04. Sakit Hati (1)

68 3 0
                                    

Rasa malu di hati Risa sudah menipis. Karena rasa sakit yang terlalu terasa, Risa tak peduli pada imagenya di depan Kian. Pada akhirnya dia menangis, tanpa mengatakan sepatah kata pun. Entah Kian mendengar perdebatan Risa atau tidak, tapi pria itu memberikan Risa payung kemudian mengantarkan wanita itu menuju mobil miliknya.

Risa langsung pergi, setelah berpamitan dengan wajah menunduk. Dia meninggalkan Kian yang terdiam di depan panti. Pria itu menatap mobil Risa yang mulai menjauh dari pandangannya. Dia menarik dan mengeluarkan napas panjang. "Sudah kuduga, jika dia memiliki masalah dengan pria tadi. Setelah diselidiki lebih jauh, ternyata dia masih memiliki hubungan dengan suaminya. Padahal suaminya sudah menikah dengan wanita lain. Kuat sekali dia," kata Kian.

Salah satu pegawai Kian memberitahu, "Selain itu, Nyonya Risa juga harus membesarkan anaknya seorang diri. Karena suaminya tak pernah pulang ke rumah. Dia tak adil membagi waktu, antara istri pertama dan istri kedua."

Kian mengangguk mengerti. Dia berkata, "Kak Risa masih belum berubah, sejak SMA dulu. Dia selalu menghadapi semua masalahnya tanpa takut apa pun. Meskipun dia berulang kali dimarahi oleh guru, Risa tak pernah kabur dari masalahnya."

Pria yang Berstatus pegawai Kian bertanya, "Anda mengenal Nyonya Risa?"

"Tentu saja aku mengenal dia. Dia adalah kakak kelasku yang sangat populer satu sekolah. Namun, sayangnya dia tak mengenalku. Karena dulu aku tidak terkenal sepertinya," balas Kian.

"Tuan, aku dengar dia wanita bermasalah. Jika Anda sudah tahu kelakuan wanita itu, kenapa Anda masih mau menerima dia bekerja di sini?" tanya pegawai Kian.

"Setelah lulus sekolah, Kak Risa langsung menikah dengan kekasihnya. Setelah menikah beberapa tahun, dia masih mau melanjutkan pendidikannya. Aku percaya pada bakat dan kemampuannya dalam mendesain kamar untuk anak-anak," jelas Kian.

Tiba-tiba kening pegawai itu mengernyit. Dia sudah menjadi bawahan Kian sejak dulu. Semua tabiat dan niat Kian, sangat dikenalnya dengan baik. Oleh karena itu, dia bertanya, "Tuan, jangan katakan ... jika Nyonya Risa adalah cinta pertama Anda? Gadis populer, yang memiliki kecintaan terhadap dunia desain interior!"

Bukannya menjawab, Kian malah menarik sudut bibirnya ke atas. Dia mengajak pegawainya untuk masuk ke panti, sembari mengingatkan, "Jangan lupa, untuk memberikan kucing baruku makan. Aku telah melukainya, sekarang aku ingin membuatnya sehat kembali sebelum melepasnya."

"Baik, Tuan."

•••

Setelah Risa pulang ke rumah, wanita itu disambut dengan kedatangan ibunya. Spontan, mata Risa memelotot lebar. Selama ini, sang ibu sudah jarang datang ke rumahnya. Hal itu disebabkan oleh larangan sang ayah untuk menemui Risa. Namun, mau bagaimana pun juga naluri seorang ibu sangat kuat. Tak ada yang bisa memutus hubungan keduanya, termasuk larangan sang ayah.

"Ibu! Sejak kapan Ibu datang ke rumah? Kenapa Ibu tidak menghubungiku dulu? Jika tahu, Ibu akan ke sini, mungkin aku akan menjemput Ibu," kata Risa dengan senyuman cerah.

Sang ibu mengeluarkan napas panjang. Dia memberitahu, "Ayahmu melarangku untuk meneleponmu. Untuk datang ke tempat ini saja, ibu harus sembunyi-sembunyi."

Risa menurunkan sudut bibirnya. Selama bertahun-tahun, sang ayah masih belum memaafkan kesalahannya juga. Risa sudah berusaha meminta maaf, sembari bersujud di kakinya. Namun, rasa kecewa terhadap keputusan tak bijak anaknya, terlalu menggores harga diri. Pria tua itu kecewa, putri yang dia besarkan dengan keringatnya sendiri, malah dibutakan oleh cinta.

•••

DUA KELUARGA [Lisa ft Haruto]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang