02. Apology

75 26 24
                                    

- a sign and a piece of a cheescuit.
an original story, written by deen.

...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...

   Cahaya putih kekuning-kuningan menembus tebalnya jendela kaca toko bunga dan cafe milik Moza. Menyalurkan hangat sinar matahari pagi bagi sang pemilik toko yang masih saja duduk termenung di kursi depan pintu masuk. Gadis itu tengah menanti kedatangan Juan, sang sahabat yang sudah dimintainya tolong untuk memasang sebuah televisi berukuran mini di dinding belakang meja kasir, sembari menyesap secangkir cappuccino hangat.

   Jalanan yang masih basah sebab terkena air hujan semalaman penuh menimbulkan bau yang khas, oleh sebab itu Moza mengenakan cardigan untuk menghangatkan tubuhnya. Kedua matanya lantas menangkap plat mobil yang sudah ia hapal di luar kepala. Mobil itu milik Juan, sahabatnya.

   Sosok lelaki berperawakan tinggi dengan balutan kaus hitam lengan panjang yang ditekuk sampai siku itu keluar dari mobil. "Gue lama, ya?" Buru-buru ia membuka kap belakang mobil untuk mengeluarkan kotak televisi yang dipesan oleh Moza semalam.

   Beberapa motor kemudian ikut parkir di depan toko milik Moza. Dari seragamnya saja, Moza bisa tahu kalau mereka adalah tukang yang dipanggil oleh Juan untuk memasang antena dan televisi.

   "Masuk saja, Pak," Moza membuka pintu toko lebar-lebar, dengan sopan mempersilahkan para tukang untuk masuk ke dalam. "Gue bikinin kopi kali ya, buat mereka?" Tanya Moza kepada Juan, yang dihadiahi gelengan pelan dari lelaki itu.

   "Gue udah pesan online, biar lo nggak cape nyuci-nyuci. Nanti tinggal terima aja."

   Moza tertawa pelan dan tetap berjalan masuk, berniat untuk mengambil sekotak cheesecuit yang ada di lemari pendingin, untuk diberikannya kepada Juan.

   "Moza! Gue serius tahu!" Juan bicara agak keras. Dirinya benar-benar tak mau Moza kelelahan.

   Semenit kemudian, gadis itu kembali menghampiri Juan yang tengah duduk di kursi depan toko, dengan membawa sekotak cheesecuit dan sebuah sendok. Diliriknya cangkir kopi miliknya di atas meja yang telah tandas. Moza memutar bola matanya sebal. "Bocor kali, ya cangkir kopi gue? Kayaknya tadi masih penuh tuh, ini udah kosong aja," sindirnya sembari memberikan sekotak cheesecuit itu kepada Juan.

   "Tadi cuma gue minum dikit, by the way makasih ya buat cheesecuitnya! Favorit gue banget nih yang cokelat."

   "Nggak nanya."

   "Nggak jawab juga kok, gue."

   Keheningan tercipta diantara mereka berdua, Moza sibuk menatap ke arah jalanan yang mulai ramai oleh kendaraan, sementara Juan sibuk menghabiskan sekotak cheesecuit pemberian Moza.

A Sign and A Piece of A CheesecuitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang