Teriakan Risa masuk ke telinga kanan Wildan, lalu keluar dari telinga kiri. Wildan tak peduli pada apa yang telah Risa katakan. Dia malah membalas, "Sejak awal, menikah denganmu adalah sebuah kesalahan. Lalu Haikal adalah buah dari kesalahan itu sendiri!"
"Setiap aku pergi mengunjungi rumah, aku selalu tak betah tinggal di sana. Hal itu disebabkan karena kau sangat kekanakkan dan gampang memperdebatkan semua hal kecil. Semua ocehanmu itu jelas membuat kupingku panas!"
"Haikal bukan anak kecil lagi, dia bisa mengurus dirinya sendiri."
"Sekarang, aku sudah memiliki keluarga baru. Jadi jangan ganggu keluargaku. Lagi pula aku tak pernah memintamu, untuk mempertahankan pernikahan ini. Jika ingin bercerai, aku pasti sudah mengabulkannya sejak dulu," jelas Wildan.
Tiba-tiba bibir Risa tak bisa berkata-kata lagi. Bola mata wanita itu berair. Dia hampir menangis, jika tidak segera menengadahkan wajahnya ke atas langit. Risa tak ingin menangis di sini, tapi perkataan sang suami membuatnya terluka. Siapa Ibu yang tak sakit hati, jika suaminya mengatakan, buah hati keduanya adalah sebuah kesalahan?
"Kau tinggal bercerai, dan memulai hidup baru," pesan Wildan sebelum pergi meninggalkan Risa tanpa dosa sedikit pun.
Bagaimana bisa Wildan mengatakan hal itu? Sedangkan Risa saja, masih trauma dengan pernikahan pertamanya. Selama ini Risa mencoba kuat, hanya untuk keutuhan keluarga anaknya. Namun, kali ini? Risa tak bisa menahan rasa sakit lebih lama lagi. Wanita itu menangis, bersamaan dengan setetes air hujan yang mengenai pipinya.
Ketika hubungan ayah dan anak, sudah dianggap tak penting. Karena sang ayah telah menjalin hubungan dengan keluarga barunya. Apa hubungan keluarga masih bisa berlaku, untuk Haikal dan Wildan?
Risa mencoba mengusap air mata yang membasahi wajahnya. Namun, sekeras apa pun dia berusaha, air itu tetap keluar tanpa berniat berhenti. Rasa sakit di hati Risa terlalu berat. Dia lemah, tapi harus berpura-pura kuat sampai saat ini. Haruskah dia bercerai dan mengatakan semua kebenaran pada Haikal?
Bagaimana jika Haikal tak terima hal ini? Mendengarkan gosip tentang ayahnya menikah lagi saja, sudah membuat Haikal sakit hati. Apalagi jika remaja itu tahu, jika ucapan para penggosip adalah fakta.
Air mata di pipi Risa bercampur dengan air hujan. Lambat laut, tetesan air hujan mulai membesar. Risa berusaha untuk berlari, mencari tempat berteduh. Namun, ketika dia ingin melangkah menuju sebuah toko, tiba-tiba sebuah payung besar terjulur ke atas kepalanya.
Risa terdiam, dia tidak merasakan tetesan air berjatuhan ke atas kepalanya lagi. Padahal Risa masih bisa mendengar suara air hujan yang berjatuhan dari atas genting. Hal itu membuat Risa mengernyitkan kening. Perlahan, wajahnya terangkat untuk menatap ke depan. Dia memelototkan mata, melihat Kian sudah berada tepat di hadapannya.
"Pak Kian," gumam Risa.
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
DUA KELUARGA [Lisa ft Haruto]
Romansa"Kenapa nama Ayah masih tertulis di dalam kartu keluarga?! Padahal dia sudah meninggalkan Ibu, demi berkeluarga dengan wanita lain!"