Siapa istri yang tidak panas hati, ketika suaminya lebih menyayangi istri kedua? Jangankan panas hati, siapa juga istri yang mau dimadu? Selama ini, Risa berusaha menghubungi sang suami, hanya untuk anaknya yang ingin bertemu. Namun, orang itu bahkan tak pulang ke rumah. Dia malah menghabiskan waktunya untuk keluarga baru, tanpa memikirkan keluarga lamanya sedikit saja.
"Kenapa berhenti?" tanya Kian.
Risa menarik dan mengeluarkan napas panjang. Jika dia tak mempunyai rasa malu, sudah pasti Risa akan mengumpati suaminya di depan umum. Namun, kali ini bukan waktu yang tepat untuk marah-marah. Apalagi, ada kliennya di samping. Pada akhirnya, Risa hanya bisa menahan amarahnya. Dia berkata, "Pak, mohon maaf, saya tidak bisa makan di tempat ini. Saya alergi makanan laut, apalagi melihat lukisan buaya darat di depan restoran."
Bola mata Kian mengikuti arah pandang Risa. Tanpa harus Risa jelaskan lebih lanjut, pria itu mengerti jika Risa sedang menghindari seseorang. Dibanding membuat suasana hati Risa semakin buruk, Kian mengajak, "Baiklah. Ayo pergi ke tempat lain."
Amarah di hati Risa masih memeluk hatinya. Hal ini menyebabkan Risa langsung menyetujui permintaan kliennya. Pada akhirnya, keduanya makan di restoran lain. Walaupun rasa sakit menjalar ke seluruh tubuh, Risa mencoba untuk tetap tenang. Kemudian berdiskusi kembali dengan kliennya.
Berbeda dari apa yang Risa bayangkan sebelumnya, ternyata Kian tak segalak yang orang lain katakan. Suara pria itu terdengar ramah di telinganya. Meskipun Risa terkadang salah mengucapkan hasil pengukurannya. Hal itu disebabkan oleh fokusnya yang terganggu oleh sang suami.
Setelah berdiskusi sekaligus makan bersama, Risa akhirnya bisa menyusul suaminya. Wanita itu memastikan Kian tidak lagi ada di dekatnya, sebelum berlari mencari-cari sang suami. Beruntung, pria itu sedang berjalan bersama istri keduanya di sebuah jalanan sepi. Hal ini dimanfaatkan Risa, untuk berteriak memanggil nama sang suami, "Wildan!"
Suara Risa menggema, hingga Wildan dan Mona berhenti berjalan. Keduanya berbalik, melihat Risa berjalan terburu-buru ke arah mereka. Bersamaan dengan raut wajah Mona yang langsung berubah. Sudut bibirnya turun, sementara tangannya melingkari lengan sang suami erat. Dia takut, Risa kembali merebut orang yang berstatus sebagai suaminya.
"Pria si*lan! Kemana saja kau, sampai tak pernah pulang ke rumah?! Sudah kubilang berapa kali?! Jangan pernah lupa, bahwa kau memiliki putra yang selalu menunggumu pulang ke rumah!" gertak Risa.
Wildan mengeluarkan napas panjang. Pria itu mengusap wajahnya, kemudian menatap langsung ke arah Risa, sembari memberi alasan, "Aku sibuk bekerja. Kalau pun aku memiliki hari libur, waktu liburku jelas aku gunakan untuk keluarga baruku. Lagi pula Haikal sudah besar, dia juga selalu menolak jika aku mengajaknya pergi berlibur."
Penjelasan yang dibuat Wildan membuat Risa berdecih. Wanita itu menunjuk langsung ke arah Wildan, kemudian berteriak, "Walaupun Haikal sudah besar, dia tetap memerlukan didikan dan perhatian darimu!"
"Aku sudah berbesar hati, membiarkanmu menikahi wanita lain! Aku juga tak keberatan, jika kau tak menafkahi Haikal sepeser pun."
"Alasanku tak bercerai denganmu, adalah Haikal! Aku ingin hubungan kalian tak terputus, lalu kau masih bisa menemuinya kapan pun!"
"Tapi setelah semua pengorbanan yang aku lakukan, kau bahkan tak bisa menemuinya sehari saja?! Haikal membutuhkanmu! Dia perlu perhatian dan bimbingan dari seorang Ayah! Apa itu terlalu sulit untuk kau kabulkan?!" teriak Risa.
•••
![](https://img.wattpad.com/cover/371979248-288-k600220.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
DUA KELUARGA [Lisa ft Haruto]
Romantik"Kenapa nama Ayah masih tertulis di dalam kartu keluarga?! Padahal dia sudah meninggalkan Ibu, demi berkeluarga dengan wanita lain!"