03. Cheesecuit Tragedy

77 26 15
                                    

— a sign and a piece of a cheescuit.
an original story, written by deen.

...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...

Setiap hari akan selalu ada hal yang tak terduga. Entah bahagia atau luka, manusia harus siap menghadapinya
...

   Bunyi nyaring bel yang terpasang di belakang pintu toko berbunyi untuk yang terakhir kali, sebab sang pelanggan telah pergi meninggalkan toko dengan menenteng sebuah paper bag yang berisikan dua kotak cheesecuit berukuran medium rasa matcha, dengan wajah gembira.

   Jam dinding baru menunjukkan pukul setengah delapan pagi, namun lemari pendingin milik Moza sudah bersih dari tumpukan kotak cheesecuit dan kue berry. Gadis itu bertanya-tanya, mengapa orang-orang rela datang kemari untuk membeli cheesecuit dibandingkan sarapan nasi bersama keluarga?

   Bahkan Moza sempat berpikir jika itu semua merupakan ulah Juan yang mempromosikan jualannya ke internet, mengingat kembali percakapan keduanya tempo hari. Jika benar, maka tolong ingatkan Moza untuk membalas kebaikan sahabatnya tersebut.

   Dengan semangat Moza mulai menyiapkan bahan-bahan untuk membuat cheesecuit. Tak lupa ia juga memutar lagu milik 1 I'Am yang berjudul A Beautiful You lewat televisi barunya yang lengkap dipasangi Wi-Fi dan pengeras suara.

   Gadis itu bersenandung mengikuti irama walau sama sekali tak hapal lirik lagunya. Sejak semalam, Mozq sibuk membuat playlist lagu dari beberapa album milik 1 I'Am untuk di setel saat ada pelanggan yang sedang menunggu pesanan buketnya siap atau ingin makan cake di tempat.

   Ya, sebenarnya toko milik Moza merupakan toko bunga, maka dari itu diberi nama 'Moja Bouquet'. Namun, karena kurangnya minat dari pelanggan dalam membeli bunga, akhirnya membuat Moza mengubah strategi dengan menambahkan cheesecuit dan blueberry cake pada papan menu yang ia panjang di kaca toko.

   Sejak saat itu, tokonya mulai didatangi banyak orang yang penasaran dengan blueberry cake miliknya. Hal itu didukung dengan konsep toko milik Moza yang nyaman dan indah dipandang mata. Membuat siapapun yang datang merasa betah bahkan saat diminta bersabar untuk mendapatkan pesanannya.

   Sudah hampir dua jam lamanya Moza berkutat di dapur. Gadis itu meregangkan tubuhnya yang terasa pegal, sebab terlalu lama duduk dan membungkuk. Ia berjalan ke arah lemari pendingin guna menyusun kotak cheesecuit, mulai dari ukuran mini, medium, hingga besar, diikuti dengan satu loyang kue bluberry di laci nomor dua.

   Moza tersenyum senang saat melihat lemari pendinginnya penuh oleh makanan. "Sumpah pegel banget ini pundak, nyantai dulu kali ya, di depan?"

A Sign and A Piece of A CheesecuitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang