Jangan Lupa VotMen(⊃。•́‿•̀。)⊃
Mulut Daffa menganga saat melihat seorang wanita cantik memasuki ruangan, matanya berbinar melihat kecantikan wanita itu, Wanita itu memiliki tubuh yang tinggi, kulit putih dengan rambut coklat panjang bergelombang dan jangan lupakan wajah cantiknya, memakai gaun rumahan dengan lengan panjang.
"Why is Mama's baby so fussy?" Ujar wanita itu dengan senyum dibibirnya.
'Cantiknyaa' Daffa terpana dengan kecantikan wanita itu, dia dengan sekuat tenaga menahan bibirnya untuk tersenyum, mencoba mempertahankan tampang marahnya. dalam hati merutuki dirinya yang gampang blushing gara-gara melihat cewek cantik.
Daffa mendongak saat wanita itu berhenti disampingnya, dia agak menundukkan badannya melihat Daffa, saat Daffa menatap wanita itu, Wanita itu langsung tersenyum padanya, membuat Daffa langsung salah tingkah, semburat merah muncul dipipinya, dia tanpa sadar memalingkan wajahnya dan bersembunyi dibahu Papa.
Kedua orang dewasa itu lantas terkekeh gemas melihat tingkah Daffa yang menurut mereka menggemaskan sekali. Mereka gemas melihat tingkah Daffa yang malu-malu. Tingkah lucu Daffa bahkan membuat marah Papa langsung hilang.
"Kenapa bayi Mama lucu sekali sih" tangan wanita itu mengelus rambut Daffa dengan pelan.
"Mm" Daffa bergumam menolak saat dia dibilang menggemaskan. Kepalanya menggeleng pelan di bahu Papa. Membuat kedua orang terkekeh lagi.
"Baiklah bayi Mama tidak lucu, tapi menggemaskan, Sangat Menggemaskan!" Tangannya tidak lagi mengelus rambut Daffa, dia memegang kepala Daffa dan membuatnya menoleh kearahnya. Wajah Daffa semakin memerah.
"Nggak!" Daffa berujar dengan keras.
"Gue gak gemesin! Kenapa kalian selalu nyebut gue bayi?! Gue bukan bayi Sialan!"
Mereka berdua terkesiap mendengar suara keras Daffa, raut wajah mereka bahkan berubah.
"Allan, kamu adalah Bayi-" Ucapan Papa terpotong oleh perkataan Daffa.
"Siapa Allan! Gue Daffa! Bukan Allan!" Daffa berujar marah , lalu kembali memberontak dipangkuan Papa. Tangan dan kakinya mencoba memukul dan menendang Papa.
"Akh" Daffa memekik kaget saat dagunya dicengkeram erat oleh seseorang, dia menoleh, dan melihat bahwa wanita itu yang mencengkram dagunya, wajahnya tidak lagi tersenyum lembut melainkan tergantikan dengan tatapan dingin. Daffa mencoba melepaskan tangannya dari dagunya
"Kamu adalah bayi, Allan. Dan seterusnya akan begitu, Kamu tidak boleh menyangkal lagi bahwa kamu bukan bayi, sekarang kamu adalah bayi, Bayi kami" sorot mengancam wanita itu membuat Daffa merasa terintimidasi.
'Nggak! Ini nggak bener! Sama sekali nggak bener! Gue nggak mau diperlakuin kayak bayi, pokoknya apapun caranya gue harus bisa melarikan diri dari sini, harus!' batin Daffa resah.
Maaf ya pendek lagi(⊃。•́‿•̀。)⊃