About Love – Part 9
“sudah selesai?” tanya harry ketika ngeliat gue yang masih terdiam memandangi ke-akrab-an mereka berdua. “oh., eh., i.. iya.. udah kok..” ucap gue gelagapan.
Kita berdua pun pergi, oh ralat., maksud gue kita bertiga- pergi ke mall karna clara –seperti biasa- meminta beli boneka. Entah udah berapa banyak boneka yang bermacam jenis berdiam di kamarnya. -.-
“clara mau boneka yang mana?” tanya harry ketika kami bertiga sudah ada di sebuah toko yang di’isi dengan ratusan boneka.
“mau yang itu!” clara menunjuk ke boneka teddy yang sangat besar berwarna biru.
“tapi clara kan udah punya, sayang..” ucap gue dengan lembut ke clara.
“tapi yang dirumah warnanya pink.” Ucap clara sambil memanyunkan bibirnya.
“tapi kan sama aja?” gue berusaha sabar.
“aku mau yang itu!!!” clara sedikit berteriak dan ngambek. Ahhh, selalu.
“yaudah.. kalo emang mau yang itu, kita beli. Ok?” ucap harry sambil tersenyum.
“yeeaaayyy!” seru clara kegirangan.
“trus mau yang mana lagi?” harry menggendong clara untuk melihat semua boneka yang ada di toko itu. Berbagai macam boneka ada disana. Mulai dari toko kartun, binatang, dan lainnya. Banyak juga Barbie yang dipajang disana.
“aku mau ituuuuu!” ucap clara kegirangan sambil menunjuk ke arah sebuah box besar yang berisi satu paket boneka Barbie. Ada 5 boneka disana. Lengkap dengan rumah & kamarnya. Ada juga lemari, tempat tidur, berbagai macam pakaian, cat untuk rambut boneka itu dan berbagai jenis rambut tentunya. Benar benar lengkap.
“ahh. Ya. Itu keren!” ucap harry lalu mengambilnya. “apakah sudah cukup?” lanjutnya.
“ya. Kurasa cukup!” seru clara dengan sangat girang.
Mereka berjalan ke kasir dan membayarnya. Gue Cuma ngikutin mereka dibelakang. Bener bener ga dianggap!
Kita bertiga berjalan menuju parkiran. Dan langsung dihadiahin pandangan aneh dari orang orang. WTF?
“kita mau kemana lagi?” tanya clara.
“London eye!” ucap harry.
“Thames River!” gue yang ga mau kalah langsung ngucapin tempat yang paling gue suka.
“London Eye!” seru harry tak mau kalah.
“Thames River!” seru gue yang jelas jelas lebih gamau kalah.
“London Eye!”
“Thames River!”
“London Eye!”
“Thames River!”
“London Eye!”
“Thames River!”
“tuh kan pa. apa mama bilang. Pasangan yang nikah muda itu kerjaannya berantem terus. Liat aja tuh, anaknnya Cuma bisa diem liat kelakuan orang tuanya yang kayak anak kecil.” Terdengar suara seorang wanita dengan nada mengejek. Gue langsung mencari sumber suara itu. Dan benar saja, ada seorang wanita paruh baya yang berlagak sangat sombong. Gue yang ga terima di bilang gitu, langsung cari akal buat bales tuh orang.
“clara… nanti kalo Clara udah besar, jangan jadi orang yang suka sok tau urusan orang lain yah. Jangan cerewet juga. Apalagi ngatain orang nikah muda padahal engga. Terutama jangan berlagak sombong.” Ucap gue sambil menekankan kata ‘sok tau’ , ‘cerewet’ , dan ‘berlagak sombong’. Dan seketika itu juga, dia langsung natap sinis ke gue.
“huh.. dasar.. nikah muda aja sombong..” balasnya dengan sinis… “paling hamil diluar nikah.” Lanjutnya dengan nada ketus. WTF? Ni orang beneran keterlaluan. “iya ma. Masa masih semuda itu anaknya udah umur 4 atau 5 tahunan..” lanjut suaminya. Sialan ni orang! Suami sama istri sama aja…
“clara. Ntar jadi orang ga boleh ngomong kasar gitu yah. Ga boleh berprasangka buruk juga sama orang lain. Karna orang yang kayak gitu adalah ORANG YANG TIDAK BERPENDIDIKAN dan SEBANGSA SETAN! Oke?” ucap gue lagi. Clara yang ngedengerin omongan gue Cuma manggut manggut.
“iya clara. Orang kayak gitu ga boleh ditiru. Cuma malu malu-in” kali ini harry yang angkat bicara. Mungkin dia juga sama keselnya kayak gue.
“sekarang mending clara pilih. Clara mau ke London Eye atau Thames River? Ntar kakak, sama kak harry bakal nurut deh..” lanjut gue sambil menekankan kata ‘kakak’.
mereka berdua hanya terdiam dan menunduk malu. Ya iyalah, udah salah malah ngotot. Rasain tuh! Kita bertiga –gue, harry dan clara- langsung masuk ke mobil. Tapi sebelumnya, gue menghadiahkan mereka tatapan tajam andalan gue buat peringatan ke mereka.
“kita mau kemana nih?” tanya harry yang masih tetap focus ke jalan yang ada di depannya.
“clara laperr.. kita makan yahh?” ucap clara sambil memasang puppy face nya.
“okay!” jawab harry. Sedangkan gue, Cuma diem aja. Gue gatau harus ngapain. Tiba tiba aja gue ngerasa aneh dan sedikit kikuk. Gue, harry dan clara memang udah keliatan kayak keluarga bahagia.
skip-
kita udah sampe di salah satu restoran yang ga terlalu jauh dari mall. Kita pesen makanan, ngobrol, bareng, dan becanda bareng. Dan hal itu membuat kami menjadi pusat perhatian. Semua mata tertuju ke arah kami yang sedang asyik sendiri.
“ahh.. sayang… ntar kalo kita menikah, semoga bisa kayak mereka yahhh..” ucap seorang cwe yang ngga jauh dari meja kami. Dia berkata dengan nada manja dan menghadap pacarnya.
“pastinya.. mereka keluarga yang bahagia. Kita juga harus dongg..” balas pacarnya yang juga memandangi kami. Sekilas gue melirik ke arah harry. Kita berdua sama sama bingung. Apa segitu dekatkah kami? Sampe rang orang ngira kalo gue udah nikah? Gue masih 16 tahuuuuunnnnnnn!
“oh… anaknya imut bangett.. namanya siapa??” ucap seorang wanita paruh baya yang menghampiri meja kami.
“pantes dong anaknya imut.. mom sama dad nya aja cantik dan ganteng.” Ucap temannya yang juga seorang wanita paruh baya.
“clara tante..” ucap clara dengan polos.
“wahhh… kalo senyum tambah cantik yahh…” ucap wanita itu lagi..
“makasihh..” ucap clara.
“ya tuhan.. apa lagi ini?” ucap gue dalam bahasa Indonesia yang tentunya mereka ga ngerti.
“kamu bilang apa?” ucap wanita itu dalam bahasa inggris.
“oh, no.. nothing..” jawab gue sambil tersenyum.
“yaudah.. kita duluan yah.” Wanita itu tersenyum lalu pergi. “oh ya, jaga istrimu baik baik.” Dia berbalik dan menatap harry dengan senyuman. Harry hanya mengangguk. Apa maksudnya????
KAMU SEDANG MEMBACA
About Love
FanficCharolette Evans. Cwe cantik berambut Brunette yang biasa disapa dengan sebutan ‘Carly’ ini baru aja pindah ke London karna tuntutan pekerjaan ayahnya. Rumah barunya di London memberikan warna tersindiri di kehidupannya terutama tentang cinta. Begit...