06. Keluarga Baru (1)

77 5 0
                                    

Tanpa berpamitan pada Juni, Haikal langsung menyusul sang ayah. Haikal berteriak, "Ayah! Tunggu dulu!"

Suara teriakan Haikal tak mencapai telinga sang ayah. Oleh karena itu, Haikal mempercepat langkahnya. Dia mengepalkan kedua tangan lalu menghempaskan tangan wanita yang memegangi tangan Wildan. Wildan dan istri barunya jelas tak terima. Mereka melirik ke belakang, menemukan Haikal dengan tatapan tak suka ke arah keduanya.

"Haikal?" gumam Wildan.

Haikal tertawa beberapa kali, sembari bertepuk tangan. Remaja itu menyembunyikan perasaan kecewanya. Sementara bibirnya memuji, "Bagus sekali! Bagus! Aku dan Ibu menunggu Ayah pulang ke rumah. Sementara Ayah sendiri malah berduaan dengan wanita ini?!"

"Apa Ayah tak mempunyai rasa malu sedikit saja?! Menjijikkan! Kau tak pernah memberi Ibu uang, tapi kau mampu untuk berbelanja menemani wanita si*lan itu!" Haikal menunjuk ke arah Mina. Mina jelas tak terima dengan perlakuan Haikal. Dia ingin mengelak, tapi Haikal sudah lebih dulu berkata, "Jangan katakan atau jelas kan apa pun! Kau wanita si*lan! Asal kau tahu, pria ini telah mempunyai istri dan anak! Kenapa kau masih berani berjalan berduaan seperti ini?!"

"Tak punya rasa malu! Pelakor rendahan!"

Kemarahan membuat Haikal kesulitan menahan umpatannya. Remaja itu terus menggerutu, sampai Wildan tak tahan lagi untuk diam. Pada akhirnya, Wildan mendaratkan satu pukulan pada wajah sang anak. Dia memberitahu, "Ibumu memang bod*h, karena tak mau membiarkan anaknya mengetahui kebenaran yang terjadi! Asal kau tahu, wanita di depan matamu ini adalah istri Ayah! Jangan katakan hal-hal jelek tentangnya. Lagi pula pernikahan Ayah dan ibumu adalah pernikahan palsu!"

"Apa?" Haikal mencoba mencerna ucapan sang ayah. Dia menggelengkan kepala, sembari memegangi keningnya sendiri. Bagaimana bisa, Haikal baru tahu fakta ini? Padahal Ayahnya sudah tak pulang-pulang selama beberapa bulan. Jadi, yang dikatakan teman-temannya adalah benar? Ayahnya telah menikah lagi?

"Tunggu, Ayah bilang Mama merahasiakannya dariku?! Jadi sebenarnya Mama sudah tahu kau mendua?!" gertak Haikal.

"Tentu saja, dia tahu! Dia juga membiarkan Ayah menikah lagi, tanpa penolakan sedikit pun," balas sang Ayah tanpa rasa bersalah.

Haikal mengepalkan kedua tangannya kuat. Dia menatap nyalang ke arah sang Ayah, dengan bibir berdecih. "Jika Mama tahu Ayah telah mendua, kenapa kalian masih memiliki hubungan pernikahan?!"

"Dia ingin hubungan antara aku dan kau tetap terjalin. Namun, setelah lama-lama berpikir, aku menyadari jika melihatmu hanya akan membuatku teringat pada kesalahanku di masa lalu."

"Tapi, mau bagaimana pun juga kau tetap darah dagingku. Mungkin, aku akan sesekali memberimu nafkah, meskipun tak sebesar milik keluarga baruku," lanjut Wildan.

•••

DUA KELUARGA [Lisa ft Haruto]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang