07. Jean dan Misi Penyamaran

56 22 13
                                    

— a sign and a piece of a cheescuit.
an original story, written by deen.

...

Orang yang sedang jatuh cinta selalu punya berbagai macam cara untuk bertemu dengan sang pujaan hati.
...

Orang yang sedang jatuh cinta selalu punya berbagai macam cara untuk bertemu dengan sang pujaan hati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

   Langit malam hari ini tampak cantik dibanding malam-malam sebelumnya. Sang purnama tak tampil sendirian, namun ditemani oleh ribuan bintang di sekelilingnya, dari yang paling besar hingga yang kecil, dari yang paling terang hingga yang paling redup.

   "Moza tahu tidak, kalau cahaya dari bintang yang kamu lihat sekarang itu, pada kenyataannya adalah bias cahaya yang sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu?" Malahayati, sang oma berucap sembari mengusap surai gelap milik cucu perempuannya dengan sayang.

   Moza menggeleng pelan, kedua sudut bibirnya terangkat ke atas, menampilkan deretan gigi mungilnya yang lucu. Malahayati tersenyum hangat, dirangkulnya Moza dengan erat.

   "Cahaya bintang itu butuh waktu ribuan tahun untuk merambat dan akhirnya sampai ke bumi, Moza. Jadi saat kita berdua melihat bintang sekarang ini, sama saja kita seperti melihat masa lalu." Kedua mata Moza mengerjap sebab takjub. Omanya yang satu ini selalu punya cerita-cerita yang menarik untuk dibagikan kepada cucu-cucunya.

   Setelah mendengar kabar bahwa cucunya sempat masuk rumah sakit karena jatuh pingsan, Malahayati langsung memesan taksi saat itu juga. Maka di sinilah mereka berdua sekarang. Duduk-duduk santai di atas karpet berukuran sedang, yang digelar di bawah pohon ceri yang rindang, bersantai sambil menikmati segelas teh hangat dan sepiring bakwan jagung lengkap dengan cocolan saus cabai.

   Malahayati menatap pergelangan tangan cucunya dan tersenyum kecil, sebelum pada akhirnya ia raih juga dan berkata. "Senang rasanya jika dia sudah bertemu dengan pemiliknya," ucapnya dengan lirih.

   Moza menoleh. "Kenapa, Oma? Nggak kedengeran." Malahayati menggeleng dan kembali menatap ke arah langit dengan senyuman yang makin merekah.

   Yasmin keluar dari dalam rumah dengan membawa secangkir teh miliknya. Wanita itu baru saja selesai dari acara menggosoknya—buru-buru menyusul anak serta ibunya ke depan.

   "Itu gelangnya kemarin habis hilang, Bu. Untung aja ketemu," ucap Yasmin saat duduk di antara mereka berdua, meraih sebuah biskuit yang kemudian ia celupkan ke dalam teh sebelum dimakan. "Dibalikin sama pacarnya."

   Malahayati menggeleng dengan senyum yang masih sama, membuat Moza penasaran dengan apa yang tengah dipikirkan oleh Omanya. "Oma kenapa sih, kok senyum terus dari tadi?"

   "Sama seperti Oma, kamu dan dia juga akan tersenyum terus sampai tua, Moza." Tanpa disadari, samar-samar cahaya keluar dari tanda lahir dipergelangan tangan Moza.

A Sign and A Piece of A CheesecuitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang