeng lo. Kenapa lo keliatan biasa aja, sih?" Aletta sedikit berbisik pada Eleanor yang masih terlihat fokus mengecek binder photocard-nya.
"Nggak ada sesuatu yang ilang dari barang punya lo itu, kan? Gue nggak tau namanya, tapi bentuknya kayak buku." Banyu kembali membuka perbincangan, karena sedari tadi sadar Eleanor lebih fokus dengan benda yang mirip buku itu.
Eleanor mendongakkan kepala, sembari menatap serta tersenyum pada Banyu. "Lengkap, Kak. Nggak ada yang ilang. Sekali lagi, makasih udah kembaliin binder photocard-ku ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Heart Fluttering [SELESAI]
Teen Fiction"Getaran hati itu muncul tanpa diduga, sudah menjadi takdir hidup kita. Jadi, percayalah hati tidak pernah salah memilih saat berdebar. Itulah tanda cinta sejati kita hadir." Eleanor, selalu menjalani hidup dengan apa yang menurutnya baik baginya. K...