06. Keluarga Baru (2)

77 6 0
                                    

Wildan memberikan selembaran uang pada Haikal, tapi Haikal sudah lebih membuang uang itu. Itu pun tepat di depan sang ayah. Dia ingin menghajar Wildan, tapi Juni sudah lebih dulu berjalan terpincang-pincang ke arahnya. Gadis yang baru sembuh itu langsung melerai. Dia tak ingin ada perkelahian antara ayah dan anak di tempat ini.

Haikal mendengkus, dengan pandangan tajam ke arah sang ayah. Dia menunjuk sang ayah, kemudian menunjuk istri kedua ayahnya. Pria itu meninggalkan keluarga lamanya, demi berkeluarga dengan istri baru. Meskipun nama sang ayah masih terpampang jelas di kartu keluarga, tapi hubungan keduanya hampir tak terlihat di dunia nyata.

Jujur, Haikal tak bisa menerima hal ini. Dia tak bisa menahan rasa amarah, ketika melihat ibunya terus bekerja keras. Sementara sang ayah malah bersenang-senang dengan istri barunya. Hal ini membuat sakit di hati Haikal semakin merambat menusuk jantung. Haikal mengepalkan kedua tangan. "Kalian mungkin masih bisa tersenyum bahagia sekarang. Setelah membuat ibuku bekerja keras seorang diri. Namun, aku tak akan membiarkan kebahagiaan kalian tetap terjalin, setelah membuat hidup ibuku kelam."

•••

Risa berjalan mondar-mandir di depan rumah. Wanita itu memegangi ponselnya berharap sang anak mau mengangkat teleponnya. Namun, sampai sekarang Haikal tak kunjung mengangkat teleponnya. Hal ini jelas membuat Risa khawatir, apalagi setelah sang ibu pergi dari rumah. Pertanyaan-pertanyaan di otak Risa mulai membebaninya. Risa ingin segera bertemu dengan Haikal.

Ketika rasa putus asa sudah datang, Risa langsung berjalan mengambil kunci mobilnya. Niatnya adalah menyusul Haikal pergi ke sekolah, tapi Haikal sudah lebih dulu datang ke rumah. Tatapan mata anak itu kosong, dengan sudut bibir melengkung ke bawah.

Spontan, Risa tersenyum lebar. Dia menjatuhkan kunci mobil, kemudian berjalan cepat menuju sang anak. Hanya dalam hitungan detik saja, Risa memeluk kuat tubuh sang anak. Dia tersenyum, sembari berkata, "Maaf. Maaf. Maaf."

"Mama tak tahu, jika kau sudah berusaha untuk belajar demi meraih impianmu. Tapi lingkungan di sekolahmu malah menghambat belajarmu. Jadi kau memutuskan untuk belajar di warnet saja."

"Selama ini kau selalu berusaha untuk menyenangkan Mama, tapi Mama malah menghakimimu tanpa mendengar dan mengerti penjelasanmu lebih jauh. Maafkan Mama," jelas Risa.

Haikal menurunkan sudut bibirnya. Tatapan matanya masih kosong. Entah kenapa, dia tak berminat untuk membalas apa yang Risa katakan. Saat ini, pikiran Haikal masih tertuju pada wanita yang berhasil merebut hati sang ayah.

"Selama ini, kau selalu mempunyai cara untuk menghadapi masalahmu sendiri. Kau tak butuh bantuan Mama, tapi tetap saja kau membutuhkan dukungan Mama, bukan? Mungkin ini sudah terlambat, tapi Mama meminta maaf, karena tak bisa ada untukmu setiap saat."

Bukannya menanggapi pertanyaan Risa, Haikal malah bertanya, "Ma, kenapa Mama masih mempertahankan rumah tangga Mama dengan Ayah? Padahal Ayah sudah memiliki keluarga baru! Lalu Mama juga tahu hal itu!"

•••

DUA KELUARGA [Lisa ft Haruto]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang