04. Sakit Hati (2)

68 6 0
                                    

"Ayah pasti masih belum memaafkanku juga. Aku tak pernah berharap untuk bisa kembali masuk ke rumah Ayah lagi, tapi aku ingin adalah Ayah mau memaafkanku."

"Aku sudah mengakui semua kesalahanku, Bu. Namun, Ayah masih belum membuka hatinya. Bagaimana caraku untuk membuat Ayah mau memaafkanku?"

"Tapi ini juga bukan salah Ayah. Selama ini, aku yang terlalu gegabah, karena memimpikan pernikahan bahagia dengan pria yang tidak bertanggung jawab," lanjut Risa.

Bola mata Risa kembali dilapisi cairan bening. Wanita itu masih ingat jelas, semua perkataan yang tadi dikatakan suaminya. Pria itu menyalahkan semua yang telah terjadi padanya. Tanpa memikirkan kesalahannya sendiri.

Ibu Risa langsung membawa sang anak pada pelukannya. Dia tahu, anaknya sudah berusaha keras untuk memperbaiki semua kesalahannya. Untuk itulah, Ibu Risa selalu membantu sang anak diam-diam, tanpa sepengetahuan Ayah Risa. Wanita ini yang dulunya memberikan uang untuk melanjutkan kuliah pada Risa. Dia juga, yang merawat Haikal kecil ketika Risa sedang kuliah dan bekerja. Sayangnya, setelah Ayah Risa tahu, sang ibu mulai jarang menemui Risa lagi. Perlu banyak usaha, untuk membujuk Ayah Risa yang keras kepala.

"Ibu yakin, Ayahmu akan memaafkanmu. Buktinya, dia sekarang mulai menanyakan tentang putramu. Itu berarti, dia sudah mulai luluh," jelas sang Ibu.

"Mungkin perlu waktu untuk mengobati hati yang terluka. Ibu terkadang melihat Ayahmu tersenyum bangga, ketika melihat fotomu di sosial media. Sebenarnya dia masih peduli padamu, tapi dia terlalu gengsi untuk mengakuinya."

Setelah memeluk Risa, wanita tua itu merasakan bajunya ikut basah. Dia langsung melihat ke pipi Risa, yang memiliki bekas aliran air mata. Sang Ibu langsung bertanya, "Apa yang terjadi denganmu? Kenapa tubuhmu basah? Apa kau baru saja bermain air hujan?"

Risa tersenyum kecil. "Tidak, Bu. Hanya saja, tadi hujan datang tanpa diundang. Aku belum siap memakai payung, oleh karena itu air hujan membasahi tubuhku."

"Lain kali, sediakan payung sebelum hujan," kata ibunya Risa.

Risa menganggukkan kepala. Dia kemudian mengaku, "Sebenarnya, akhir-akhir ini aku rasa, aku gagal mendidik Haikal, Bu. Selama ini aku berusaha keras, untuk menjadi ibu terbaik untuk anakku. Tapi semua usahaku sepertinya belum cukup kuat. Aku masih belum pantas menjadi seorang ibu."

Setiap Risa mendapat masalah sang ibu selalu menemaninya. Sekarang, Risa ingin menjadi ibu seperti ibunya dulu. Namun, mentalnya sendiri belum siap melewati semua drama rumah tangga ini. Beruntung, Risa masih bisa selamat dari stress.

"Kenapa kau berpikir seperti itu? Apa karena, Haikal bolos sekolah?" tanya sang Ibu.

Risa langsung memelototkan mata. "Bagaimana ibu bisa tahu?" Padahal Risa tak mengatakan masalahnya ini pada sang ibu. Namun wanita itu sudah lebih dulu mengetahuinya. Ibu Risa menyentuh kedua tangan anaknya. Dia memberitahu, "Ibu pernah bertemu dengan Haikal. Dia sedang belajar di warnet, karena tak betah belajar di sekolah."

"Tunggu, belajar?" kata Risa.

"Belajar dengan menggunakan video pembelajaran di internet, supaya dia bisa bekerja dan menjadi orang kaya, " lanjut Ibu Risa.

Ibu Risa tersenyum. "Saat Ibu menjaga Haikal dulu. Haikal pernah tidur, sembari mengigau. Dia mempunyai cita-cita untuk menjadi kaya, lalu tak membiarkanmu bekerja lagi. Supaya kau bisa menemaninya sepanjang hari."

"Walaupun Haikal tak pernah mengatakan apa pun padamu. Tapi dia sebenarnya juga sedang berusaha. Hanya saja jalan yang dia pilih berbeda, dengan jalan yang kau inginkan."

"Ibu harap, kau mau mengerti hal ini. Haikal tak kecewa padamu. Dia hanya tak ingin kau bekerja terlalu keras. Walau, caranya memang sedikit salah."

Risa langsung menutup wajahnya dengan kedua tangan. Wanita itu mengusap wajahnya, sembari bergumam, "Aku bahkan tak tahu alasan Haikal ke warnet, dan mengabaikan keluhan Haikal tentang sekolahnya."

"Ini memang salahku. Jika Haikal pulang nanti, aku akan meminta maaf."

Risa melirik ke arah jam di pergelangan tangannya. Dia mengernyitkan kening, karena jarum jam pada jam sudah menunjuk angka enam. Namun, Haikal masih belum pulang juga.

"Kemana Haikal sekarang? Kenapa dia masih belum pulang juga?" tanya Risa mulai khawatir.

•••


DUA KELUARGA [Lisa ft Haruto]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang