03

474 72 16
                                    



°°°


Berapa sudah umurmu? Entahlah kamu tidak pernah niat untuk menghitungnya, menurutmu umur bukanlah hambatan dalam hidup, pingganmu yang mudah encok ini sudah cukup menjelaskan sudah berapa umurmu.

"Ku pikir umur itu tidak penting..."

Kamu duduk di samping Gyomei di sisi engawa, dia sedang memainkan Shakuhachinya. Kamu suka mendengarkannya memainkan alat itu, melodi acak yang entah mengapa tetap enak untuk di dengarkan, Dia berhenti memainkan Shakuhachi lalu menoleh kepadamu.

"Begitukah?" nadanya cukup serius, kamu tahu jika Gyomei melanjutkan kata-kata nya dia pasti akan memberimu ceramah, jadi kamu pun dengan cepat mengganti topik.

"Dari pada anda bertanya soal umur saya mengapa tidak ajari saya memainkan Shakuhachi saja?", kamu menggeser dudukmu untuk menutup jarak antara kamu dan Gyomei. Kamu tidak pernah memainkan alat musik sebelumnya, jadi kamu penasaran bagaimana perasaan saat memainkan benda bermelodi.

"Tiuplah langsung ke dibagian ini"
kata Gyomei menunjuk bagian ujung Shakuhachi, saat bibir mu ingin meniup benda itu kamu langsung tersadar akan sesuatu.

Ciuman tidak langsung!.

Pipimu merona dengan sempurna, sebelum bibirmu benar-benar menyentuh ujung Shakuhachinya kamu membeku sejenak membayangkan bibir suamimu. Kamu belum pernah ciuman dengannya sebelumnya, jadi kamu bertekad tidak akan menyesali ini, dengan sengaja bibirmu pun menyentuh ujung Shakuhachinya.

Bukan untuk meniup tapi memang niat ciuman tidak langsung, kamu berharap dia tidak menyadari apa yang sedang kamu lakukan, karena kalau dia tahu itu akan sangat memalukan. Kamu akhirnya meniup benda itu, jari-jarimu bergerak untuk memainkan Shakuhachi dengan nada yang tidak konsisten, tapi tidak apa yang penting kamu berhasil membuatnya bersuara.

Disisi lain, Gyomei itu buta, dengan memakai indra nya tanpa harus melihat pun dia tahu apa yang sedang kamu lakukan, bibir merah muda itu menyentuh Shakuhachinya. Istrinya yang cantik memberikan ciuman kepada shakuhachi dan itu membuat jantung dan paru-paru nya terasa sesak, Gyomei untuk pertama kalinya merasa cemburu, ya pada sebuah benda.

"Hm..aku memang tidak pandai memainkan alat musik apapun yah..", kamu berhenti memainkannya lalu mengembalikan Shakuhachi ke Gyomei.

"..Tidak apa-apa..kamu bisa belajar lebih banyak lain kali", kamu menyadari nada Gyomei terdengar agak berat karena kesal, itu bisa dilihat dari ekspresinya yang berubah meski dia terlihat berusaha menutupinya.

"Hm..be-benar..mungkin aku akan mencoba biwa atau shamisen.."

Dan Gyomei pikir tidak masalah, selama itu bukan bukan Shakuhachi atau alat menyentuh bibir lainnya. Setelah hari itu, Kamu bingung mengapa ia tidak menginginkan kamu memainkan Shakuhachi lagi, dia menolak memberi alasan membuatmu semakin khawatir dan bingung.

.

Pasangan pria buta dan wanita sempurna mungkin bisa menjadi judul yang cocok untuk kisah kalian bedua, Gyomei tidak bisa melihat wajahmu, dan kamu tidak bisa melihat kekurangannya, Gyomei bisa mengetahui perasaanmu tapi kamu tidak dapat mengetahui perasaan Gyomei sebenarnya.

"kamu bisa merasakan wajahku? Bisakah kamu menggambarkannya dalam pikiranmu?"

kamu berbinar-binar dan antusias ketika memegang kedua tangan Gyomei untuk diletakkan ke pipimu. Gyomei memejamkan matanya lalu tersenyum merasakan kulit lembutmu di telapak tangannya yang kasar.

"Izinkan aku menyentuhmu.." katanya

"Tentu", Dia selalu begini, meminta izin untuk menyentuh kulit wanita yang nyatanya sah untuknya seorang,yaitu istrinya. Meski begitu, kamu tidak akan mempermasalahkan hal tersebut karena Gyomei memang tipe pria yang sopan.

FIDELITY WIFE'S - Himejima GyomeiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang